Liputan6.com, Jakarta - Realisasi investasi energi baru terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mencapai USD 1,51 miliar sepanjang 2021. Angka ini naik dari realisasi 2020 yang ada di angka USD1,36 miliar.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, realisasi tersebut bersumber dari bidang konservasi energi USD 0,01 miliar, bioenergi USD 0,34 miliar, aneka EBTKE USD 0,48 miliar, serta terdiri dari panas bumi USD 0,68 miliar.
"Alhamdulillah tahun ini juga terjadi capaian dari sisi konservasi energi sebesar USD 10 juta ya jadi secara total USD 1,5 miliar," kata Dadan saat konferensi pers, Senin (17/1/2022).
Advertisement
Dia menambahkan, untuk target realisasi di 2022 pihaknya menargetkan dua kali lipat daripada realisasi tahun sebelumnya. Di mana investasi tersebut diharapkan nantinya banyak masuk ke sektor panas bumi.
"Target 2022 angkanya adalah USD 3,9 miliar dan kita mengharapkan nanti banyak ke investasi yang berada di sektor panas bumi," katanya.
Jika dirincikan, untuk sektor panas bumi pemerintah menargetkan sebesar USD 0,95 miliar. Kemudian untuk aneka EBT USD 2,79 miliar, bioenergi USD 0,16 miliar dan konservasi energi USD 0,01 miliar.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Capaian Bauran EBT pada 2021 Hanya Naik 0,3 Persen
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok target bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 23 persen pada 2025. Namun, realisasinya hingga akhir 2021 baru mencapai 11,5 persen.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyampaikan capaian bauran EBT pada 2021 hanya naik 0,3 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 11,2 persen.
"Porsi bauran EBT untuk 2021, capaian kita di 2021 angkanya 11,5 persen. Naik dari posisi tahun 2020 dengan jumlah kumulatif 151,6 juta barel oil equivalent," terang Dadan dalam sesi teleconference, Senin (17/1/2022).
Sementara dari sisi penambahan, kapasitas terpasang untuk pembangkit listrik EBT yang on grid, termasuk PLTS atap angkanya 654,76 MW dari target 854,78 MW. Jadi, secara realisasi ini tercapai 77 persen.
"Ada proyek pembangkit yang alami penyesuaian dari sisi waktu, terutama terkait dengan masih isu pandemi," sambung Dadan.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement