Luhut: 2 Tahun Lagi Indonesia Juara Baterai Mobil Listrik

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Termasuk baterai lithium sebagai salah satu komponen yang paling penting.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 14 Mar 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 18:00 WIB
Pemerintah Kucurkan Insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Mulai 20 Maret 2023
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Termasuk baterai lithium sebagai salah satu komponen yang paling penting. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Termasuk baterai lithium sebagai salah satu komponen yang paling penting.

Menko Luhut berujar, dalam waktu dekat Indonesia akan berada lebih maju diantara negara tetangga mengenai pengembangan ekosistem baterai mobil listrik. Diketahui, dia adalah satu sosok yang paling bersikukuh investasi mobil listrik di Indonesia harus menyeluruh dari hulu ke hilir.

"Saya percaya diri 2 tahun lagi, kita bisa lakukan ini, atau diawal 2025 mendatang. Ekosistem sekarang lagi berjalan kita kembangkan ekosistem," kata dia dalam Indonesia Leading Economic Forum 2023, Selasa (14/3/2023).

Mengenai keseriusan menggarap ekosistem kendaraan listrik ini, Menko Luhut mengaku kerap mendapat pujian dari negara tetangga. Salah satunya Indonesia disebut jauh lebih maju.

Kendati begitu, Menko Luhut tidak merinci darimana pujian itu diddapatkannya.

"Setiap orang negara tetangga bilang ke saya, 'Indoneisa berada jauh di depan negara kita', soal ekosistem dari baterai lithium," ujarnya.

Sebuah ekosistem juga menurutnya jadi bagian dari hilirisasi bahan tambang yang dimiliki Indonesia. Misalnya nikel yang jadi satu bahan baku untuk menuju ke baterai lithium.

"Kalau kamu lihat hilirisasi akan berkontribusi pada iron steel industri, ini yang akan terjadi," tegas Luhut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertamina Garap Baterai

Penyediaan Penggantian dan Battery Swapping Station di SPBU
Petugas SPBU melayani pengendara mobil di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Battery Swapping Station SPBU Pertamina, MT. Haryono, Jakarta, Senin (7/11/2022). Sejak pemerintah resmi menaikkan harga BBM mulai dari pertalite, solar dan pertamax, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sebagai alternatif kendaraan kembali ramai dibicarakan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk terus berperan secara signifikan mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV Battery) di Indonesia. Pertamina akan mengoptimalkan sumber daya di dalam negeri, termasuk nikel.

"Kami yakin dengan cadangan nikel di Indonesia, kami bisa memproduksi baterai dan meningkatkan penetrasi kendaraan listrik," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan tertulis, Minggu (22/1/2023).

Selain itu, Nicke juga menyoroti perlunya pembiayaan, terutama dari negara maju, mengingat transisi energi ke energi terbarukan membutuhkan investasi modal yang sangat besar.

"Sehingga diperlukan dukungan investasi dari negara maju," ujar dia.

 


Sudah Dimulai

Mengisi baterai mobil listrik
Mengisi baterai mobil listrik (Arief/Liputan6.com)

Senada, Menteri Investasi//Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia Bahlil Lahadalia menyatakan, pengembangan ekosistem EV di Indonesia sudah dimulai dengan melibatkan perusahaan asing dan BUMN, termasuk Pertamina.

Setidaknya ada empat perusahaan yang memiliki rencana investasi di Indonesia untuk mendukung pengembangan EV, antara lain LG, CATL, Foxconn, dan BritishVolt.

"Pemerintah menyambut baik investor yang serius datang ke Indonesia dengan memberikan kemudahan fasilitas perizinan dan insentif pajak," sebut Bahlil.

Khusus untuk penetrasi dalam pengembangan ekosistem EV battery, Nicke melanjutkan, Pertamina memiliki infrastruktur yang bisa dioptimalkan serta memiliki data segmentasi karakteristik, mobilitas, dan kemampuan membeli.

 


Kemampuan Pertamina

Beli Pertalite dan Solar Harus Daftar di MyPertamina Mulai 1 Juli 2022
Mulai 1 Juli 2022, masyarakat dari 11 daerah ini yang ingin membeli BBM bersubsidi Pertalite dan Solar wajib daftar My Pertamina. (Unsplash/aldrin rachman pradana).

Selain itu, Pertamina juga memiliki lebih dari 7.400 SPBU, 6.100 Pertashop, dan 63.000 outlet LPG. Pertamina juga siap berkolaborasi dengan pihak lain dari berbagai negara untuk mengembangkan baterai EV dan mengoptimalkan infrastruktur yang dimiliki.

Komitmen ini sejalan dengan rekomendasi yang diajukan oleh Gugus Tugas Energi, Keberlanjutan dan Iklim B20 (Business 20-Task Force Energy, Sustainability, and Climate / B20-TF ESC) yang salah satunya mengajukan rekomendasi kebijakan untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).

"Kami mengusulkan beberapa rekomendasi kebijakan dan aksi kebijakan, terutama bagaimana mempercepat penetrasi EV di setiap negara," ujar Nicke Widyawati yang juga menjabat sebagai Ketua B20-TF ESC selama G20 tahun 2022.

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya