Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan Komite Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) akan selesai akhir tahun ini. Menyusul alokasi dana khusus untuk PC-PEN yang dihapuskan untuk tahun 2023.
"KPC-PEN akan selesai akhir tahun ini,"ujarnya usai Peluncuran Buku Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Untuk diketahui, realisasi dana PEN mencapai Rp 330,7 triliun per 9 Desember 2022. Angka ini sekitar 72,6 persen dsri total dana yang disiapkan.
Advertisement
Menko Airlangga kembali menegaskan kalau realisasi itu bergantung pada banyaknya kasus yang terjadi. Dengan tren kasus yang semakin menurun, maka penggunaan dana PC PEN juga ikut berkurang.
Dia mengatakan, pemerintah tak mengejar betul untuk merealisasikan total anggaran PC-PEN Rp 454,62 triliun untuk alokasi tahun 2022. Menurutnya, kondisi saat ini sudah berubah.
Nantinya, sisa dana tersebut akan masuk ke kembali ke kas negara di Kementerian Keuangan. Artinya, akan dialokasikan sesuai dengan yang tercantum dalam desain alokasi APBN 2023.
"Ditarik ke (kementerian) keuangan," ungkap Airlangga Hartarto.
Realisasi Dana PEN 72,6 Persen
Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, hingga 9 Desember 2022, realisasi Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) telah mencapai Rp 330,7 triliun atau 72,6 persen.
Adapun rincian dari PCPEN yakni untuk klaster kesehatan Rp 54,2 triliun atau 44,2 persen dari Pagu, kemudian kluster perlindungan masyarakat yang mencapai Rp 148,2 triliun atau 95,8 persen dari Pagu serta kluster pemulihan ekonomi Rp 128,4 triliun atau 72 persen dari pagu.
"Covidnya mulai menurun, kluster kesehatan hanya 44,2 persen yang tadinya 122,54 triliun yang kita anggarkan ini bagus bukan underperformance tapi karena kondisi kesehatan dan masalah covid sudah mulai bisa terkontrol dengan sangat baik sehingga belanja penanganan covid memang mengalami penurunan sangat tajam," ujar Sri Mulyani dalam acara APBN KiTa, Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Untuk kluster perlindungan masyarakat yakni dari Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak (BLT BBM) sebesar Rp 12,6 triliun untuk 20,7 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Program Keluarga Harapan (PKH) Rp 28,6 triliun untuk 10 juta KPM, bantan tunai Pedagang Kaki Lima dan Warung (PKLW) nelayan Rp 1,3 triliun untuk 2,1 juta orang.
Advertisement
BLT
Kemudian untuk BLT minyak goreng Rp 7 triliun untuk 23,9 juta KPM, BLT dana desa Rp 26 triliun untuk 7,5 juta KPM, bantuan penyandang disabilitas, YAPI, dan Lansia Rp 114,4 miliar untuk 400 ribu orang dan kartu prakerja Rp 18 juta untuk 5,1 juta orang serta kartu sembako Rp 43,9 triliun atau 18,8 juta KPM.
Untuk klaster kesehatan sebesar Rp 54,2 triliun meliputi belajar penangan covid 19 antara lain klaim pasien Rp 27,6 triliun, vaksinasi Rp2,9 triliun untuk 60,1 juta dosis, penelitian Rp 205,1 miliar.
Insentif atau santunan Nakes pusat dan daerah Rp3,4 triliun, insentif perpajakan kesehatan Rp 1,8 triliun dan dukunungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Rp 15,1 triliun untuk penanganan covid-19 di desa dan daerah.
Sementara untuk kluster pemulihan ekonomi sebesar Rp 128,4 triliun antara lain untuk program padat karya Rp18,4 triliun, ketahanan pangan Rp 31,2 triliun, dukungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Rp 24 triliun, dan insentif usaha/pajak Rp 16,7 triliun.
Menko Airlangga: Banyak Negara G20 Bertanya Caranya
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kalau Indonesia sudah lulus dari cobaan pandemi Covid-19. Bahkan, sejumlah negara besar pun mencari tahu bagaimana Indonesia bisa keluar dari dampak negatifnya.
Hal ini diungkap Menko Airlangga dalam momen peluncuran buku Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Buku itu sendiri mencakup soal langkah-langkah pemerintah dalam merespons pandemi hingga akhirnya mencapai pertumbuhan ekonomi yang ciamik.
"Ini adalah krisis yang baru pertama dalam 100 tahun terakhir, semua negara mengalami hal yang sama namun keluarnya tak sama," ujarnya dalam seremoni peluncuran buku, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Menko Airlangga menyebut, lolosnya Indonesia dari badai pandemi ditandai oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sebab, mobilitas masyarakar sudah semakin meningkat dan berdampak pada ekonominya.
"Indonesia hari ini lulus dengan inflasi terkendali 5,42 persen, pertumbuhan ekonomi relatif baik 5,72 persen, dan penanganan Covid kasus harian di bawah 5 ribu (orang). Banyak negara G20 bertanya bagaimana kita sukses tangani hal tersebut," ungkapnya.
Advertisement