Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga sejumlah komoditas ekspor mengalami penurunan selama bulan Agustus 2022. Harga minyak kelapa sawit (CPO) mengalami penurunan tajam baik secara bulanan maupun tahunan.
"CPO ini cukup tajam turunnya," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Kamis (15/9).
Baca Juga
Mengutip data dari Bank Dunia, harga CPO pada Agustus 2022 turun 2,9 persen (mtm) dan 10,15 persen (yoy). Tercatat harganya USD 1.026 per metrik ton (mt).
Advertisement
Pola yang sama juga dengan harga bijih besi. Walau ekspornya tetap tumbuh 0,26 persen (mtm) tetapi secara tahunan turun hingga 32,87 persen.
Komoditas nikel juga mengalami penurunan 2,68 persen (mtm) tetapi tetap tumbuh 15,23 persen (yoy). Meski begitu harga nikel di bulan Agustus 2022 lebih tinggi dibandingkan harga nikel pada Agustus 2021.
"Nikel ini beberapa bulan ini mengalami penurunan, tapi kalau dibandingkan, harga di bulan Agustus 2022 ini masih lebih baik dari tahun lalu," kata dia.
Hal serupa juga terjadi pada kinerja ekspor minyak mentah Indonesia. Harganya turun 8,67 persen (mtm), tetapi mengalami peningkatan 39,36 persen (yoy). Di sisi lain harga minyak mentah ini lebih baik di bulan Agustus 2022 sebesar USD 96 per bbl
Â
Batu Bara
Begitu juga dengan harga batubara yang secara bulanan mengalami penurunan 5,35 persen tetapi naik 110,3 persen secara tahunan.
Setianto mengatakan penurunan kinerja ekspor batubara karena volumenya mengalami penurunan. Padahal secara harga, masih mengalami peningkatan.
"Batubara ini penurunan karena volumenya turun karena kalau harga ini masih mengalami peningkatan," kata dia.
Sementara itu, hanya gas alam yang mencatatkan kinerja positif dan harga yang terus meningkat. Per Agustus 2022 kinerjanya naik 21,08 persen (mtm) dan 117 persen (yoy).
"Gas alam juga beberapa bulan ini masih meningkat kalau dibandingkan Agustus tahun lalu," katanya.
Â
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Ekspor Indonesia di Agustus 2022 Capai USD 27,91 Miliar, Tertinggi dalam Sejarah
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia selama Agustus 2022 mencapai USD 27,91 miliar. Angka ini merupakan tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Menengok ke belakang, ekspor tertinggi sebelumnya dicetak pada April 2022 yang mencapai USD 27,3 miliar.
"Nilai ekspor Indonesia Agustus 2022 mencapai USD 27,91 miliar atau naik 9,17 persen (mtm) dibanding ekspor Juli 2022," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022).
Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai ekspor Agustus mengalami peningkatan 30,15 persen (yoy). Tercatat pada Agustus tahun 2021 nilai ekspor Indonesia sebesar USD 21,44 miliar.
Berdasarkan sumbernya, ekspor nonmigas Agustus 2022 mencapai USD 26,19 miliar. Naik 8,24 persen dibanding Juli 2022, dan naik 28,39 persen dibanding ekspor nonmigas Agustus 2021.
Di sisi lain nilai ekspor migas pada Agustus 2022 hanya USD 1,72 miliar. Angka ini meningkat 25,59 persen (mtm) dan 64,46 persen (yoy).
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Agustus 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan dan nabati sebesar USS 904,7 juta (25,40 persen). Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD 368,5 juta (6,68 persen).
Berdasarkan negara tujuannya, ekspor nonmigas pada Agustus 2022 terbesar ke China dengan nilai ekspor USD 6,16 miliar. Disusul ke Amerika Serikat sebesar USD 2,59 miliar dan India sebesar USD 2,47 miliar.
"Kontribusi ketiganya ini mencapai 42,84 persen," kata dia.
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 4,77 miliar dan USD 2,30 miliar.