Perumnas Tawarkan Hunian Murah ke Milenial, Gelar Pameran di Sarinah

Bertepatan dengan momen peringatan Hari Sumpah Pemuda, Perumnas menyelenggarakan program dan pameran hunian di Sarinah, Jakarta.

oleh Arief Rahman H diperbarui 29 Okt 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2022, 12:00 WIB
Tawarkan proyek hunian, Perumnas gelar Festival KPR Hunian Pemuda
Tawarkan proyek hunian, Perumnas gelar Festival KPR Hunian Pemuda

Liputan6.com, Jakarta Bertepatan dengan momen peringatan Hari Sumpah Pemuda, Perumnas menyelenggarakan program dan pameran hunian di Sarinah, Jakarta.

Dengan tajuk Festival KPR Hunian Pemuda, acara ini akan berlangsung selama 3 hari mulai dari 28-30 Oktober 2022 menghadirkan ragam proyek perumahan Perumnas yang strategis dan solutif serta cocok untuk milenial.

Dalam kesempatan ini Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Thohir, juga turut hadir meresmikan peluncuran acara dan mendukung penuh program kepemilikan hunian yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro, menuturkan Festival KPR Hunian Pemuda ini merupakan satu langkah inisiasi korporasi dalam mendorong kepemilikan hunian di area Jabodetabek dan tidak menutup kemungkinan pada wilayah lainnya melalui proyek Perumnas yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Dalam festival hunian ini, Perumnas menghadirkan ragam proyek perumahan strategis dan solutif yang saat ini banyak diminati segmen milenial pemuda ini dengan benefit kemudahannya pada akses transportasi umum, fasilitas yang menunjang kebutuhan olah raga, keagamaan, dekat dengan pusat pendidikan dan perbelanjaan," tutur Budi, Sabtu (29/10/2022).

Salah satu konsep hunian Perumnas yang dihadirkan pada acara ini adalah konsep TOD (Transit Oriented Development) atau hunian terintergrasi langsung dengan transportasi umum.

Terdapat tiga proyek highrise TOD yang dihadirkan diantaranya, Samesta Mahata Tanjung Barat Jakarta Selatan, Samesta Mahata Margonda Depok, Samesta Mahata Serpong Tangerang Selatan dan satu proyek landed di Samesta Parayasa Bogor.

"Konsep hunian-hunian TOD ini tepat berdiri di area stasiun KRL Jabodetabek yang akan memudahkan penghuninya dalam bermobilisasi, menghemat waktu tempuh, minim polusi dan kemudahan untuk menjangkau lokasi aktivitas mereka,” lanjut Budi.

Dampak Kenaikan Suku Bunga, Backlog Perumahan Jadi Bengkak

Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Maket rumah yang dipamerkan dalam pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada Agustus dan September 2022. Ternyata kenaikan bunga acuan ini akan berdampak kepada gap antara ketersediaan dan kebutuhan (backlog) perumahan di Indonesia.

Kepala Divisi Subsidized Mortgage Lending PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Mochamad Yut Penta menjelaskan, angka backlog perumahan mencapai 12,75 juta. Jumlah ini berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020.

Kondisi ini diperparah dengan tren kenaikan suku bunga acuan yang aktif dilakukan oleh banyak bank sentral merespons lonjakan inflasi global. Termasuk Bank Indonesia yang kembali mengerek suku bunga acuan menjadi 4,25 persen.

Kenaikan suku bunga acuan ini akan berdampak kepada kenaikan bunga kredit properti. Bisa jadi pengembang menahan diri untuk membangun properti karena tingginya bunga kredit properti seperti kredit modal kerja ataupun kredit investasi. Sehingga, berpotensi meningkatkan jumlah backlog perumahan di Indonesia.

 

Permasalahan Lainnya

dp rumah murah
Dana yang dikucurkan jelang dua minggu sebelum Hari Raya ini sangat potensial untuk dialokasikan sebagai dana tambahan untuk uang muka rumah.

Permasalahan lainnya, nilai APBN masih terbatas dalam mendukung penyediaan rumah layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Adapun sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan backlog ini dengan mendorong sumber alternatif baru untuk pembiayan sektor perumahan bagi MBR. Misalnya dengan Dana Tapera, Bank, dan PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF.

Langkah lainnya, perubahan konsumsi hunian bersubsidi sesuai kelompok masyarakat dari hunian tapak menjadi hunian vertikal di perkotaan. Hal ini untuk menekan biaya pengadaan tanah untuk pembangunan rumah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya