Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan memproyeksikan kenaikan harga kedelai terus berlanjut hingga memasuki bulan suci Ramadan 2022. Hal ini seiring terus meningkatkanya permintaan global yang tidak diimbangi dengan produksi yang memadai.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mencatat, per Maret 2022, harga kedelai telah menembus level USD 617 per ton.
Padahal, sebelum pandemi Covid-19 berlangsung harga tertinggi kedelai hanya mencapai USD 345 ton.
Advertisement
"Artinya kenaikan harga kedelai selama dua tahun pandemi itu cukup besar. Selama dua tahun ini kita lihat kenaikannya sangat besar sekali yaitu 92 persen," tuturnya dalam webinar ICMI, ditulis Sabtu (19/3).
Padahal, lanjut Oke, Indonesia masih bergantung terhadap kedelai impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Yakni, mencapai hingga 90 persen.
"90 persen kebutuhan kedelai itu dipenuhi dari impor," tekannya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bertemu dengan Importir
Untuk itu, Kemendag terus melakukan pertemuan dengan para importir guna mengantisipasi tren kenaikan kedelai dunia. Selain itu, Kemendag juga terus menyakinkan importir untuk tetap membeli kedelai agar dapat memenuhi kebutuhan domestik yang mencapai 240.000 ton per hari.
"Pemerintah juga telah melakukan komunikasi publik dan edukasi di masyarakat kemungkinan harga kedelai ini naik terus menyentuh puasa," tandasnya.
Advertisement