KEK Sanur Bali, Warisan Soekarno Disulap Jadi Pusat Wisata Medis Kelas Dunia

Menteri BUMN Erick Thohir tengah membenahi lokasi pariwisata di Sanur, Bali. Salah satunya adalah pengembangan wisata kesehatan dan penunjang lainnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur.

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Jan 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2023, 12:00 WIB
Gambar Bali International Hospital (BIH) yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Bali rampung dibangun akhir tahun 2023. (Dok Pertamedika IHC)
Gambar Bali International Hospital (BIH) yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Bali rampung dibangun akhir tahun 2023. (Dok Pertamedika IHC)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir tengah membenahi lokasi pariwisata di Sanur, Bali. Salah satunya adalah pengembangan wisata kesehatan dan penunjang lainnya di Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Sanur.

Pada kesempatan ini, Erick Thohir mendampingi Mantan Presiden ke-5 Megawati Soekarno Putri yang mengunjungi KEK Sanur. Salah satu alasan Megawati ke sana adalah adanya warisan dari sang ayah, Presiden ke-1 RI, Soekarno.

Erick Thohir menegaskan pembangunan KEK Sanur yang mengintegrasikan sektor kesehatan dengan pariwisata bertujuan memberikan layanan kesehatan inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan. Menurutnya, Pulau Bali memiliki potensi besar untuk menjadi pusat wisata medis di Asia Tenggara sehingga punya dampak luas bagi peningkatan ekonomi masyarakat lokal.

"Kawasan Sanur Bali dipilih tak hanya faktor sejarah dan warisan dari Presiden pertama kita, Soekarno, tapi juga menguatkan kembali ide awalnya," kata dia dalam keterangannya, Senin (16/1/2023).

"Dengan KEK Kesehatan ini, kita memanfaatkan keindahan Bali untuk melayani pasien mendapatkan pelayanan kesehatan kelas dunia. Hal ini makin menglobalkan Sanur sebagai wisata kesehatan internasional," tambah Erick di hadapan Megawati.

Di kawasan seluas 41,26 hektar itu sedang didirikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit dan klinik bertaraf internasional bekerjasama dengan rumah sakit terbesar di Amerika Serikat Mayo Clinic. Kemudian revitalisasi Hotel Bali Beach atau Grand Inna Bali Beach (GIBB), convention center, ethnomedicinal botanic garden, dan commercial center untuk menampung UMKM.

Untuk diketahui, salah satu yang dibenahi Erick adalah Hotel Bali Beach atau GIBB. Ini jadi salah satu warisan yang direnovasi di KEK Sanur merupakan hotel rancangan Bung Karno yang dibangun tahun 1963 dan selesai pada tahun 1966.

 

Kolaborasi BUMN

KEK Sanur
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) yang dikenal dengan Injourney, melalui anak perusahaannya PT Hotel Indonesia Natour (HIN), bekerja sama dengan PT Pertamina Bina Medika - Indonesia Healthcare Corporation (IHC) tengah membangun Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia, berlokasi di Sanur, Bali.

Dalam pengembangan KEK Sanur yang melibatkan BUMN In Journey, Hotel Indonesia Natour (HIN), Nindya Karya, Indonesia Healthcare Corporation (IHC), dan PP itu jumlah kamar di hotel tersebut akan ditambah dari 246 kamar menjadi 274 kamar dengan konsep bangunan dan kamar yang lebih modern.

Transformasi kawasan wisata Sanur ini merupakan upaya revitalisasi kedua yang dilakukan Erick Thohir terhadap warisan Sukarno.

Sebelumnya, Menteri BUMN juga mengubah Pusat Perdagangan Sarinah yang dibangun Bung Karno tahun 1962 menjadi tempat kolaborasi para pelaku ekonomi kreatif sekaligus sebagai pusat UMKM nasional.

 

KEK Sanur

KEK Sanur
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) yang dikenal dengan Injourney, melalui anak perusahaannya PT Hotel Indonesia Natour (HIN), bekerja sama dengan PT Pertamina Bina Medika - Indonesia Healthcare Corporation (IHC) tengah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia, berlokasi di Sanur, Bali.

Dalam rangka mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mampu memberikan nilai tambah terhadap penguasaan teknologi dan SDM, Pemerintah terus melakukan upaya transformasi kebijakan pengembangan KEK.

Salah satunya yakni dengan mengembangkan KEK Kesehatan yang diharapkan akan menarik minat banyak penduduk Indonesia untuk mengalihkan perawatan medis yang dilakukan di luar negeri menjadi ke dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga merupakan Ketua Dewan Nasional KEK mengungkapkan bahwa bentuk, besaran, dan proses fasilitas yang diberikan KEK harus di-review kembali, terutama untuk menghadapi persaingan global dan menarik investasi di Indonesia.

Dengan telah disetujuinya KEK Sanur oleh Dewan Nasional KEK, diharapkan akan memberikan manfaat dalam penghematan devisa dan peningkatan ekonomi negara, sekaligus peningkatan fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia melalui transfer of knowledge.

Di sela-sela rangkaian event KTT G20, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo didampingi Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Elen Setiadi beserta para Pemimpin Redaksi media nasional dan sejumlah Pejabat Eselon I dan II Kemenko Perekonomian melakukan kunjungan ke KEK Sanur, Rabu (16/11/2022) lalu.

 

Serap 8 Persen Pasien WNI

KEK Sanur
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) yang dikenal dengan Injourney, melalui anak perusahaannya PT Hotel Indonesia Natour (HIN), bekerja sama dengan PT Pertamina Bina Medika - Indonesia Healthcare Corporation (IHC) tengah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia, berlokasi di Sanur, Bali.

Keberadaan pembangunan KEK Sanur diharapkan mampu menyerap 4-8 persen pasien WNI yang sebelumnya berobat ke luar negeri menjadi berobat ke KEK Sanur dengan total pasien berkisar 123.000 hingga 240.000 orang pada 2030 nanti.

Kemudian hingga tahun 2045, juga diharapkan penghematan devisa yang mencapai total Rp86 triliun dan penambahan devisa pada periode yang sama mencapai total Rp19,6 triliun.

Dengan total lahan mencakup 41,26 Ha, KEK Sanur diharapkan akan menarik investasi dengan total Rp10,2 triliun hingga 2028 serta menyerap tenaga kerja sebanyak 43.647 orang pada 2045. Ke depan, KEK Sanur ini diharapkan juga akan mengurangi terjadinya devisa outflow dan memperkuat Bali sebagai destinasi pariwisata komprehensif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya