Target Investasi Rp 1.200 Triliun, Menteri Bahlil: Ini Beban Berat

Naiknya target investasi di 2022 sebagai salah satu syarat pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5 persen. Mengingat kontribusi investasi untuk perekonomian nasional cukup besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2022, 20:20 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2022, 20:20 WIB
Bahlil Lahadalia
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah menargetkan investasi di 2022 mencapai 1.200 triliun. Angka ini naik 30 persen dibanding tahun sebelumnya. 

"Tahun 2022, target investasi kita Rp 1.200 triliun, ini beban besar," kata Bahlil dalam acara Penghargaan Capaian Realisasi Investasi Tahun 2021 kepada Kepala Daerah, Jakarta, Rabu (16/2/2022).

Naiknya target investasi tersebut kata dia sebagai salah satu syarat pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai level di atas 5 persen. Mengingat kontribusi investasi asing untuk perekonomian nasional cukup besar.

Untuk itu, Bahlil meminta para kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk bisa bekerja sama dengan pemerintah pusat. "Makanya kita butuh kerja sama yang baik," kata dia.

Khususnya dalam mendorong hilirisasi produk sumber daya alam Indonesia. Bahlil ingin, proses hilirisasi di daerah bisa didukung untuk menghasilkan nilai tambah. Dia tak mau ada lagi bahan mentah yang diekspor sebelum diolah di dalam negeri.

"Jangan ekspor barang mentah, kita hentikan tahun ini mulai dari nikel," kata Bahlil Lahadalia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indonesia Menuju Negara Industri

Bahlil Lahadalia
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Tahun ini akan ada pabrik CATL dan LG di Halmahera Timur yang akan mengelola nikel. Sebagian hasil hilirisasi tersebut akan diolah di kawasan industri Batang, Jawa Tengah. Hilirisasi tersebut merupakan upaya pemerintah dalam membangun ekosistem baterai mobil listrik.

"Kita bikin Indonesia sebagai negara industri," kata dia.

Dia menambahkan, langkah yang diambil Indonesia ini bukan tanpa resiko. Tidak sedikit negara yang menentang kebijakan yang diambil pemerintah ini, semata tak ingin melihat Indonesia menjadi negara maju.

"Banyak negara yang bikin Indonesia tidak maju, tapi kita harus kasih lampu hijau. Indonesia ini negara berdaulat, bisa bangun kebijakan dan kemandirian untuk negaranya," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya