Harga Minyak Naik 2 Minggu Berturut-turut, Capai USD 87,64 per Barel

Harga minyak naik sekitar USD 1 per barel pada hari Jumat dan membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

oleh Arief Rahman H diperbarui 21 Jan 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2023, 08:30 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik sekitar USD 1 per barel pada hari Jumat dan membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Sebagian besar didorong oleh cerahnya prospek ekonomi China dan menghasilkan ekspektasi dorongan untuk permintaan bahan bakar di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Pencabutan pembatasan Covid-19 di China akan meningkatkan permintaan global ke rekor tertinggi tahun ini, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada hari Rabu, sehari setelah OPEC juga memperkirakan permintaan China akan meningkat pada tahun 2023.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (21/1/2023) harga minyak mentah AS naik USD 1,03, atau lebih dari 1 persen, menjadi USD 87,64 per barel.

“Banyak pedagang percaya bahwa kemungkinan besar kita akan melihat permintaan yang lebih tinggi datang dari China karena China terus membongkar kebijakan COVID-nya,” kata Naeem Aslam, analis di broker Avatrade.

Untuk minggu ini, benchmark AS naik lebih dari 1 persen.

Minyak juga didukung oleh harapan bahwa bank sentral AS akan segera turun ke kenaikan suku bunga yang lebih kecil dan harapan prospek ekonomi AS.

Jajak pendapat Reuters memperkirakan bahwa Federal Reserve AS akan mengakhiri siklus pengetatannya setelah kenaikan 25 basis poin pada masing-masing dari dua pertemuan kebijakan berikutnya dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga stabil setidaknya selama sisa tahun ini.

 

Ekonomi AS

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Peluang pelemahan ekonomi AS tampaknya mulai diantisipasi, Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard mengatakan pada hari Kamis. Pertemuan penetapan suku bunga The Fed berikutnya akan berakhir pada 31 Januari hingga 1 Februari.

Juga membantu harga minyak adalah jumlah rig minyak AS, yang turun 10 menjadi 613, terendah sejak November, kata perusahaan Baker Hughes Co.

Dua ekonomi terbesar di dunia membutuhkan lebih banyak minyak mentah, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

"Pasar minyak telah turun karena kekhawatiran resesi global, tetapi masih menunjukkan tanda-tanda akan tetap ketat untuk beberapa waktu lagi," katanya.

 

Stok Minyak Mentah

Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Minyak naik meskipun angka inventaris AS minggu ini menunjukkan stok minyak mentah naik 8,4 juta barel dalam sepekan hingga 13 Januari menjadi sekitar 448 juta barel, tertinggi sejak Juni 2021.

Batas harga minyak Rusia, yang telah beriak melalui pasar global, membantu meningkatkan harga minyak mentah, kata Jim Ritterbusch dari konsultan Ritterbusch and Associates.

"Sanksi dan pembatasan pada minyak mentah Rusia secara bertahap memperoleh beberapa dampak harga dan akan menjadi faktor yang lebih bullish ketika masuknya kargo minyak mentah Rusia bulan lalu diserap ke pasar global," kata Ritterbusch.

Rusia adalah pemasok minyak mentah terbesar kedua China pada tahun 2022, sementara Arab Saudi menempati posisi teratas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya