Perajin Tahu dan Tempe Batal Mogok Produksi

Gakoptindo mengeluarkan surat edaran yang membatalkan aksi mogok produksi. Namun terdapat beberapa perajin tempe dan tahu yang sudah terlanjur menjalankan aksi mogok produksi sejak Jumat lalu.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Feb 2022, 11:14 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2022, 11:14 WIB
FOTO: Perajin Tempe di Tengah Lonjakan Harga Kedelai
Perajin memproduksi tempe di industri rumahan kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan mencatat harga kedelai impor mengalami kenaikan 0,8 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengeluarkan kembali surat edaran agar para perajin tahu dan tempe membatalkan aksi mogok produksi. Aksi ini mogok produksi tahu dan tempe ini rencananya berlangsung tiga hari mulai hari ini 21 Februari 2022 hingga 23 Februari 2022.

Namun meskipun ada surat edaran baru tersebut, terdapat beberapa perajin tempe dan tahu yang sudah terlanjur atau tetap menjalankan aksi mogok produksi. 

“Menyusul surat kami No: 007/Gakoptindo/1/2022 tanggal: 15 Januari 2022. Perihal Himbauan Untuk Tidak Mogok Produksi/Demo,” tulis surat himbauan yang ditandatangani pada Minggu 20 Februari 2022.

Pembatalan mogok produksi tersebut berdasarkan 4 hal. Pertama, sesuai hasil pertemuan koordinasi antara Pengurus Gakoptindo dengan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan pada 4 Februari 2022.

Kedua, hasil pertemuan Pengurus Gakoptindo dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pada 21 Januari 2022, dan rapat-rapat selanjutnya dengan Kementerian Pertanian.

Ketiga, berdasarkan hasil pertemuan dengan Direktur Perum Bulog tanggal 18 Februari 2022 di RTI Bogor.

Keempat, hasil koordinasi dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, pada 20 Februari 2022.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Janji Pemerintah

FOTO: Perajin Tempe di Tengah Lonjakan Harga Kedelai
Perajin memproduksi tempe di industri rumahan kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Harga kedelai impor naik dari Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 12.500. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

“Dengan ini kami menghimbau kepada seluruh Pengrajin Tempe Tahu di seluruh Indonesia, agar supaya Tidak Jadi Mogok Produksi & Dagang Tempe Tahu,” tulis keterangan surat himbauan.

Karena pemerintah berjanji akan membantu menyelesaikan masalah yang dituntut atau diusulkan oleh Pengrajin Tempe Tahu Anggota Kopti dan Gakoptindo dan Pemerintah akan memberikan bantuan agar harga kedelai yang dibeli oleh perjain Tempe Tahu Anggota KOPTI tetap terjangkau.

Surat himbauan tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin, Sekretaris Gakoptindo Hugo Siswaya, Ketua Puskopti Jawa Barat Asep Nurdin, Ketua Puskopti Jawa Tengah Sutrisno Supriantoro.

Kemudian, Ketua Puskopti Jawa Timur Sukari, Ketua Puskopti Banten Yoni A. Taufik, Ketua Kopti Kabupaten Bogor Sukhaeri, Ketua Puskopti Daerah Istimewa Yogyakarta Triharjono, dan Ketua Puskopti DKI Jakarta Sutaryo.


Sudah Mogok Sejak Jumat

FOTO: Perajin Tempe di Tengah Lonjakan Harga Kedelai
Perajin memproduksi tempe di industri rumahan kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan mencatat harga kedelai impor mengalami kenaikan 0,8 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dikofirmasi terpisah, Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) DKI Jakarta menyatakan telah menghentikan produksi sementara tahu dan tempe. Aksi tersebut dimulai hari ini 21 Februari 2022 hingga 23 Februari 2022.

“Sudah dilaksanakan terutama buat yang produksi tempe sudah tiga hari dari mulai hari jumat sabtu minggu, sudah tidak ada kegiatan merebus yang seharusnya buat tiga hari ke depan,” kata Sekjen Puskopti DKI Jakarta, Hedy Kuswanto, kepada Liputan6.com, Senin (21/2/2022).

Hedy menjelaskan karena beda dengan pembuatan tahu. Kalau tahu prosesnya membutuhkan waktu 6 jam dari kedelai sampai menjadi tahu, sedangkan tempe dari kedelai menjadi tempe bisa makan waktu 72 jam.

Oleh karena itu aksi mogok produksi telah dilakukan pada 18 Februari 2022 (Jumat) hingga minggu (20 Februari) 2022.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya