Sri Mulyani Ungkap Sosok Rambut Putih seperti Disebut Jokowi, Siapa Dia?

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai Menteri PUPR Basuki Hadimuljono merupakan sosok yang dimaksud Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin yang memikirkan rakyat.

oleh Tira Santia diperbarui 07 Des 2022, 12:31 WIB
Diterbitkan 07 Des 2022, 12:30 WIB
Menkeu raker dengan Banggar DPR
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja pemerintah dengan Banggar DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022). Rapat tersebut membahas postur sementara RUU APBN TA 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono merupakan sosok yang dimaksud Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin yang memikirkan rakyat.

Pak Bas, begitu Sri Mulyani memanggil Basuki, memiliki warna rambut putih semua. Selain itu terdapat banyak kerutan di wajahnya yang menandakan banyak memikirkan rakyat.

"Menteri PUPR kalau dilihat dari rambutnya ini setiap detik memikirkan rakyat karena rambutnya putih dan kulitnya berkerut," ungkap Sri Mulyani saat menghadiri Seremoni Serah Terima BMN Kementerian PUPR Tahun 2022 Tahap II, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Rabu (7/12).

Tak hanya itu, Sri Mulyani bahkan menyebut Basuki sebagai Bapak Pembangunan Indonesia. Sebab selama beliau menjabat, telah banyak proyek pembangunan yang rampung diselesaikan.

Hasil pembangunan fisik tersebut menjadi penegasan, uang yang dikumpulkan sebagai penerimaan negara dikelola untuk menghadirkan berbagai infrastruktur.

"Pak Bas ini trully Bapak Pembangunan Indonesia. Tugas saya ini sedikit lebih ringan karena waktu menjelaskan APBN pakai angka ini enggak connect, tapi pas tahu itu bentuknya jalan raya, bangunan, kampus, dan laboratorium ini baru hidup angkanya," kata dia.

"Makanya Pak Bas ini menjembatani dan menolong saya untuk mengkomunikasikan belanja dan kekayaan negara. Terima kasih Pak Bas dan jajarannya," kata Sri Mulyani.

 

Esensi dari Pembangunan

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam B20 Summit Indonesia, Senin (14/11/2022).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam B20 Summit Indonesia, Senin (14/11/2022).

Dia menambahkan, esensi dari pembangunan sejatinya untuk membangun kesejahteraan. Penggunaan uang negara ini harus dipertanggungjawabkan dengan mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tahun ini pemerintah telah menganggarkan Rp 3.106,4 triliun untuk belanja negara untuk berbagai program pemerintah tahun ini.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat. Menurutnya, ciri pemimpin tersebut terlihat dari dari penampilan dan wajahnya.

"Perlu saya sampaikan pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya. Itu kelihatan dari penampilannya itu kelihatan," kata Jokowi di acara Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (26/11).

Jokowi berkata, pemimpin yang memikirkan rakyat banyak kerutan di wajahnya. Selain itu, rambut pemimpin tersebut berwarna putih.

"Banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat, ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada," kata Jokowi.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Jokowi Singgung Lagi Rambut Putih, Kini soal Pemimpin Negara G20

20160721- Presiden Jokowi Jelaskan Manfaat Tax Amnesty di Istana- Faizal Fanani
Presiden Joko Widodo saat wawancara khusus dengan SCTV di Long Room Istana, Jakarta, Rabu (20/7). Salah satu keuntungan dari Tax Amnesty adalah akan adanya arus uang yang masuk sehingga cadangan devisa naik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan kondisi ekonomi global bakal tidak pasti. Bahkan, dia mengaku kalau semua pemimpin negara anggota G20 semakin pusing.

Jokowi menuturkan, kondisi semakin pusingnya pemimpin dunia itu digambarkan dengan semakin mengerutnya dahi. Selain itu, Jokowi kembali menyinggung soal rambut putih yang terlihat dari para pemimpin dunia tersebut. Sebelumnya Jokowi juga memberikan kode rambut putih untuk Capres mendatang.

"Saya menyimpulkan semuanya pusing, semuanya pusing. Benar saya melihat, kerutan di wajahnya tambah semuanya, rambutnya disini tambah putih semuanya," kata dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Bukan tanpa alasan, Jokowi mengatakan hal ini lantaran kondisi ekonomi global yang tidak pasti. Bahkan, tidak ada negara manapun yang mampu meghitung prediksi pasti.

"Memang situasi global ini confirm, tidak pasti. Masih tidak pasti, ruwet, complicated, sulit dihitung, sulit diprediksi," sambungnya.

"Sehingga tadi, semuanya pusing, misalnya satu saja harga minyak, siapa yang bisa menentukan? Jatahnya produsen-produsen minyak yang gede-gede gak bisa memprediksi, yang akan di cap harga minyak lebih menyulitkan lagi hitungnya seperti apa," tambah Jokowi.

Jokowi menegaskan, dengan kondisi demikian, seluruh pihak harus hati-hati menghadapi tahun 2023. Meski begitu, ia tetap sepakat kalau mengenai pertumbuhan ekonomi, harus dipandang secara optimis.

"Oleh sebab itu, di 2023 betul-betul kita harus hti-hati dan waspada, saya setuju bahwa kita harus optimis, tetapi harus hati-hati dan waspada," tegasnya.

2023 Masuk Resesi

Resesi Global
Presiden Jokowi beberkan mengenai resesi global yang disebut akan mulai menghantui masyarakat mulai awal tahun depan. (unsplash.com/Markus Spiske)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan menteri dan kepala daerah untuk bekerja lebih keras di tengah situasi yang tidak normal saat ini. Terlebih, kata dia, resesi global diperkirakan akan mulai masuk pada awal 2023.

"Tidak bisa kita kerja normal normal dalam keadaan yang tidak normal, enggak bisa. Dan tahun depan, tahun 2023 ini akan jauh lebih sulit lagi untuk semua negara. Dan diperkirakan awal tahun depan sudah masuk kepada resesi global," jelas Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Investasi di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Menurut dia, semua negara saat ini berada pada situasi yang sangat sulit karena dihantui inflasi, ekonomi anjlok, krisis energi, krisis pangan, dan krisis finansial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya