Liputan6.com, Jakarta Kapal tanker Pertamina Prime yang dimiliki PT Pertamina International Shipping (PIS) sempat dihadang oleh aktivis Greenpeace di lepas pantai Denmark pada 31 Maret 2022 lalu.
Pencegatan yang dilakukann Greenpeace itu dilakukan untuk menggagalkan upaya transfer muatan antar kapal (ship to ship transfer) berupa 100 ribu ton minyak mentah Rusia, dari tanker Seaoath kepada Kapal Pertamina Prime.
Baca Juga
Pertamina Prime dibangun pada 2018 diluncurkan dengan pengapungan kapal untuk pertama kali ke air laut pada Selasa, 19 Januari 2021, di Kumamoto, Jepang.
Advertisement
Kapal berjenis Very Large Crude Carrier (VLCC) ini memiliki kapasitas 2 juta barel. Kapal Pertamina Prime ini merupakan kapal kedua tipe VLCC yang disiapkan untuk mendukung pengamanan pasokan kebutuhan feedstock kilang yang dijalankan oleh Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina.
Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS) Erry Widiastono dengan bidang usaha utama pelayaran atau pengangkutan laut, mendapat tugas sebagai supporting supply chain distribusi untuk pengangkutan kargo impor Pertamina dengan skema FOB (Free On Board).
“Pembangunan Kapal VLCC ini diharapkan dapat memacu Pertamina untuk makin berdaya saing, tidak hanya di sektor regional namun juga internasional,” ujar Imam.
Kapal VLCC tersebut memiliki kapasitas angkutan cargo sebesar 324,995 m3 dengan kondisi 95 persen dari kapasitas atau sekitar 2 juta barrel yang merupakan single screw driven single deck type crude oil tanker dengan panjang keseluruhan (LOA) 330 meter dan draft 29.35 meter.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keunggulan
Kapal VLCC ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain performa kapal memiliki kecepatan sebesar 16.9 knot yang diperoleh dari keunggulan desain kapal yang menggunakan teknologi Super Stream Duct.
Kapal VLCC mutakhir ini juga telah memenuhi requirement terminal modern di dunia dan memenuhi regulasi internasional antara lain IMO Global Sulphur Cap Annex VI Tier III untuk pembatasan emisi gas buang Sulphur Oxide (SOx) dan (NOx).
Kapal VLCC ini juga lebih efisien dalam penggunaan bahan bahan bakar dan penerapan konsep Eco-Green vessel (lower operation cost berbasis desain yang environmentally friendly) yang menjadikan kapal ini memiliki fuel oil consumption (FOC) sebesar 68.2 Metric Tonne/Day atau lebih irit sebesar 25% dibandingkan dengan kapal sejenis.
Advertisement