Harga Emas Catat Pelemahan 5 Minggu Berturut-turut

Harga emas turun pada hari Jumat dan membukukan kerugian mingguan kelima berturut-turut. Pelemahan ini karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Jul 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2022, 08:30 WIB
harga-emas-dunia-2-130528c.jpg
Harga emas

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun pada hari Jumat dan membukukan kerugian mingguan kelima berturut-turut. Pelemahan ini karena ekspektasi kenaikan suku bunga yang cukup besar oleh Federal Reserve AS mendorong dolar dan mengikis daya tarik emas.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (16/7/2022), harga emas di pasar spot menguat menjadi USD 1.705,39 per ounce, tetapi turun sekitar 2 persen minggu ini. Emas berjangka AS juga turun 0,13 persen menjadi USD 1,703,6.

Dolar AS bertahan di level tertinggi dua dekade, membuat emas batangan lebih mahal bagi investor luar negeri. Emas terlihat jatuh bebas, dan biasanya pembeli akan menahan diri sampai harga menemukan dukungan yang layak, kata analis independen Ross Norman.

Dengan dolar AS yang mengalami reli epik, jelas bahwa investor melihatnya sebagai aset safe-haven 'go-to', kata Norman, menambahkan, ada “beberapa penebusan signifikan dalam ETF emas setiap hari karena likuidasi institusional lama,” tambahnya.

Dua pembuat kebijakan Fed yang paling hawkish mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka menyukai kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi bulan ini.

Sementara itu, penjualan ritel AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Juni.

 

Ada Kemungkinan Naik

harga-emas-dunia-3-130528c.jpg
Harga emas

Ada kemungkinan sedikit kenaikan harga selama support USD 1.670 menahan penurunan, kata Hareesh V, kepala penelitian komoditas di Geojit Financial Services, menambahkan bahwa peristiwa penting, bagaimanapun, adalah pertemuan FOMC berikutnya.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Pasar juga mempertimbangkan rencana UE untuk mengadopsi paket sanksi ketujuh terhadap Rusia, yang akan menambah larangan impor emas Rusia.

“Sanksi Uni Eropa terhadap emas Rusia akan memiliki dampak yang agak terbatas. Saya pikir langkah ini lebih merupakan isyarat. Kemungkinan Rusia akan dapat menemukan pembeli di luar UE dengan cukup memuaskan, ”kata Norman.

Di pasar emas fisik, pembeli di beberapa hub Asia tertarik pada penurunan harga.

Harga Emas Dibayangi Kenaikan Suku Bunga The Fed, Inflasi dan Resesi

Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik
Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik

 Setelah turun USD 60 pekan lalu, harga emas tetap rentan terhadap aksi jual yang lebih besar. Pasalnya, pasar tengah bersiap untuk kenaikan agresif suku bunga The Fed pada pertemuan Juli 2022 ini.

Namun, para analis berfokus pada dasar harga potensial yang akan memicu momentum perputaran untuk harga logam mulia.

Pasar emas saat ini terpukul oleh penguatan indeks dolar AS, yang mengambil banyak minat safe-haven di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi.

"Harga emas telah jatuh ke level yang terakhir terlihat pada September 2021 dan secara teknis diperdagangkan di wilayah oversold," kata analis logam mulia Standard Chartered, Suki Cooper dikutip dari laman Kitco, Senin (11/7/2022).

"Sementara harga emas terperangkap di antara risiko inflasi yang meningkat dan kekhawatiran yang berkembang atas resesi, emas telah kembali mengambil isyarat dari USD, yang telah diuntungkan dari arus safe-haven atas emas," imbuhnya.

Di sisi lain, data per Jumat (8/7/2022) lalu telah meyakinkan pasar, The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) pada pertemuan Juli.

"Yang penting dari sini bagi investor bukanlah seberapa cepat The Fed menaikkan suku bunga, tetapi seberapa tinggi mereka harus melakukannya untuk memperlambat ekonomi," kata ahli strategi investasi senior Allianz Investment Management, Charlie Ripley.

Risiko

Ilustrasi Harga Emas Naik (4)
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Analis melihat lebih banyak risiko penurunan untuk emas, sampai kisaran USD 1.700 per ounce atau bahkan berpotensi USD 1.650 per ounce. Namun, analis pasar senior OANDA Edward Moya menilai, itu bakal jadi kisaran harga terendah dimana investor kembali ke logam pada level harga tersebut.

"Begitu harga emas USD 1.800 per ounce pecah pekan ini, tekanan jual luar biasa. Jika keadaan menjadi jelek, harga emas bisa mencapai USD 1.650-1.675. ini jadi momen pembeli untuk kembali. Emas rentan terhadap penurunan ini. Itu level kuncinya," tegas Moya.

Sementara Cooper mengamati USD 1.690 per ounce, menyoroti level ini sebagai dasar harga emas yang lebih lemah. Dia juga menggambarkan periode Juli sebagai periode musiman yang lambat untuk permintaan.

"Emas memiliki premi safe-haven untuk saat ini, tetapi telah terkikis secara signifikan. Kami berharap emas terus mengikuti petunjuk dari pergerakan makro. Dengan demikian, harga dapat menguji lebih rendah di akhir tahun, tetapi kekhawatiran tentang inflasi akan membatasi penurunan," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya