Target KUR Pertanian Rp 90 Triliun, Mentan Minta Petani Ikut Program Taxi Alsintan

Pertanian yang maju, mandiri, dan modern mustahil tercapai tanpa mekanisasi pertanian. Dengan intervensi teknologi dimungkinkan tercapai efisiensi di sektor pertanian.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 23 Mar 2022, 17:47 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 17:47 WIB
Gunakan Kalung Anti Virus Corona, Mentan Raker dengan Komisi IV
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengenakan kalung bertuliskan anti virus corona saat raker dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/7/2020). Rapat membahas program strategis kementerian dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi dampak COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong petani dan pelaku usaha pertanian untuk ikut dalam program Taxi Alsintan (Alat Mesin Pertanian) yakni penyediaan alsintan melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Ia menjelaskan program Taxi Alsintan digulirkan agar masyarakat mampu mengadakan alsintan secara mandiri, sehingga tidak lagi tertuju pada bantuan pemerintah melalui APBN.

"Salah satu inovasi yang kita dorong untuk mendukung kemajuan mekanisasi pertanian adalah program Taxi Alsintan. Melalui program ini, masyarakat bisa memiliki alsintan sendiri atau secara bersama-sama dengan pembiayaan melalui fasilitasi bantuan KUR pertanian," ujar Yasin Limpo saat membuka Training of Trainer (TOT) Sistem Pengelolaan Taxi Alsintan bagi widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian di Bogor, Rabu (23/3/2022).

Menurutnya, pertanian yang maju, mandiri, dan modern mustahil tercapai tanpa mekanisasi pertanian. Dengan intervensi teknologi ini dimungkinkan tercapai efisiensi yang bermuara pada pengurangan biaya produksi.

"Menghadapi kondisi yang terus berubah dengan ketidakpastian agar tidak tertinggal, dibutuhkan kemauan yang kuat dengan tidak mengandalkan anggaran. Dalam hal ini perlu diterapkan mindsetting agenda dan agenda intelectual," terangnya.

Ia membeberkan serapan KUR pertanian sangat membanggakan. Tahun 2020 mencapai 1,9 juta debitur dan realisasi kredit Rp 55,30 triliun (110,62 persen) dari target Rp 50 triliun. Pada tahun 2021 mencapai 2,6 juta debitur dan realisasi kredit Rp 85,61 triliun (122,31 persen) dari target Rp 70 triliun. Sedangkan target KUR pertanian tahun 2022 sebesar Rp 90 triliun.

Untuk mendukung percepatan realisasi program tersebut, TOT Sistem Pengelolaan Taxi Alsintan bagi widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian, diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas mereka.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Aplikasi Pelaporan KUR

Kementan
Salah satu program Kementerian Pertanian (Kementan) yakni pengadaan alat mesin pertanian (alsintan) yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) mendapat apresiasi dari Komisi IV DPR RI.

Program Taxi Alsintan dibagi menjadi dua aspek utama, yaitu mekanisasi dan pemanfaatan KUR, serta dalam menyusun serta menyampaikan bahan ajar tentang sistem pengelolaan Taxi Alsintan yang meliputi perencanaan, pengoperasian, pemeliharaan/perawatan, dan pemanfaatanAlsintan.

Selain itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) memanfaatkan berbagai kegiatan transfer of knowledge ataupun pemberdayaan, untuk melakukan sosialisasi tentang KUR pertanian sebagai salah satu alternatif pembiayaan yang tepat.

Saat ini, BPPSDMP bekerjasama dengan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, telah membuat Aplikasi Pelaporan KUR Pertanian yang terintegrasi dengan databaseSimluhtan, untuk diisi oleh Penyuluh, Petani, Petani milenial/DPM-DPA, serta P4S yang telah mengakses dana KUR.

Aplikasi ini bertujuan untuk mendata penyuluh, petani, petani millenial, dan P4S yang telah mengakses KUR, serta bermanfaat untuk mentracing alumni pelatihan dan dampak pelatihan yang melibatkan akses KUR untuk peningkatan usaha taninya.

Hingga per 22 Maret, pelatihan diikuti total sebanyak 13.586 peserta dari target 7.314 peserta. Pelatihan pelaksanaan pelatihan dengan metode hybrid, secara offline dan online, yang dapat diakses melalui LMS di seluruh UPT Pelatihan Pertanian, Kementerian Pertanian. (Achmad Sudarno)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya