Harga Minyak Dunia Melonjak karena Jerman Tak Lagi Menentang Embargo ke Rusia

Perwakilan Jerman untuk Uni Eropa mengatakan bahwa Jerman tidak lagi keberatan dengan embargo penuh akan minyak dari Rusia.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Apr 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Penguatan harga minyak ini di tengah keluarnya laporan bahwa Jerman tidak lagi menentang embargo minyak Rusia.

Dengan langkah Jerman setuju untuk ikut masuk dalam langkah embargo minyak Rusia, maka diperkirakan pasokan di dunia akan semakin ketat.

Perwakilan Jerman untuk Uni Eropa mengatakan bahwa Jerman tidak lagi keberatan dengan embargo penuh akan minyak dari Rusia. Hal ini jika Rusia diberikan waktu untuk mengamankan pasokan alternatif. Hal ini dilaporkan oleh Wall Street Journal.

Artikel ini bermula ketika Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck pada hari Selasa mengatakan bahwa Jerman sebagai negara ekonomi terbesar di Uni eropa dapat mengatasi embargo Uni eropa atas impor minyak Rusia dan berharap menemukan cara untuk menggantikan minyak Rusia dengan pasokan lain.

Mengutip CNBC, Jumat (29/4/2022), harga mentah berjangka Brent naik 2,2 persen menjadi USD 107,59 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 3,3 persen menjadi USD 105,36 per barel.

Jerman sangat bergantung pada impor energi dari Rusia dan sebelumnya menentang larangan embargo penuh yang dijalankan oleh Uni eropa. Sebelum Rusia perang dengan Ukraina, minyak Rusia menyumbang sekitar sepertiga pasokan ke Jerman.

Sebulan yang lalu, menteri ekonomi Jerman mengatakan bahwa Jerman telah mengurangi ketergantungannya pada minyak Rusia hingga 25 persen dari impornya.

“Akibatnya, minyak dari dunia bebas akan menjadi lebih mahal, dan minyak Tirai Besi akan jatuh lebih jauh nilainya dan diskon lebih besar,” kataanalis dari Again Capital LLC di New York, John Kilduff.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perlawanan Rusia

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Rusia telah mulai menggunakan ekspor energi sebagai senjata menyusul tanggapan Amerika Serikat dan sekutunya atas invasi Moskow ke Ukraina.

Rusia telah mulai menggunakan ekspor energi sebagai senjata menyusul tanggapan Amerika Serikat dan sekutunya atas invasi Moskow ke Ukraina.

Rusia telah memotong pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria dan mencoba untuk mendorong Uni Eropa untuk mengadopsi sistem pembayaran gas baru yang melibatkan pembukaan rekening di Gazprombank di mana pembayaran dalam euro atau dolar akan dikonversi ke rubel.

dalam laporan Reuters dari data yang diperoleh dari Kementerian Ekoomi, produksi minyak Rusia bisa turun sebanyak 17 persen pada 2022. Hal ini terjadi karena Rusia menghadapi sanksi Barat.

 

Sentimen Lain

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Perlambatan pertumbuhan global karena harga komoditas yang lebih tinggi dan eskalasi konflik Rusia-Ukraina dapat semakin memperburuk kekhawatiran permintaan minyak.

Terlepas dari konflik Rusia dengan Ukraina, kelompok negara pengekspor minyak atau OPEC+ diperkirakan akan mempertahankan laju peningkatan produksi yang moderat ketika bertemu pada 5 Mei 2022.

Dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam dua dekade pada hari Kamis, didorong oleh kelemahan pada saingan utamanya, seperti yen dan euro. Dolar AS yang lebih kuat biasanya mendorong bearish untuk harga minyak yang dihargai dalam dolar AS. Hal ini karena kenaikan dolar ASmembuat harga minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Di Cina, Beijing menutup beberapa ruang publik dan meningkatkan pemeriksaan COVID-19 karena sebagian besar dari 22 juta penduduk kota itu memulai lebih banyak pengujian massal dalam upaya untuk mencegah penguncian seperti di Shanghai. Penguncian terbaru telah mengganggu pabrik dan rantai pasokan, meningkatkan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi negara itu.

Tetapi penyulingan minyak terbesar di Asia, Sinopec Corp, memperkirakan permintaan negara untuk produk minyak sulingan akan pulih pada kuartal kedua karena wabah COVID-19 secara bertahap terkendali.

Perlambatan pertumbuhan global karena harga komoditas yang lebih tinggi dan eskalasi konflik Rusia-Ukraina dapat semakin memperburuk kekhawatiran permintaan minyak.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya