Liputan6.com, Jakarta - IBM dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ribuan karyawan. Langkah PHK menyusul serangkaian pemangkasan tenaga kerja secara massal di antara perusahaan teknologi ternama dunia, salah satunya Google, Amazon, Microsoft, hingga Twitter.
Perusahaan berencana untuk PHK karyawan sekitar 3.900 pekerja, yang mewakili 1,5 persen dari tenaga kerja IBM. Langkah PHK tetap dilakukan perusahaan di tengah laporan pendapatan triwulanan yang melampaui perkiraan analis, didorong oleh pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan di segmen perangkat lunak dan infrastruktur perusahaan.Â
Baca Juga
Melansir CNBC International, Kamis (26/1/2023) IBM telah menghasilkan USD 3,60 per saham, dan pendapatan sebesar USD 6,69 miliar atau sekitar Rp. 100,2 triliun, menurut data dari Refinitiv.
Advertisement
Laba bersih IBM juga naik 16 persen menjadi USD 2,71 miliar atau setara Rp. 40,5 triliun (asumsi kurrs Rp. 15.500 per USD).
CEO Arvind Krishna mengatakan, dia tidak melihat adanya perlambatan dalam bisnis baru IBM. "Saya melihat klien kami memang ingin melakukan pengembangan baru," katanya.
Segmen perangkat lunak IBM juga membukukan penghasilan sebesar USD 7,29 miliar (Rp. 109,2 triliun), yang menghasilkan pertumbuhan hampir 3 persen dan di atas perkiraan analis yang disurvei oleh StreetAccount, sebesar USD 7,12 miliar.
Perusahaan teknologi itu juga memperoleh pendapatan dari konsultasi senilai USD 4,77 miliar (Rp. 71,3 triliun), naik 0,5 persen dan sedikit lebih rendah dari USD 4,8 miliar.Â
Adapun segmen infrastruktur IBM yang menghasilkan USD 4,48 miliar (Rp. 67 triliun), naik hampir 2 persen dan lebih dari perkiraan USD 4,18 miliar oleh StreetAccount.
Selain itu, pendapatan dari jajaran komputer mainframe IBM Z Systems juga melonjak 16 persen setelah model Z16 dirilis secara umum pada Mei 2022 lalu.
Namun terlepas dari pendapatannya, IBM dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ribuan karyawannya, menyusul serangkaian pemangkasan tenaga kerja secara massal di antara perusahaan teknologi ternama dunia, salah satunya Google, Amazon, Microsoft, hingga Twitter.
Perusahaan berencana untuk memangkas sekitar 3.900 pekerja, yang mewakili 1,5 persen dari tenaga kerja IBM. Kabar PHK tersebut sebelumnya telah dipublikasikan oleh Bloomberg.
Hadapi Masa Sulit, Spotify PHK 6 Persen Karyawan
Platform streaming lagu dan podcast Spotify mengumumkan bahwa mereka akan memangkas 6 persen dari tenaga kerja globalnya.
Spotify, yang berbasis di Swedia tetapi terdaftar di New York Stock Exchange, mengumumkan PHK melalui memo internal dari CEO Daniel Ek kepada para karyawan.
Mengutip CNBC, Selasa (24/1/2023) CEO Spotify Daniel Ek mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pembicaraan secara langsung dengan karyawan yang terkena dampak PHK.
"Seperti banyak pemimpin lainnya, saya berharap untuk bertahan dari pandemi dan percaya bahwa bisnis global kami yang luas dan risiko yang lebih rendah terhadap dampak pelambatan iklan akan melindungi kita," ujar Daniel Ek.
"Kalau dipikir-pikir, saya terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan kita. Dan untuk alasan ini, hari ini, kita akan mengurangi basis karyawan sekitar 6 persen di seluruh perusahaan," yngkapnya.
Disebutkan, karyawan Spotify yang diberhentikan akan menerima rata-rata lima bulan pesangon dan jaminan perawatan kesehatan lanjutan.
Selain itu, perusahaan juga mengatakan akan memberikan dukungan keimigrasian bagi pekerja yang status keimigrasiannya terkait dengan pekerjaan mereka.
Tidak diungkapkan secara spesifk jumlah karyawan Spotify yang terkena PHK. Namun, perusahaan itu memiliki 9.800 karyawan.
Menurut profil LinkedIn-nya, Spotify mempekerjakan 5.400 orang di Amerika Serikat dan 1.900 karyawan di Swedia.
Saham Spotify naik lebih dari 3 persen di tengah berita tentang langkah-langkah pemotongan biaya operasionalnya.
Advertisement
PHK Massal, Intip Rupa-Rupa Pesangon di Google, Microsoft, hingga Twitter?
Sektor teknologi tengah dilanda Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran ketika terdampak ketidakpastian ekonomi global yang membuat investor semakin was-was.
PHK ini dialami oleh puluhan ribu pekerja di perusahaan teknologi ternama dunia dalam beberapa bulan terakhir, salah satunya adalah Google, Amazon, Twitter, hingga Microsoft.
Bila terjadi PHK, tentu akan ada pesangon yang datang pada para pekerja yang terdampak.Â
Namun pesangon ini bisa datang dengan berbagai ukuran dan bentuk yang berbeda, tergantung di perusahaan mana mereka bekerja.
