Bantu Pengusaha Ultra Mikro, Pusat Investasi Pemerintah Bikin Program Inkubasi

Program inkubasi UMi Pusat Investasi Pemerintah, akan berjalan selama 3-4 bulan dan akan diikuti oleh 55 debitur.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 26 Okt 2021, 14:10 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 14:10 WIB
FOTO: Mengunjungi Pameran Produk UMKM dalam Program Bangga Buatan Indonesia
Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Pemerintah mendorong sektor UMKM sebagai tindak lanjut dari program Bangga Buatan Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Investasi Pemerintah (PIP) memiliki berbagai program untuk membantu para pelaku usaha ultra mikro terus berkembang. Salah satu program tersebut adalah Inkubasi Ultra Mikro (UMi) yang dilakukan di dua provinsi yaitu di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Program inkubasi ini bekerja sama dengan dua lembaga inkubator yaitu Pusat Inkubator Bisnis Oorange Universitas Padjajaran dan Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya (BIIW-UB). Program ini merupakan bagian dari kampanye “Bersama Sahabat – UMi Bangkit” yang bertujuan memperkuat Ekosistem UMi dan membantu debitur UMi agar bisa tetap bertahan di masa pandemi.

Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah Ririn Kadariyah menjelaskan, peluncuran kampanye “Bersama Sahabat – UMi Bangkit," bermaksud memposisikan diri sebagai sahabat bagi para pelaku usaha.

"Kami menggandeng mitra-mitra yang juga sahabat kami untuk memberikan dukungan kepada para pelaku usaha termasuk salah satunya adalah melalui program inkubasi ini," tutur Ririn, dalam acara media gathering Inkubasi UMi yang digelar secara daring pada Selasa (26/10/2021).

Program inkubasi UMi PIP, akan berjalan selama 3-4 bulan dan akan diikuti oleh 55 debitur.

"Kalau kita berbicara mengenai para pelaku usaha, maka kita memahami bahwa ada beberapa tantangan atau hambatan yang mereka alami dalam menjalani usahanya, salah satunya adalah permodalan. Maka dari itu juga pemerintah menginisiasi program pembiyaan UMi, kemudian juga kapasitas sumber daya manusia, kualitas produk, legalitas usaha dan produk, serta aspek pemasaran," jelasnya.

Terlebih saat pandemi COVID-19, para pelaku usaha mengalami hambatan atau tantangan yang jauh lebih besar, kata Ririn.

"Karena dana yang kita salurkan juga merupakan bagian dari APBN, di mana APBN tahun 2021 ini temanya adalah 'Percepat Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi,' jadi apa yang kami lakukan juga merupakan langkah mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga para pelaku usaha nantinya akan cepat bangkit dalam menghadapi pandemi," ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Manajemen Keuangan

FOTO: Mengunjungi Pameran Produk UMKM dalam Program Bangga Buatan Indonesia
Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Pemerintah mendorong sektor UMKM sebagai tindak lanjut dari program Bangga Buatan Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ririn pun membeberkan materi yang diberikan selama program inkubasi UMi. Salah satunya adalah program materi soal masalah manajemen keuangan.

"Jadi seperti kita ketahui bahwa para pelaku usaha yang masih kecil itu biasanya belum melakukan pembukuan. Maka dari itu kita latih mereka untuk mencatat berapa modal biaya yang dikeluarkan setiap hari, berapa pendapatan yang diterima, dan dari situ berapa yang bisa disisihkan untuk konsumsi, dan sekiranya bila ada pinjaman maka berapa yang harus disisihkan yang harus dibayar untuk cicilan," papar Ririn.

"Karena saat usaha mereka berkembang, mereka harus memiliki keterampilan tersebut," ujarnya.

Adapun program yang memberikan materi terkait kualitas produk dan legalitas usaha, serta legalitas produk.

"Nanti juga didampingi bagaimana meningkatkan kualitas produk, seperti kebersihannya," beber Ririn, terkait materi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya