Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok target bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 23 persen pada 2025. Namun, realisasinya hingga akhir 2021Â baru mencapai 11,5 persen.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyampaikan capaian bauran EBT pada 2021 hanya naik 0,3 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 11,2 persen.
"Porsi bauran EBT untuk 2021, capaian kita di 2021 angkanya 11,5 persen. Naik dari posisi tahun 2020 dengan jumlah kumulatif 151,6 juta barel oil equivalent," terang Dadan dalam sesi teleconference, Senin (17/1/2022).
Advertisement
Sementara dari sisi penambahan, kapasitas terpasang untuk pembangkit listrik EBT yang on grid, termasuk PLTS atap angkanya 654,76 MW dari target 854,78 MW. Jadi, secara realisasi ini tercapai 77 persen.
"Ada proyek pembangkit yang alami penyesuaian dari sisi waktu, terutama terkait dengan masih isu pandemi," sambung Dadan.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Biofuel
Dadan menceritakan, tambahan suplai bauran porsi EBT ini juga terjadi berkat kenaikan dari sisi pemanfaatan biofuel. Lalu juga kenaikan dari pembangkit listrik EBT yang on grid dengan PLN.
"Ada juga kegiatan-kegiatan terakit dengan PLTS atap, ada juga proyek-proyek yang ada di Kementerian ESDM, khususnya untuk PLTS rooftop di kementerian dan lembaga," paparnya.
Di saat yang sama, sebetulnya terjadi kenaikan juga pada sisi pemanfaatan energi yang bersumber dari minyak dan gas bumi (migas), khususnya yang menggunakan gas alam naik 16 persen.
"Batu bara sedikit naik, tapi BBM memang ada sedikit penurunan. Kalau itu semua diakumulasikan, pencapaian dari bauran EBT menuju 23 persen di 2025 sekarang adalah 11,5 persen," tutur Dadan.
Advertisement