Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik hampir 5 persen pada perdagangan Senin di tengah harapan bahwa varian Omicron tidak akan memiliki dampak ekonomi yang terlalu merusak sehingga mendorong permintaan minyak. Saat ini beberapa penelitian melihat bahwa gejala Omicron hanya ringan saja.
Laporan dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa kasus Omicron wilayah tersebut hanya menunjukkan gejala ringan. Selain itu pejabat tinggi penyakit menular AS Anthony Fauci mengatakan kepada CNN bahwa varian ini sepertinya tidak membuat tingkat keparahan yang besar.
Otoritas Gedung Putih menyebutkan bahwa bahwa larangan masuk bagi warga negara asing dari delapan negara Afrika Selatan tengah dipertimbangkan kembali oleh penasihat kesehatan masyarakat Presiden Joe Biden.
Advertisement
Mengutip CNBC, Selasa (7/12/2201), harga minyak mentah Brent naik USD 3,20, atau 4,6 persen menjadi USD 73,08 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD 3,23 atau 4,9 persen menjadi USD 69,49 per barel.
Sebelumnya, kedua tolok ukur harga minyak tersebut turun selama enam minggu berturut-turut.
"Semua berita utama bullish hari ini," kata analis senior Price Futures Group Phil Flynn. “Momentum harga minyak naik tampaknya melompat kembali.”
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
OPEC+
Harga minyak Brent yang merupakan patokan global telah naik 38 persen di tahun ini yang didukung oleh pembatasan produksi yang dipimpin oleh kelompok produsen OPEC+.
Menteri Perminyakan Irak Ihsan Abdul-Jabbar mengatakan, harga minyak diperkirakan akan mencapai lebih dari USD 75 per barel. Dia menambahkan bahwa OPEC sedang mencoba untuk mengendalikan secara positif pasar energi.
Pada hari Minggu, Arab Saudi menaikkan harga jual resmi minyak untuk pengiriman Januari untuk semua kadar minyak mentah yang dijual ke Asia dan Amerika Serikat hingga 80 sen dari bulan sebelumnya.
Kelompok OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, pekan lalu memutuskan untuk terus meningkatkan pasokan bulanan sebesar 400.000 barel per hari (bph) pada Januari 2022.
Bahkan setelah penurunan harga yang didorong oleh kekhawatiran Omicron.
Minyak juga didukung oleh berkurangnya prospek kenaikan ekspor minyak Iran setelah pembicaraan tidak langsung AS-Iran tentang penyelamatan kesepakatan nuklir Iran 2015 terhenti pekan lalu.
Advertisement