Pengen Tahu Jenis Pekerjaan yang Cenderung Bikin Tak Bahagia? Simak di Sini!

Sementara itu, peran tertentu tidak dapat dikorelasikan secara andal dengan ketidakpuasan dan kelelahan.

oleh Aprilia Wahyu Melati diperbarui 27 Mar 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi pekerjaan
Berhenti dari pekerjaan tak selamanya akhir dari perjalanan karier. Justru bisa jadi, kamu bisa lebih sukses dari sebelumnya. (Foto: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti Harvard selama 85 tahun, pekerjaan yang paling tidak menyenangkan ternyata juga merupakan pekerjaan yang cenderung paling sepi.

Profesor psikiatri di Harvard Medical School dan direktur Harvard Study of Adult Development Robert Waldinger mengatakan, sementara itu, peran tertentu tidak dapat dikorelasikan secara andal dengan ketidakpuasan dan kelelahan. Akan tetapi, karakteristik pekerjaan tertentu bisa berkaitan.

Melansir CNBC, Senin (27/3/2023), pekerjaan yang membutuhkan sedikit interaksi manusia dan tidak menawarkan kesempatan untuk membangun hubungan yang bermakna dengan rekan kerja cenderung membuat karyawan sengsara.

Sejak 1938, peneliti Harvard telah mengumpulkan catatan kesehatan dari lebih dari 700 peserta dari seluruh dunia dan mengajukan pertanyaan mendetail tentang kehidupan mereka setiap dua tahun. 

Rahasia untuk menjalani hidup yang lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih panjang, mereka menyimpulkan, bukanlah uang, kesuksesan profesional, olahraga, atau pola makan yang sehat. Jawabannya, hubungan yang positif adalah yang membuat orang bahagia sepanjang hidup mereka. 

Ini juga berlaku untuk pekerjaan. “Ini adalah kebutuhan sosial kritis yang harus dipenuhi dalam semua aspek kehidupan kita,” jelas Waldinger. “Selain itu, jika lebih terhubung dengan orang lain, Anda akan merasa lebih puas dengan pekerjaan dan bekerja lebih baik.”

Kesepian di tempat kerja lebih umum

Beberapa pekerjaan yang paling menyendiri melibatkan pekerjaan yang lebih mandiri daripada hubungan antarpribadi atau membutuhkan shift malam, seperti mengemudi truk dan keamanan malam.

Pekerjaan yang sepi biasanya terjadi di industri baru yang digerakkan oleh teknologi termasuk layanan pengiriman paket dan makanan, di mana orang sering kali tidak memiliki rekan kerja sama sekali, atau ritel online, di mana pekerjaannya “sangat cepat dan geram” sehingga karyawan di gudang yang sama bergeser bahkan mungkin tidak tahu nama satu sama lain, kata Waldinger.

Namun, kesepian tidak hanya menimpa yang bekerja sendirian — bahkan orang dengan pekerjaan sosial yang sibuk pun dapat merasa terisolasi jika mereka tidak memiliki interaksi yang positif dan bermakna dengan orang lain.

Waldinger menunjuk ke pekerjaan layanan pelanggan sebagai contoh utama dari hal ini. “Kami tahu bahwa orang-orang di pusat panggilan sering kali sangat tertekan oleh pekerjaan, terutama karena berbicara di telepon sepanjang hari dengan orang-orang yang frustrasi dan tidak sabar,” katanya. 

Di samping itu, merasa terputus dari orang lain di tempat kerja juga merupakan masalah kesehatan. Studi terbaru menunjukkan bahwa seiring bertambahnya usia, kesepian dapat meningkatkan risiko kematian sama seperti merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. 

 

Bersosialisasi baik untuk karier dan kesehatan mental

Ilustrasi bekerja, bercanda bersama teman di kantor. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)
Ilustrasi bekerja, bercanda bersama teman di kantor. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)

Menciptakan peluang kecil untuk berhubungan sosial di tempat kerja dapat memulihkan dan membantu meringankan perasaan kesepian dan ketidakpuasan, demikian temuan para peneliti.

Misalnya, Anda bisa mengobrol selama lima menit dengan rekan kerja yang ramah atau menemukan orang-orang dengan minat yang sama, seperti klub buku atau liga olahraga intramural, yang dapat Anda habiskan bersama setelah shift yang menegangkan. 

Jadi, mekaksimalkan kebahagiaan Anda di tempat kerja juga bergantung pada ekspektasi yang dimiliki manajer. “Jika Anda diberi insentif untuk bekerja dalam tim, akan lebih mudah membangun hubungan positif dengan rekan kerja,” kata Waldinger. “Tetapi jika Anda diharapkan untuk selalu bekerja sendiri, atau bersaing dengan orang lain, itu cerita yang berbeda.”

Jika karyawan mengobrol atau tertawa bersama di kantor, beberapa manajer akan berasumsi bahwa “mereka tidak bekerja dan produktivitas mereka mungkin menurun,” tulis Waldinger dan rekannya Marc Schulz selaku direktur asosiasi Harvard Study of Adult Development dalam buku “The Good Life.” 

Namun pada faktanya, yang terjadi justru sebaliknya. Sebuah laporan pada 2022 dari Gallup menunjukkan bahwa orang yang memiliki sahabat di tempat kerja lebih produktif dan terlibat dengan pekerjaan mereka daripada mereka yang tidak. 

Saat sedang mencari pekerjaan, Anda menganggap kompensasi dan asuransi kesehatan sebagai manfaat penting, tetapi Waldinger dan Schulz berpendapat bahwa hubungan kerja adalah “manfaat kerja” lain yang harus diperhatikan lebih dekat.

“Hubungan yang positif di tempat kerja menghasilkan tingkat stres yang lebih rendah, pekerja yang lebih sehat, dan lebih sedikit hari saat kita pulang dengan kesal,” simpulan Waldinger dan Schulz. “Mereka juga, sederhananya, membuat kita lebih bahagia.”

 

Infografis Journal
Infografis Adu Nasib Pekerja Kota Penyangga Jakarta (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya