Liputan6.com, Jakarta PT KCI atau KAI Commuter menyiapkan anggaran Rp4 triliun untuk membeli 16 rangkaian kereta baru sebagai pengganti rangkaian KRL Jabodetabek yang akan pensiun tahun ini. Jika membandingkan dengan impor kereta bekas dari Jepang, harga kereta baru lebih mahal.
Pengamat transportasi sekaligus akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan, biaya untuk impor kereta bekas yang diimpor dari Jepang adalah biaya angkut. Sehingga, jika dilihat dari sisi pengeluaran pengadaan kereta impor bekas lebih murah.
Baca Juga
"Namanya juga bekas. Kemarin yang Jepang itu cuma kasih uang angkut saja, mereka enggak jualan. Diangkut ke Indonesia, ongkos angkutnya ke Indonesia Rp1 miliar untuk 1 kereta yah," ujar Djoko kepada merdeka.com, Rabu (1/3/2023).
Advertisement
Memang, jika melihat sisi ekonomi, mengimpor kereta bekas dapat menekan anggaran yang dikeluarkan oleh KAI Commuter untuk pengadaan KRL Jabodetabek. Namun di satu sisi, menurut Djoko, kereta bekas tidak selalu tersedia setiap tahun.
Di samping itu, melihat mobilitas masyarakat Jabodetabek yang menggunakan layanan KRL, Djoko menilai mau tidak mau PT KCI harus memenuhi kebutuhan, meski dengan harga lebih mahal.
Penumpang Terdampak
Jika PT KCI tidak memenuhi kebutuhan transit, Djoko khawatir terhadap keamanan dan keselamatan perjalanan KRL. Sebab, pada beberapa rangkaian yang sudah berusia tua potensi mengalami gangguan cukup tinggi.
Atau, risiko lainnya jika PT KCI tidak mengadakan rangkaian kereta baru, penumpang KRL akan terlantar karena minimnya rangkaian.
"Kalau dilihat kondisi sekarang harus dipenuhi," pungkasnya.
Harga Kereta INKA Lebih Mahal
Sebelumnya, VP Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan, kereta baru yang akan dibeli dari PT INKA harganya 20 kali lipat lebih mahal dibandingkan impor bekas.
"Memang sangat jauh sekali bedanya, 1:20 (beli kereta baru lebih mahal 20 kali daripada beli kereta impor bekas). Cuma kita sudah siapkan ini semua," ucap Anne.
16 rangkaian kereta baru yang sudah dipesan, diproyeksikan dapat beroperasi pada 2025/2026. Anne mengatakan, kontrak pembelian akan diteken pada Maret 2023, pasca kesepakatan awal sudah diteken lewat perjanjian kesepakatan (MoU) sejak 2022 lalu.
Advertisement
Erick Thohir: Tolong Menhub Menperin, Masyarakat Butuh KRL Bekas Jepang
Menteri BUMN Erick Thohir menilai, PT KAI Commuter Indonesia (KCI) butuh dukungan perizinan untuk bisa mengimpor 10 KRL bekas Jepang, guna menggantikan 10 trainset KRL Jabodetabek yang habis usia pemakaian pada 2023 ini.
Oleh karenanya, ia meminta Menteri Perhubungan (Menhub) dan Menteri Perindustrian (Menperin) legowo memberikan izin terhadapnya. Sehingga, tidak menghambat operasional KRL Jabodetabek yang kini jadi andalan masyarakat di sekitar Jakarta.
"Menurut saya kembali, saya minta dukungan dari para menteri pengambil kebijakan untuk kita saling mendukung. Tetapi kita saling menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat, yang hari ini masyarakat sangat membutuhkan," pinta Erick Thohir selepas acara Economic Outlook 2023 di St Regis Hotel, Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Butuh Sinergi
Erick menekankan, dalam impor KRL ini, sinergitas antar instansi penting agar angka-angka pengeluaran masyarakat tidak semakin membengkak. Pasalnya, dunia kini tengah menghadapi tantangan energi yang mahal.
"Kita sedang menghadapi pangan yang mahal. Kehidupan sehari-harinya kalau bisa jangan mahal, harus cari solusi," ujar dia.
"Tapi saya yakin, nanti saya cek, saya rasa dari Kemenperin, Menhub, pasti akan mendukung. Ini masalahnya belum ada komunikasi aja. Tapi Insya Allah, saya yakin saling mendukung," ujarnya.
Opsi KAI Commuter
Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter Amme Purba menerangkan, total KRL Jabodetabek yang akan berakhir masa tugasnya dalam waktu dekat berjumlah 29 rangkaian kereta. Pembagiannya, 10 trainset untuk 2023, dan 19 trainset pada 2024.
Menindaki situasi ini, KCI membuka dua opsi terhadap 10 kereta yang bakal usang tersebut. Antara lain, mengimpor barang bekas berupa rangkaian kereta dari Jepang, atau melakukan upgrade teknologi.
Hasilnya, impor kereta bekas dari Jepang jadi opsi paling memungkinkan agar pengoperasian KRL Jabodetabek tidak terganggu.
Untuk itu, KCI telah berkirim surat ke Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Kementerian Perdagangan, yang diteruskan kepada Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian.
Namun, Dirjen Daglu Kemendag telah mendapatkan surat jawaban dari Dirjen ILMATE Kemenperin, bahwa berdasarkan pertimbangan teknis atas rencana impor oleh PT KCI belum dapat ditindaklanjuti.
Advertisement