Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun pada hari Selasa, terseret oleh dolar yang lebih kuat dan imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi. Investor mengalihkan perhatian mereka ke pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan untuk sinyal lebih lanjut tentang jadwal kenaikan suku bunga.
Dikutip dari CNBC, Rabu (19/1/2022), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1,814,34 per ounce pada pukul 12:00 malam. ET. Emas berjangka AS turun 0,2 persen menjadi USD 1,813,50.
Baca Juga
“Jika Fed menaikkan suku minggu depan, emas bisa melihat aksi jual di bawah USD 1.800. Tapi, itu akan menjadi level terendah sementara karena pasar akan tahu bahwa Fed berada dalam posisi yang buruk jika menaikkan suku bunga sebelum Maret," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Advertisement
Setelah kenaikan suku bunga pertama, harga emas dapat diperdagangkan dalam kisaran USD 1.780-$1.830, Haberkorn menambahkan.
Benchmark imbal hasil Treasury AS 10-tahun menyentuh puncak dua tahun, sementara dolar mencapai tertinggi enam hari di awal sesi, membuat emas mahal bagi pembeli luar negeri.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lindung Nilai
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan.
Membatasi kerugian emas batangan, indeks saham AS dibuka lebih rendah pada hari Selasa.
“Kami berada di jalur untuk hasil yang lebih tinggi sepanjang tahun yang akan membatasi kenaikan emas, tetapi kisah inflasi membuat emas terus berlanjut di sini,” kata Haberkorn.
Perhatian investor global tetap tertuju pada pertemuan Fed 25-26 Januari setelah para pejabat mengisyaratkan mereka akan mulai menaikkan suku bunga pada bulan Maret untuk mengekang inflasi.
Advertisement