Harga Emas Dunia Masih Mampu Bertahan di Atas USD 2.000 per Ons Pekan Ini

Masih ada dua sentimen yang mempengaruhi harga emas dunia pekan ini. Pertama mengenai krisis perbankan global dan kedua adalah kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mar 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Analis Wall Street dan investor ritel memperkirakan harga emas akan mengakhiri minggu ini di kisaran USD 2.000 per ons. Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP

Liputan6.com, Jakarta - Sentimen bullish sepertinya masih akan menempel pada harga emas dunia di pekan ini. Baik analis maupun investor melihat bahwa harga emas dunia masih akan terus melambung.

Sentimen yang mempengaruhi harga emas dunia masih ada dua di pekan ini. Pertama mengenai krisis perbankan global dan kedua adalah kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).

Analis Wall Street dan investor ritel memperkirakan harga emas akan mengakhiri minggu ini di kisaran USD 2.000 per ons. Harga emas berjangka bulan April terakhir diperdagangkan pada USD 1.992 per ons, naik hampir 1 persen dari harga penyelesaian minggu sebelumnya.

Namun memang, tidak semua analis berpandangan positif kepada harga emas. Ada sebagian analis yang mewanti-wanti harga emas bisa jatuh di pekan ini.

Direktur Lindung Nilai Walsh Trading Sean Lusk mengatakan, harga emas berada di sentimen bullish dalam waktu dekat. Akan tetapi ia juga mencatat bahwa harga emas di USD 2.008 per ons mewakili kenaikan 10 persen untuk tahun ini.Jika harga ini tembus maka bisa membawa aksi ambil untung.

"Emas mencapai puncaknya pada level ini," katanya.

"Anda harus melihat bahwa sentimen dari krisis perbankan yang terus tumbuh dan kami tidak tahu kapan akan berakhir. Tidak banyak kepercayaan pada pasar ekuitas di lingkungan ini dan orang-orang mencari tempat untuk menaruh uang mereka. Ada alasan kuat mengapa emas bisa menembus level 10 persen." tambah dia.

Kepala Analisis pasar FXTM Lukman Otunuga menyoroti sentimen serupa. Ia mengatakan bahwa harga emas bakal bullish saat ini

"Berada di kursi kenaikan dan dapat beralih ke posisi yang lebih tinggi setelah resistensi USD 2.000 ditaklukkan," kata dia.

Namun, dia juga mencatat bahwa level USD 2.000 telah terbukti menjadi titik resistensi yang sulit.

"Ini bisa melihat logam mulia turun menuju USD 1.955 dan USD 1.935 sebelum bulls masuk kembali. Jika USD 2.000 menyerah, ini bisa membuka pintu ke puncak pada Maret 2022 di USD 2070," katanya.

 

Hasil Survei Harga Emas

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Petugas menunjukkan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Minggu ini, 20 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Di antara peserta, 13 analis atau 65 persen memperkirakan harga emas dunia akan bullish pada waktu dekat.

Pada saat yang sama, lima analis atau 25 persen bersikap bearish untuk minggu ini. Sedangkan dua analis, atau 10 persen melihat harga diperdagangkan sideways.

Sementara itu, 896 suara diberikan dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 639 responden atau 71 persen memperkirakan emas akan naik minggu ini.

Selain itu, 152 lainnya atau 17 persen mengatakan harga emas akan lebih rendah. Sementara 105 pemilih atau 12 persen netral dalam waktu dekat.

Sentimen bullish di pasar emas di kalangan investor ritel berada pada level tertinggi dalam lebih dari satu tahun. Pada saat yang sama, partisipasi dalam pemungutan suara minggu ini mencapai tingkat tertinggi sejak awal tahun, yang menunjukkan meningkatnya minat di pasar.

Survei juga menunjukkan bahwa investor ritel melihat harga emas bertahan di USD 2.000 per ons pada akhir minggu ini.

 

Kata Analis

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, mengatakan bahwa dia memperkirakan harga emas akan bullish karena kenaikan suku bunga 25 basis poin the Fed pada Rabu akan terbukti menjadi yang terakhir. Tidak mungkin bagi bank sentral untuk terus menaikkan suku bunga saat ini.

"Tiga kegagalan bank AS, ditambah Credit Suisse, telah menunjukkan dengan jelas bahwa seseorang tidak dapat menaikkan suku bunga dari nol dengan cara yang begitu agresif tanpa merusak sesuatu,"kata dia.

"ketika dampak sudah terlihat, bank sentral akan melakukan apa yang selalu dilakukan bank sentral yaitu membuang uang untuk masalah ini. Dengan demikian, Fed bersiap untuk berhenti sejenak. Sebelum inflasi dikalahkan dan saat ekonomi meluncur ke dalam resesi di tengah sistem keuangan yang rapuh. Ini sangat bullish untuk emas," katanya.

Namun, tidak semua analis bullish pada emas. Beberapa analis mengatakan bahwa pelonggaran krisis perbankan dapat menciptakan aksi jual yang kuat pada emas.

Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex Marc Chandler mengatakan, pasar emas menghadapi beberapa rintangan teknis yang kuat.

"Emas perlu naik hingga level tertinggi 20 Maret di dekat USD 2010 untuk mempertahankan momentum. Saya berhati-hati," katanya.

Darin Newsom, analis pasar senior di Barchart.com, mengatakan dia juga melihat momentum yang melambat di pasar emas. Dia mencatat bahwa ia terus memprediksi bearish pada emas selama beberapa minggu dari sekarang.

Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya