Liputan6.com, Jakarta Sejumlah harga kebutuhan pokok atau harga pangan di Jakarta mengalami kenaikan pada beberapa komoditas, pada Minggu (23/10/2022). Dilansir dari laman Info Pangan Jakarta, salah satu komoditas yang mengalami kenaikan adalah komoditas bawang merah.
Harga bawang merah mengalami kenaikan Rp 347 dibandingkan harga hari sebelumnya Rp 36.085 menjadi Rp 36.456 per kilogram. Kemudian, harga bawang putih juga naik menjadi Rp 29.914 per kilogram.
Baca Juga
Selanjutnya ada cabai merah keriting naik tipis Rp 574 dari sebelumnya Rp 52.511 per kilogram menjadi Rp 53.085 per kilogram. Cabai rawit merah juga naik Rp 617 menjadi Rp 53.319 per kilogram, sebelumnya Rp 52.702 per kilogram. Sementara harga cabai rawit hijau turun Rp 667 menjadi Rp 36.630 per kilogram.
Advertisement
Disisi lain bahan kebutuhan pokok lainnya yang mengalami kenaikan ada telur ayam ras naik Rp 212 menjadi RP 26.797 per kilogram, ayam broiler/ras Rp 37.822 per ekor, bawang putih Rp29.914 per kilogram, dan harga beras premium juga naik menjadi Rp 12.207 per kilogram.
Berikut daftar lengkap harga pangan hari ini berdasarkan Info Pangan Jakarta yang dikutip Liputan6.com:
Harga Cabai Merah Keriting Rp 53.085/kg
Harga Cabai Merah Besar (TW) Rp 53.488/kg
Harga Cabai Rawit Merah Rp 53.319/kg
Harga Cabai Rawit Hijau Rp 36.630/kg
Harga Bawang Merah Rp 36.456/kg
Harga Bawang Putih Rp 29.914/kg
Â
Â
Â
Harga Beras hingga Daging
Harga Beras IR I (IR 64) Rp 11.497/kg
Harga Beras IR II (IR 64) Ramos Rp 10.590/kg
Harga Beras IR III (IR 64) Rp 9.773/kg
Harga Beras Muncul I Rp 12.365/kg
Harga Beras IR 42/Pera Rp 12.133/kg
Harga Beras Setra I/Premium Rp 12.207/kg
Harga Minyak Goreng (Kuning/Curah) Rp 14.369/kg
Harga Ayam Broiler/Ras 37.822/ekor
Harga Telur Ayam Ras Rp 26.797 /kg
Harga Gula Pasir 14.436/kg
Harga Daging Sapi Has (Paha Belakang) Rp 148.000/kg
Harga Daging Sapi Murni (Semur) Rp 143.297/kg
Harga Daging Kambing Rp 143.148/kg
Harga Daging Babi Berlemak Rp 122.727/kg Â
Advertisement
Mendag Jamin Harga Pangan Stabil Meski Rupiah Loyo
Nilai tukar Rupiah diketahui semakin melemah ke angka Rp 15.331 per dolar AS di Selasa, (11/10/2022) pagi. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meyakini pelemahan ini tak akan menggangu harga di dalam negeri.
Utamanya, pada komoditas-komoditas impor seperti gandum dan kedelai. Menurutnya, kedua komoditas itu sudah melewati harga tertingginya beberapa bulan lalu.
"Memang kita sudah melewati harga naik, misalnya gandum, kedelai, itu kan pesanan bulan Juli, Agustus datangnya sekarang, makanya harganya naik," kata Mendag saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Selasa (11/10/2022).
"Tapi yang pesanan sekarang itu harganya sudah turun, sudah panen raya. Saya kira harga akan stabil, tetapi kalau kedelai ada pun harga yang tinggi itu kita subsidi Rp 1.000 per kilogram," tambahnya.
Dua komoditas ini, memiliki porsi yang cukup besar dalam impor Indonesia. Untuk diketahui, pelemahan rupiah bisa berdampak pada harga-harga komoditas impor, sehingga bisa ada kenaikan harga di dalam negeri.
Ditemui terpisah, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengaku optimis dengan kinerja neraca perdagangan saat ini. Jadi, dampak pelemahan rupiah tak akan terlalu mengganggu kinerja tersebut.
"Pertama kita tahu bahwa memang kinerja perdagangan, kita fokus ke kinerja perdagangan ya, itu kan surplus, surplus kita ini dalam kondisi yang angkanya cukup signifikan, di angka USD 34,89 miliar. Itu luar biasa. Itu salah satu yang tertinggi dan saya yakin ini akan melewati rekor yang tahun lalu," terangnya.
Dia menjabarkan, masih ada waktu sekitar 4 bulan lagi hingga tutup tahun. Dengan asumsi neraca perdagangan surplus sebesar USD 2-3 miliar per bulan, maka target rekor itu bisa dicapai di penghujung tahun ini.
"Nah saya tahu bahwa kondisi global mulai dari pasokan pangan, energi, konflik Ukraina dengan Rusia, dan lain-lain itu mungkin akan ada banyak dinamika dan impact. Tetapi kami optimis sekali lagi kinerja perdagangan itu akan terus naik," tuturnya.
Â
Ekspor Terus Naik
Lebih lanjut, Zulkifli mengatakan kalau tingkat ekspor Indonesia akan terus mengalami kenaikan. Sehingga, dia tambah optimistis kondisi perdagangan akan baik-baik saja.
Kendati begitu, ia tak merinci komoditas apa saja yang menjadi andalan di saat ini. Menurut catatan, komoditas energi seperti batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO) selalu menjadi andalan ekspor Indonesia.
"Kami optimis lah, ditengah banyak situasi global yang tidak pasti, tapi kita harus optimis karena kita harus tunjukkan kinerja perdagangan itu membaik," bebernya.
Advertisement