Berikut adalah bentuk-bentuk pesangon di perusahaan teknologi ternama yang melakukan PHK besar-besaran dalam beberapa waktu terakhir, dikutip dari CNBC International, Selasa (23/1/2023) :
Perusahaan induk Google, Alphabet
Pada Jumat (20/1), CEO Google Alphabet Sundar Pichai mengumumkan bahwa perusahaan akan memberhentikan sekitar 12.000 pekerja di "area produk, fungsi, level, dan wilayah".
Karyawan AS yang terdampak PHK itu akan menerima gaji selama periode pemberitahuan dan menerima paket pesangon dasar selama 16 minggu dengan tambahan dua pekan untuk setiap tahun bekerja di Google, kata Pichai dalam memo kepada karyawan.
Selain itu, karyawan Google yang di-PHK juga akan memiliki "setidaknya" 16 minggu percepatan vesting saham dan menerima 6 bulan cakupan perawatan kesehatan.
Di sisi lain, pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS dari Alphabet mengungkapkan memo dari Pichai tidak menyebutkan biaya PHK.
Bentuk Pesangon untuk Karyawan Terdampak PHK di Microsoft
Beberapa waktu lalu, Microsoft mengatakan telah memberhentikan 10.000 karyawannya karena pembuat perangkat lunak mengantisipasi pertumbuhan pendapatan yang lambat untuk tahun mendatang.
Seorang juru bicara Microsoft menyebut, PHK itu akan berlangsung hingga akhir Maret 2023, dan pemangkasan karyawan terbesar akan terjadi pada divisi tim penjualan dan pemasaran.
CEO Microsoft Satya Nadella juga mengatakan dalam sebuah memo bahwa beberapa karyawan akan diberi kabar jika mereka terdampak PHK itu.
Karyawan Microsoft di AS yang memenuhi syarat akan menerima pesangon, enam bulan perawatan kesehatan dan pemberian saham, dan 60 hari pemberitahuan, tulis Nadella.
Sebelumnya, Nadella dalam sebuah wawancara dengan CNBC-TV18 bahkan telah menyinggung potensi PHK di Microsoft.
"Kami juga harus mendapatkan fokus operasional kami sendiri untuk memastikan pengeluaran kami sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami," kata Nadella.
Diketahui, Microsoft akan menanggung kerugian sebesar USD 1,2 miliar sebagai akibat dari upaya restrukturisasi dan pemutusan hubungan kerja.
Advertisement
Pesangon di Amazon
Amazon merupakan salah satu perusahaan teknologi ternama yang mengalami PHK sejak tahun lalu.
Pada November 2023, PHK di Amazon mulai memengaruhi unit-unit seperti perekrutan, serta perangkat dan layanan.
Pada saat itu, perusahaan menawarkan paket pesangon kepada karyawan perangkat dan layanannya yang mencakup pembayaran pisah, tunjangan kesehatan , dan penempatan kerja.
Amazon awal pekan ini juga memulai gelombang PHK terbaru, dengan pemangkasan terbesar dirasakan di divisi ritel dan sumber daya manusia.
Untuk karyawan ritel di AS., Amazon menawarkan gaji penuh dan tunjangan selama periode 60 hari, ketika perusahaan akan mempertahankan mereka dalam daftar gaji tetap.
Setelah periode itu, Amazon akan menawarkan kepada karyawan yang diberhentikan pesangon selama beberapa pekan tergantung pada lamanya waktu mereka dengan perusahaan, pembayaran perpisahan, tunjangan kesehatan transisi dan penempatan kerja.
Paket pesangon Amazon tampak serupa untuk karyawan yang terkena dampak di unit lain.
Kepala sumber daya manusia Amazon, Beth Galetti mengatakan perusahaan akan menawarkan pembayaran pisah, tunjangan kesehatan sebagaimana berlaku di negara dan penempatan kerja.
Namun, tidak diketahui secara jelas apakah paket pesangon Amazon mencakup ketentuan yang memungkinkan karyawan mempercepat pemberian kompensasi saham.
Diketahui, hal ini penting bagi karyawan Amazon, karena kompensasi perusahaan secara historis sangat membebani saham.Â
PHK di Twitter terjadi tak lama setelah Elon Musk menyelesaikan kesepakatan pengambilalihannya pada bulan Oktober 2022.
Twitter diperkirakan akan memberhentikan lebih dari 3.700 karyawannya, atau lebih dari 50 persen tenaga kerjanya. Pada akhirnya, lebih banyak karyawan berhenti setelah Elon Musk mengumumkan bahwa karyawan Twitter diharapkan berkomitmen pada lingkungan kerja yang keras.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan pembelian oleh Elon Musk, perjanjian pesangon yang ada harus diikuti oleh manajemen baru.
Tetapi sekelompok karyawan Twitter yang mengajukan gugatan class action pada bulan November, tak lama setelah PHK dieksekusi, menuduh Twitter memberhentikan mereka karena melanggar undang-undang pemberitahuan PHK di California.
Elon Musk sebelumnya mengatakan bahwa karyawan yang di-PHK akan menerima uang pesangon selama tiga bulan.
Di sisi lain, sejumlahkaryawan Twitter mengatakan bahwa ketika mereka menerima surat pesangon, mereka hanya ditawari satu bulan pesangon sebagai ganti atas perjanjian non-disparagement dan pengabaian hak mereka untuk menuntut perusahaan.
Gugatan class action itu kemudian diperbarui segera setelah diajukan dengan tuduhan bahwa Twitter menawarkan setengah dari apa yang telah dijanjikan kepada karyawan yang diberhentikan.
Advertisement