Liputan6.com, Jakarta - Membaiknya ekonomi Indonesia belum diikuti oleh sektor properti. Hal ii terlihat dari tren harga properti sepanjang kuartal I 2022 masih stagnan. Tren harga yang stagnan ini diikuti turunnya suplai properti yang dipengaruhi oleh turunnya permintaan.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, dalam data Rumah.com Indonesia Property Market Index kuartal II 2022 menunjukkan tren indeks harga properti masih stagnan dengan kenaikan di bawah 1 persen secara kuartalan.
Baca Juga
"Tren negatif juga berlanjut pada indeks suplai, yang turun sebesar 0,3 persen secara kuartalan. Tren permintaan juga mengalami penurunan yang mungkin dipengaruhi oleh fokus konsumen pada Hari Raya Idul Fitri 2022," jelas Marine dalam keterangan tertulis, Senin (6/6/2022).
Advertisement
Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2022, indeks harga properti nasional terlihat stagnan pada kuartal I 2022, dengan kenaikan hanya sebesar 0,4 persen (quarter-on-quarter). Namun secara tahunan, tren ini masih menunjukkan kenaikan sebesar 5 persen.
Tren indeks harga properti tertahan terutama karena stagnansi harga apartemen dimana indeks harga apartemen belum bergerak sejak kuartal I 2021. Sementara itu, harga rumah tapak menunjukkan kenaikan 1,2 persen (quarter-on-quarter) dan 6 persen (year-on-year).
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tersebut memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 700.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sisi Pasokan
Sementara itu di sisi suplai, penyedia properti terlihat bersikap wait and see. Hal ini dipertegas oleh pergerakan indeks suplai properti nasional. Data Rumah.com Indonesia Property Market Index kuartal II 2022 menunjukkan bahwa indeks suplai properti nasional pada kuartal I 2022 turun sebesar 0,3 persen (quarter-on-quarter) namun naik tipis sebesar 5 persen secara tahunan.
Dari sisi konsumen, permintaan untuk properti hunian pada kuartal I 2022Â juga turun sebesar 1,7 persen (quarter-on-quarter). Turunnya permintaan pada kuartal pertama tahun ini disebabkan oleh turunnya permintaan dari sektor rumah tapak.
Kenaikan permintaan terhadap apartemen sendiri belum memengaruhi trend permintaan properti hunian secara keseluruhan karena 93 persen permintaan adalah permintaan terhadap rumah tapak.
Secara keseluruhan, tren penurunan suplai maupun tren penurunan permintaan mungkin dipengaruhi oleh fokus konsumen yang melakukan mudik pada libur panjang Hari Raya Idul Fitri 2022 dan menjadi fokus utama pengeluaran masyarakat. Sehingga penyedia suplai tampak mengantisipasinya dengan menurunkan suplai properti.
Marine menjelaskan, fokus masyarakat tertuju pada perayaan Lebaran tahun ini, mulai dari mudik hingga belanja barang-barang konsumtif. Situasi ini menyebabkan aktivitas pencarian dan minat terhadap properti pun menjadi berkurang.
"Turunnya permintaan karena faktor musiman didukung data pencarian properti di Rumah.com dimana minat konsumen menengah ke atas tetap meningkat di tengah turunnya indeks permintaan terhadap properti. Pada kuartal pertama tahun ini, sebanyak 54 persen pencarian properti hunian di Rumah.com merupakan pencarian hunian kelas menengah atas dengan anggaran di atas Rp 1 miliar," kata Marine.
Â
Â
Advertisement
Apartemen
Di tengah turunnya indeks permintaan properti secara keseluruhan, indeks permintaan terhadap apartemen justru meningkat, terutama dari kelas atas di kawasan DKI Jakarta. Naiknya permintaan terhadap apartemen bisa disebabkan aksi investor yang ingin memanfaatkan harga apartemen yang cenderung stagnan dalam satu tahun terakhir.
Permintaan terhadap apartemen di DKI Jakarta meningkat baik secara kuartalan maupun tahunan pada kuartal pertama 2021. Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara menjadi wilayah dengan pertumbuhan permintaan tertinggi secara kuartalan dan tahunan.
"Rumah.com melihat meningkatnya permintaan terhadap apartemen didasari motivasi investasi. Harga apartemen yang stagnan dan cenderung turun dalam satu tahun terakhir menjadikannya menarik sebagai instrumen investasi, terutama untuk pasar sewa baik harian maupun bulanan. Selain itu, memiliki kondominium mewah di pusat kota juga menjadi tren bagi kalangan atas saat ini," jelas Marine.
Perkembangan tren apartemen di Jakarta Utara tak lepas dari pertumbuhan kawasan Pantai Indah Kapuk dan Pantai Indah Kapuk 2. Area ini memiliki kawasan bisnis dan komersialnya sendiri, serta tempat rekreasi pantai dan kuliner yang menjadikannya sebagai kawasan hunian yang ideal. Apalagi pengembang juga menggeser target pasarnya ke arah milenial, sehingga harga propertinya menjadi lebih terjangkau.
Sementara di area Jakarta Pusat, apartemen selalu menjadi incaran bagi para pekerja di kawasan bisnis Jakarta, khususnya di seputaran Sudirman-Thamrin. Maraknya jasa pengelola apartemen sewa harian dan bulanan dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan minat apartemen di tengah kota Jakarta ini.
Sedangkan area Jakarta Selatan masih menjadi kawasan eksklusif para pencari hunian. Konsumen hunian vertikal di kawasan ini didominasi pencari hunian untuk disewakan kembali ke ekpsatriat yang bekerja di kawasan bisnis TB Simatupang, Kuningan, hingga Sudirman, serta konsumen kondominium mewah.
Situasi ini menyebabkan apartemen dengan harga di atas Rp 4 miliar banyak dicari dimana berdasarkan data pencarian Rumah.com, sebanyak 33 persen pencari apartemen di Jakarta Selatan mencari apartemen mewah dengan harga di atas Rp 4 miliar.
Marine menyimpulkan bahwa situasi pasar properti pada kuartal pertama 2022 dipengaruhi oleh euforia Hari Raya Idul Fitri dan tradisi mudik, yang sempat terhalang dalam dua tahun terakhir. Para penyedia suplai, baik pengembang maupun penjual properti seken tampaknya menahan diri.
Â