Harga Minyak Cetak Rekor Tertinggi Dalam 2 Bulan

Harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,24 atau 1,5 persen menjadi USD 84,96 per barel.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 13 Jan 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak cetak level tertinggi dalam dua bulan pada perdagangan Rabu di tengah ketatnya pasokan dan meredanya kekhawatiran turunnya permintaan minyak mentah akibat merebaknya Covid-19 varian Omicron.

Dikutip dari CNBC, Kamis (13/1/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,24, atau 1,5 persen menjadi USD 84,96 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2 persen atau USD 1,62 dan diperdagangkan pada USD 82,84 per barel.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada hari Selasa mengatakan bahwa ekonomi Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia, harus menghadapi lonjakan COVID-19 saat ini dengan dampak yang diprediksi hanya berumur pendek dan siap untuk memulai kebijakan moneter yang lebih ketat.

Ekuitas, yang sering bergerak seiring dengan harga minyak, juga naik. Sementara dolar AS yang lebih lemah juga memberikan dukungan. Greenback yang lebih lemah membuat kontrak minyak berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya,

Negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC+ terus menahan produksi lebih dari 3 juta barel per hari (bph), sementara ekspor Iran dihambat dengan lanjutan sanksi AS.

Meskipun OPEC+ menaikkan target produksi setiap bulan, kesulitan teknis telah mencegah beberapa negara mencapai kuota produksi minyak mereka.

"Dengan asumsi China tidak mengalami perlambatan tajam, bahwa Omicron benar-benar menjadi Omi-gone, dan dengan kemampuan OPEC+ untuk meningkatkan produksi jelas terbatas, saya tidak melihat alasan mengapa minyak mentah Brent tidak dapat bergerak menuju USD 100 di Q1, mungkin lebih cepat," kata analis Oanda. Jeffrey Halley.

“Ada banyak hasil variabel dalam kalimat sebelumnya, ancaman terbesar adalah Omicron di China, India dan Indonesia," lanjut dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Margin Penyulingan

Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Sementara itu, margin penyulingan bahan bakar jet Eropa kembali ke tingkat pra-pandemi karena pasokan di kawasan itu mengetat dan aktivitas penerbangan global pulih.

Stok minyak mentah AS turun 1,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 7 Januari, kata sumber pasar, mengutip angka dari American Petroleum Institute (API).

Pada hari Selasa Administrasi Informasi Energi AS meningkatkan prospek permintaan minyaknya, memperkirakan bahwa permintaan AS akan naik 840 ribu barel per hari pada 2022, naik dari perkiraan sebelumnya untuk peningkatan 700 ribu barel per hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya