Tak Mau Pulang Tangan Kosong, Jokowi Selalu Bawa Komitmen Investasi setiap Lawatan ke Luar Negeri

Hasil kunjungan Jokowi di Jepang selama beberapa hari telah menghasilkan komitmen investasi sebesar USD 5,25 miliar atau setara Rp 75,4 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Agu 2022, 13:53 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2022, 13:35 WIB
residen Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo kembali ke tanah Air usai melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara di kawasan Asia Timur,
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo kembali ke tanah Air usai melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara di kawasan Asia Timur, Jumat, 29 Juli 2022 dini hari.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja kembali dari kunjungan ke beberapa negara Asia Timur pada pekan lalu. Ia menargetkan setiap kunjungan ke luar negeri tidak pulang dengan tangan kosong tetap harus membawa pulang komitmen investasi. 

Oleh sebab itu, setiap melakukan lawatan ke luar negeri Presiden Jokowi pasti membawa rombongan ekonomi seperti Menteri BUMN, Menteri Investasi dan juga Kadin Indonesia.   

"Setiap kunjungan keluar negeri harus dapat nilai investasi jadi bukan hanya komunikasi bilateral saja," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi, Nurul Ichwan dalam Talkshow Diplomasi Ekonomi Indonesia Menuju Investasi Inklusif Berkelanjutan, Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Lawatan kepala Negara, kata Nurul, harus menghasilkan pondasi kegiatan investasi bisnis di Indonesia. Entah dengan siapapun, komunikasi dilakukan.

Nurul mengatakan hasil kunjungan Jokowi di Jepang selama beberapa hari telah menghasilkan nilai investasi sebesar USD 5,25 miliar atau setara Rp 75,4 triliun. Investasi langsung tersebut berasal dari 10 perusahaan besar yang bertemu dengan rombongan Jokowi.

"Di Jepang, nilai yang didapat dari 10 perusahaan yaitu USD 5,25 miliar, ini baru dari Jepang saja," kata dia.

Selain melakukan perjalanan ke Jepang, Presiden beserta rombongannya juga terbang ke Seoul, Korea Selatan. Di sana, Jokowi dan para menteri bertemu dengan 10 perusahaan besar.

Hasil pertemuan tersebut pun menghasilkan nilai investasi yang lebih besar dari Jepang. Tercatat nilai investasi yang masuk sebesar USD 6,72 miliar atau setara USD 100,69 triliun.

"Nilai yang kita tarik dari Korea Selatan USD 6,72 miliar," kata dia.

Sehingga total nilai investasi yang dikumpulkan dari lawatan Jokowi di Asia Timur mencapai USD 11,97 miliar atau lebih dari Rp 174 triliun.

"Jadi jumlah yang kita dapat Rp 174 triliun lebih dari oleh-oleh ke Asia Timur," kata dia. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indonesia Kebanjiran Investasi Rp 137 T dari Perusahaan Otomotif Jepang, Korea dan China

Presiden Jokowi bertemu dengan sejumlah CEO perusahaan Jepang
Presiden Jokowi bertemu dengan sejumlah CEO perusahaan Jepang (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengantongi sekitar Rp 137,94 triliun komitmen investasi dari perusahaan otomotif asal Jepang, Korea Selatan dan China. Investasi tersebut berasal dari Jepang sebesar Rp 116,1 triliun (83,31 persen), disusul Korea Selatan sebesar Rp 10,54 triliun (7,56 persen), dan China sebesar Rp 11,3 triliun (8,11 persen).

Jika ditambah dengan investasi dari Uni Eropa dan dalam negeri, sebesar Rp 1,42 triliun (1,02 persen), maka terdapat 21 industri perakitan kendaraan roda empat atau lebih dengan total investasi mencapai Rp 139,36 triliun di Indonesia.

Dalam hasil lawatan ke Jepang, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berhasil memegang komitmen investasi dari Mitsubishi Motor Company (MMC) sebesar Rp 10 triliun yang akan direalisasikan pada 2022-2025. Selanjutnya, Toyota Motor Corporation (TMC) akan menambah investasi Rp 27,1 triliun untuk 5 tahun ke depan (2022-2026).

"Mitsubishi terus merealisasikan komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis produksi mobil hybrid dan meningkatkan pasar ekspor. Termasuk melakukan perluasan pasar ekspor baru, dari 30 menjadi 39 negara sampai dengan tahun 2024," ujar Menperin dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/7/2022).

Selain dari Jepang, pelaku otomotif Korea Selatan juga terus meningkatkan penanaman modalnya di Indonesia. Perusahaan kendaraan asal Korea Selatan, Hyundai, telah mulai memproduksi kendaraan secara massal untuk produk jenis B-SUV, MPV, dan EV SUV di pabrik Karawang, Jawa Barat sejak Januari 2022 lalu.

Hyundai juga telah meluncurkan Ioniq 5, kendaraan listrik pertama produksi pabrik tersebut pada Maret 2022. Pada tahap pertama, Hyundai menginvestasikan USD 750 Juta di Indonesia dengan total kapasitas produksi sebanyak 150.000 unit per tahun. Diantaranya saat ini digunakan untuk memproduksi EV sebanyak 3.000 unit per tahun dan akan ditingkatkan sesuai dengan permintaan. 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Otomotif China

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana bertolak menuju Beijing
Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana bertolak menuju Beijing, China untuk memulai rangkaian kunjungan luar negeri ke tiga negara di kawasan Asia Timur (Foto: Biro Sekretariat Presiden)

Di sisi lain, saat ini juga sedang dijajaki rencana investasi perusahaan otomotif asal China, yakni Chery Motor. Perusahaan Chery telah bertemu beberapa kali dengan Menperin membahas rencana investasi yang akan mulai berjalan pada 2022 dengan total komitmen investasi sekitar USD 1 miliar.

Pada 2022, secara bertahap Chery akan mulai memproduksi kendaraan jenis SUV dengan total sembilan model, di antaranya untuk kebutuhan ekspor. Selanjutnya, PT Chery Motors Indonesia akan melakukan empat tahapan investasi sampai 2028.

"Di tahun 2022, Chery akan mulai memproduksi kendaraan jenis SUV. Kemudian, dalam empat tahap pengembangan hingga 2028. Pabriknya akan memproduksi sembilan model, dengan proporsi bagi pasar ekspor juga," terang Menperin.

Ia menambahkan, pihak Chery telah melakukan komunikasi intensif dengan Kemenperin dan menyatakan komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai hub Asean dan bagian dari ekspor global perusahaan tersebut.

Ekosistem Kendaraan Listrik

Selanjutnya, terdapat dua perusahaan otomotif lainnya dari China yang berencana memproduksi EV, yaitu PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) dengan kapasitas produksi 10.000 unit per tahun, serta PT Sokonindo Automobile dengan kapasitas produksi 1.000 unit per tahun.

"Kemenperin menyambut baik investasi para pelaku industri otomotif, termasuk yang mengembangan bisnis kendaraan listrik. Kami mendukung penuh pembangunan ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam produksi kendaraan listrik yang berdaya saing global," tutur Menperin. 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Infografis Subsidi BBM Bengkak hingga Rp 502 Triliun, Jokowi Harus Bagaimana? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Subsidi BBM Bengkak hingga Rp 502 Triliun, Jokowi Harus Bagaimana? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya