Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengembangkan hilirisasi alat kesehatan nasional guna mewujudkan kemandirian nasional dalam bidang kesehatan yang juga mendorong substitusi impor, salah satunya ventilator. Oleh karena itu, Kemenperin meminta rumah sakit di seluruh Indonesia untuk menggunakan ventilator karya anak bangsa.
"Kita patut berbangga, Indonesia telah mampu memproduksi ventilator high-end yang tidak kalah dengan produk luar. Kita harus berkolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan berbagai aspek masyarakat untuk mulai membeli dan menyerap produk alat kesehatan dalam negeri," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier, Kamis (20/10/2022).
Menurut dia, adanya ventilator dalam negeri akan meningkatkan daya saing industri alat kesehatan nasional sehingga mampu bersaing dengan produk global.
Advertisement
Misalnya produk hasil konsorsium PT Swayasa Prakarsa, PT YPTI, dan PT Stechoq yang menghasilkan high-end ICU Ventilator dan Emergency Ventilator, kemudian Ventilator Transport hasil inovasi Universitas Indonesia, Emergency Ventilator dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan portable emergency ventilator dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Dalam upaya pengoptimalan penggunaan produk dalam negeri, Kemenperin berupaya untuk memasukkan produk alat kesehatan melalui katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Pembelian poduk dalam negeri ini akan meningkatkan industri dan perekonomian nasional.
Pengembangan industri ini akan berkorelasi dengan kemakmuran nasional dan sejalan dengan pengembangan ekosistem pendidikan dan teknologi, ujar Taufiek.
Â
Capai Sasaran
Adapun guna mencapai sasaran tersebut, Kemenperin proaktif melakukan sosialiasi produk ventilator dalam negeri ke sejumlah wilayah, seperti di Sumatera Utara. Melalui kegiatan ini, diharapkan Rumah Sakit di wilayah Sumatera Utara dapat terinformasikan bahwa produk ventilator buatan industri dalam negeri sudah tersedia.
“Produk-produk ini telah memiliki izin edar di Kementerian Kesehatan, yaitu Ventilator ICU V-01 dan Ventilator Emergency R-03 yang sudah memiliki sertifikat TKDN dengan nilai 43,16 persen dan 41,90 persen dan sudah dapat dibeli melalui e-katalog LKPP. Dengan nilai TKDN di atas 40 persen, ventilator tersebut menjadi barang wajib yang harus dibeli pada pengadaan pemerintah atau BUMN," ujarnya.
Lanjut, dia menyebut potensi di Sumatera Utara terdapat 35 RSUD, 171 RS Swasta, 163 RS Terakreditasi, 615 Puskesmas dan 23 Puskesmas Terakreditasi dengan kapasitas ventilator yang dimiliki sebanyak 590 ventilator di Sumatera Utara. Sedangkan jumlah kebutuhan ventilator untuk RS Type B sebanyak 560 ventilator, RS Type C sebanyak 1230 ventilator, dan RS Type D sebanyak 310 ventilator.
"Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara membantu memonitor kebutuhan alat kesehatan di Sumatera Utara sepanjang Pandemi COVID-19. Kebutuhan ventilator ke depan akan kita tingkatkan ke UPT dan Puskemas agar memiliki ventilator, sehingga jika diperlukan segera dapat digunakan," pungkas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara, Aspan Sofian.
Advertisement
Indonesia Kedatangan 1.000 Ventilator COVID-19, Bantuan dari Australia
Sebelumnya, dukungan kerja sama pemerintah Australia berupa 1.000 ventilator telah tiba jelang tengah malam, Jumat, 9 Juli 2021, di Indonesia, Kementerian Luar Negeri RI melaporkan dalam siaran pers resmi.
Dukungan ini adalah wujud kerja sama dan kolaborasi yang baik antara Indonesia dan Australia sebagai negara sahabat dan mitra strategis komprehensif.
Selain ventilator, Australia juga akan mengirimkan 2,5 juta dosis vaksin, oxygen concentrator, tabung oksigen, test kit antigen, dan alat-alat kesehatan lainnya secara bertahap.
Selain Australia, beberapa negara sahabat lainnya juga telah menawarkan dukungan kepada Indonesia, yaitu Singapura, Amerika Serikat, Belanda, Jepang, Inggris, UAE, India, RRT dan entitas internasional lainnya.
Kemarin, sebagian dukungan Kerja sama dari Singapura juga telah tiba berupa ventilator, tabung oksigen, dan alat-alat kesehatan Lainnya.
Selain itu, telah tiba pula sebagian oxygen concentrator pembelian dari Singapura. Kerja sama dan kolaborasi adalah kunci dalam menghadapi perkembangan kenaikan kasus dan kematian COVID-19 yang terjadi di berbagai kawasan dunia akibat varian baru ini.
Bantuan Singapura
Singapura juga telah mengirim bantuan alat kesehatan kepada Indonesia untuk penanganan COVID-19. Bantuan telah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pada Jumat 9 Juli, dengan kiriman oksigen tabung akan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu 14 Juli 2021.
Seluruh Alkes bantuan pemerintah Singapura selanjutnya akan disalurkan kepada Kemenkes RI, Kemenhan RI dan Mabes TNI yang kemudian akan diserahkan ke tiga Angkatan untuk segera didistribusikan penggunaannya.
Adapun keseluruhan bantuan Alkes dari pemerintah Singapura yakni 220 ventilator, 756 unit tabung isi oksigen konsentrat, 600 Philips Respironics Everflo Oxygen Concentrators, 75.000 buah masker bedah, 25.000 buah masker N95, 2000 pasang sarung tangan bedah, 1000 tutup kepala bedah OKA dan 1000 pakaian APD.
 Â
Advertisement