Gunung Anak Krakatau Naik Status Siaga Level 3, Ini Sederet Faktanya

Simak sederet fakta Gunung Anak Krakatau yang naik status menjadi Level 3 atau siaga.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 25 Apr 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2022, 16:00 WIB
Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau. (dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Anak Krakatau (GAK) di Serang, Banten naik status dari Level II Waspada menjadi Level III atau Siaga pada Minggu (24/4/2022).

Kenaikan status Gunung Anak Krakatau berdasarkan surat yang ditandatangani oleh Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono.

Surat bernomor 184.Lap/GL.05/BGL/2022 itu menerangkan tentang kenaikan status Gunung Anak Krakatau.

Diketahui bahwa letusan Gunung Anak Krakatau cukup sering terjadi sepanjang April 2022.

Berikut adalah sederet fakta Gunung Anak Krakatau yang naik status menjadi Level III, dirangkum  Senin (25/4/2022) :

Surat berisikan himbauan Badan Geologi

Surat terkait naiknya status Gunung Anak Krakatau menjadi Level III terhitung sejak Minggu 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.

Dengan surat itu, masyarakat, nelayan hingga wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari gunung berapi.

"Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau berada pada Level III atau Siaga, masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah aktif," demikian surat tersebut, dikutip pukul 21.00 wib, hari Minggu, 24 April 2022.

Gunung Anak Krakatau dalam kondisi rawan bencana

Dalam surat yang sama, Badan Geologi mengatakan potensi bahaya berdasarkan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berdiameter 2 kilometer, merupakan kawasan rawan bencana.

Kemudian berdasarkan data visual dan instrumental potensi bahaya, Gunung Anak Krakatau saat ini melontarkan material pijar dalam radius 2 kilometer dari pusat erupsi, namun lontarannya bisa menjangkau jarak yang lebih jauh lagi.

"Sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin dapat menjangkau kawasan yang lebih jauh," ujar Eko.

 

Badan Geologi Lakukan Antisipasi

Penampakan Volume Gunung Anak Krakatau yang Menyusut
Berbagai langkah antisipasi dan mitigasi akan terus dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dari Gunung Anak Krakatau.  Badan Geologi pun terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BPBD Banten dan Lampung hingga BMKG. Selain itu, masyarakat juga diharapkan tetap mengikuti instruksi dari pemerintah daerah maupun BPBD. "Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi Gunung Krakatau yang akan menyebabkan tsunami, serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa," terang Eko. Karakter letusan gunung  Deni Mardiono, petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Pasauran yang mengirimkan surat pemberitahuan menerangkan bahwa karakter letusan gunung tersebut berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara 1–6 tahun. Erupsi-erupsi ini menghasilkan abu vulkanik dan lontaran lava pijar serta aliran lava. Surat itu mengungkapkan, pemantauan sudah dilakukan sejak 1-24 April 2022 melalui pos pantau di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten, dan pos pantau di Kalianda, Lampung. Tinggi kolom hembusan sekitar 25-3.000 meter dari atas puncak. Arah hembusan tergantung arah angin, namun umumnya abu vulkanik mengarah ke Utara, timur laut, tenggara, selatan, barat daya, barat laut dan tenggara.  

Meningkatnya Aktivitas Gunung Anak Krakatau Selama April 2022

Begini Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau
Begini Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau

Kemudian berdasarkan pengamatan instrumental kegempaan selama 1-24 April 2022, ditandai dengan terekamnya 21 kali gempa letusan, 155 kali gempa hembusan, 14 kali harmonik, 121 kali gempa low frequency, 17 kali gempa vulkanik dangkal, 38 kali gempa vulkanik dalam, dan Tremor terus menerus dengan amplitudo 0.5-55 mm.

Lalu, terekam 2 kali gempa tektonik lokal, 6 kali gempa tektonik jauh dan 1 gempa terasa dengan skala I MMI.

"Energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real time seismic amplitude measurement) menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan meningkat tajam sejak 15 April 2022. Pengukuran deformasi dengan menggunakan Tilmeter yang dipasang di Stasiun Tanjung menunjukkan fluktuasi komponen X (tangensial) dan Y (radial).

Inflasi pada tubuh Gunung Anak Krakatau teramati sejak tanggal 18 April 2022 dan sedikit mulai intens teramati sejak tanggal 22 April 2022," demikian isi surat tersebut, dikutip Senin (25/4/2022).

infografis Status Gunung Berapi
infografis Status Gunung Berapi.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya