Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada perdagangan 24-28 Juni 2024. Pergerakan IHSG sepekan terjadi di tengah sepi sentimen.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (29/6/2024), IHSG melambung 2,67 persen ke posisi 7.063,57 pada pekan ini. Pekan lalu, IHSG naik 2,16 persen ke posisi 6.879,97.Kapitalisasi pasar bursa melonjak 3,19 persen menjadi Rp 12.092 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 11.719 triliun.
Baca Juga
Kenaikan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian yang melonjak 6,49 persen sehingga menjadi Rp 16,16 triliun dari Rp 15,17 triliun pada penutupan pekan lalu.
Advertisement
Rata-rata frekuensi transaksi harian merosot 16,29 persen menjadi 761 ribu kali transaksi dari 909 ribu kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian anjlok 18,93 persen menjadi 19,15 miliar saham dari 23,62 miliar saham pada pekan lalu.
Pada pekan ini, mayoritas sektor saham melonjak kecuali sektor saham properti dan real estate turun 0,83 persen. Sementara itu, sektor saham energi melonjak 2,7 persen, sektor saham basic materials melesat 2,66 persen, dan sektor saham industri naik 1,53 persen.
Selain itu, sektor saham konsumer nonsiklikal melejit 0,85 persen, sektor saham konsumer siklikal bertambah 2,02 persen, dan sektor saham perawatan kesehatan menguat 0,46 persen.
Kemudian sektor saham keuangan melambung 2,01 persen, sektor saham teknologi terbang 1,72 persen, sektor saham infrastruktur bertambah 2,35 persen dan sektor saham transportasi & logistic menguat 0,13 persen.
Investor asing mencatatkan aksi jual Rp 1,73 triliun pada Jumat, 28 Juni 2024. Namun, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 499,99 miliar selama sepekan. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 7,73 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan, pergerakan IHSG cukup minim sentimen. “Paling tidak pergerakan nilai tukar rupiah dan pergerakan emiten bank kapitalisasi besar cukup mendominasi di IHSG,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Pencatatan Obligasi
BEI juga menyebutkan ada pencatatan 4 obligasi dan 2 sukuk di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Obligasi dan sukuk yang dicatatkan pada pekan ini ialah Obligasi USD Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper Tahap IV Tahun 2024, Obligasi Berkelanjutan IV Indah Kiat Pulp & Paper Tahap V Tahun 2024, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap V Tahun 2024, Obligasi Berkelanjutan IV Global Mediacom Tahap II Tahun 2024, Sukuk Ijarah Berkelanjutan IV Global Mediacom Tahap II Tahun 2024, dan Obligasi Berkelanjutan V Indomobil Finance Dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap III Tahun 2024.
Obligasi USD Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper Tahap IV Tahun 2024, Obligasi Berkelanjutan IV Indah Kiat Pulp & Paper Tahap V Tahun 2024, serta Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap V Tahun 2024 diterbitkan oleh PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dengan PT Bank KB Bukopin Tbk bertindak sebagai wali amanat.
Obligasi USD Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper Tahap IV Tahun 2024 dicatatkan dengan nominal USD4.709.000 serta hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan PT Kredit Rating Indonesia (KRI) adalah idA+ (Single A Plus) dan irAA (Double A).
Obligasi Berkelanjutan IV Indah Kiat Pulp & Paper Tahap V Tahun 2024 dicatatkan dengan total nominal Rp 2,05 triliun dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap V Tahun 2024 dengan total nominal Rp 271,24 miliar. Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk obligasi dan sukuk ialah masing-masing idA+ (Single A Plus) dan idA+(sy) (Single A Plus Syariah).
Advertisement
Pencatatan Obligasi Lainnya
Obligasi Berkelanjutan IV Global Mediacom Tahap II Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan IV Global Mediacom Tahap II Tahun 2024 diterbitkan PT Global Mediacom Tbk dengan wali amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Obligasi dan sukuk ini dicatatkan dengan total nominal Rp 650 miliar dan Rp 271,24 miliar. Hasil pemeringkatan Pefindo untuk efek ini adalah idA+ (Single A Plus) dan idA+(sy) (Single A Plus Syariah).
Obligasi Berkelanjutan V Indomobil Finance Dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap III Tahun 2024 diterbitkan oleh PT Indomobil Finance Indonesia dengan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat. Obligasi dicatatkan dengan total nominal Rp 2,83 triliun dan hasil pemeringkatan dari Pefindo adalah -idAA (Double A Minus).
Total Penerbitan Obligasi
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 53 emisi dari 34 emiten senilai Rp56,37 triliun. Total obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 564 emisi dengan nilai outstanding Rp467,24triliun dan USD54,758 juta, yang diterbitkan oleh 131 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai Rp5.967,14 triliun dan USD502,10 juta. Sebanyak 10 emisi Efek Beragun Aset (EBA) tercatat di BEI dengan nilai Rp2,93 triliun
Bagaimana Gerak IHSG Pekan Lalu?
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung pada 19-21 Juni 2024. Analis menilai penguatan IHSG didorong neraca perdagangan pada Mei dan suku bunga acuan yang bertahan di 6,25 persen.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (22/6/2024), IHSG melonjak 2,16 persen ke posisi 6.879,97 dari pekan lalu di psosii 6.734,83. Kapitalisasi pasar juga melambung 2,03 persen menjadi Rp 11.719 triliun dari Rp 11.486 triliun pada pekan lalu.
Rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan melambung 0,76 persen menjadi 909 ribu kali transaksi dari 902 ribu kali transaksi pada pekan lalu. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian merosot 6,67 persen menjadi 23,62 miliar saham dari 25,31 miliar saham pada pekan lalu.
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian terbang 43,38 persen menjadi Rp 15,17 triliun dari Rp 10,58 triliun pada penutupan pekan lalu. Pada pekan ini, investor asing membeli saham Rp 333,5 miliar.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG selama sepekan ini dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang masih cenderung melemah.
"Di sisi lain, pada pekan ini terdapat rilis data neraca perdagangan Indonesia dan suku bunga BI yang masih ditahan pada angka 6,25 persen,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement