Rupiah Melemah lagi ke 14.933 per Dolar AS Ditekan Sentimen Global

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di awal perdagangan Selasa ini. Pelemahan rupiah ini terjadi seiring pasar menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2023, 10:20 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 10:15 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Terus Melemah
Pada Selasa (11/4/2023), nilai tukar rupiah dibuka turun 31 poin atau 0,20 persen ke posisi 14.933 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.902 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di awal perdagangan Selasa ini. Pelemahan rupiah ini terjadi seiring pasar menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Pada Selasa (11/4/2023), nilai tukar rupiah dibuka turun 31 poin atau 0,20 persen ke posisi 14.933 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.902 per dolar AS.

"Untuk hari ini, kami memperkirakan rupiah masih berpeluang untuk mengalami apresiasi di kisaran 14.890 per dolar AS sampai Rp14.945 per dolar AS," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dikutip dari Antara.

Rully memandang sentimen dari global masih akan mendominasi pergerakan rupiah hari ini. Data inflasi AS akan diumumkan besok. Pasar memperkirakan inflasi Indeks Harga Konsumen AS pada Maret akan turun signifikan dari 6 persen menjadi 5,2 persen.

Data inflasi tersebut akan menjadi pertimbangan arah kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed terkait suku bunga acuannya.

The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuannya sekali lagi ke 5,25 persen pada Mei, lalu setelah itu flat sampai akhir tahun.

Cadangan Devisa

Sementara dari dalam negeri, rilis data cadangan devisa Indonesia memberi kepercayaan kepada investor bahwa Bank Indonesia (BI) memiliki cukup valas untuk melakukan stabilisasi ke depan.

Cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2023 mencapai 145,2 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Februari 2023 sebesar 140,3 miliar dolar AS.

Peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Selain itu, Rully menuturkan pasar juga masih menunggu data neraca perdagangan Indonesia yang akan diumumkan pekan depan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bos BI: Nilai Tukar Rupiah Lebih Gagah dari India-Malaysia

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Terus Melemah
Petugas menghitung pecahan 100 dolar AS di jasa penukaran uang, Melawai, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Nilai tukar rupiah tembus Rp15.236 per dolar AS pukul 10.41 WIB pada perdagangan Rabu (28/9/2022). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap nilai tukar mata uang rupiah lebih perkasa dibanding dengan negara tetangga. Diantaranya Malaysia, Thailand, hingga India.

Dia mencatat nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,75 persen secara point-to-point di akhir Februari 2023. Namun, jika dilihat secara year-to-date (ytd), nilai tukar rupiah per 15 Maret 2023 menguat 1,32 persen dari level akhir Desember 2022.

Angka ini yang disebut Perry Warjiyo lebih baik dari capaian daei Rupee India, Baht Thailand, dan Ringgit Malaysia.

"Apresiasi ini lebih baik dibandingkan dengan apresiasi Rupee India sebesar 0,16 persen serta depresiasi Baht Thailand dan Ringgit Malaysia masing-masing sebesar -0,04 persen dan -1,8 persen," urainya.

 


Masih Tetap Stabil

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Terus Melemah
Petugas menunjukkan mata uang kertas berbagai negara di jasa penukaran uang, Melawai, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Nilai tukar rupiah tembus Rp15.236 per dolar AS pukul 10.41 WIB pada perdagangan Rabu (28/9/2022). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kedepannya BI memperkirakan kalau nilai tukar rupiah akan terjaga di level stabil. Mengingat ada sejumlah peningkatan ekonomi nasional yang berdampak positif.

"Kedepan BI mem stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, inflasi rendah, surplus transaksi berjalan, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik," katanya.

"BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian untuk mengendalikan inflasi. Khususnya inflasi barang impor dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadpa nilai tukar rupiah," sambung Perry Warjiyo.

Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS
Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya