MIND ID Raup Pendapatan Rp 6,25 Triliun di Kuartal I 2023

BUMN holding industri pertambangan MIND ID berhasil meningkatkan kenaikan pendapatan pada kuartal pertama tahun 2023 dengan meningkatkan keuntungan pendapatan hingga Rp6,25 triliun.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Jun 2023, 12:10 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2023, 12:10 WIB
Pemisahan MIND ID dan PT Inalum merupakan keputusan yang tepat melalui skema split-off, dan akan menjadikan kedua perusahaan ini lebih fokus. (Dok MIND ID)
Pemisahan MIND ID dan PT Inalum merupakan keputusan yang tepat melalui skema split-off, dan akan menjadikan kedua perusahaan ini lebih fokus. (Dok MIND ID)

 

Liputan6.com, Jakarta BUMN holding industri pertambangan MIND ID berhasil meningkatkan kenaikan pendapatan pada kuartal pertama tahun 2023 dengan meningkatkan keuntungan pendapatan hingga Rp6,25 triliun.

Laporan keuangan perusahaan anggota MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) , PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), dan PT Timah Tbk, menunjukkan awal tahun fiskal yang bagus ditandai dengan pertumbuhan positif.

Pada kuartal pertama tersebut, MIND ID juga menghasilkan pendapatan sebesar Rp29,44 triliun. Jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 8,41% (YoY).

Menurut Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf, MIND ID selalu memastikan seluruh aspek bisnisnya, baik holding maupun anggota, berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pada awal tahun. Dengan demikian, strategi yang diterapkan dapat berjalan lancar dan optimal, sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

“Kenaikan pendapatan hingga Rp6,25 triliun pada kuartal pertama ini mengindikasikan bahwa strategi yang telah diterapkan MIND ID berjalan optimal,” tuturnya.

Sementara itu, total aset yang tercatat pada kuartal pertama tahun 2023 menunjukkan adanya kenaikan sebesar 6,97%, yakni senilai Rp228,17 triliun. Jumlah total aset tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya di periode yang sama.

Total aset tersebut terdiri dari aset lancar Rp65,15 triliun dan aset tidak lancar Rp163,020 triliun. Selain itu, MIND ID juga mencatat adanya penurunan total liabilitas dari Grup MIND ID sebanyak 3,7% dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Total aset lancar yang lebih besar dari liabilitas jangka pendek ini menunjukkan Grup MIND ID memiliki kinerja yang positif. Hal tersebut juga menandakan adanya kekuatan finansial di tahun fiskal ini.

Grup MIND ID telah menargetkan laba bersih mencapai Rp30 triliun di akhir tahun 2023. MIND ID optimis target tersebut bisa tercapai karena telah memiliki awal yang kuat di tahun fiskal ini. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan akan tetap fokus terhadap pertumbuhan, eksplorasi, dan produksi.

 

Menteri ESDM Bicara Peluang MIND ID Akuisisi Vale Indonesia

Konsisten Good Mining Practice, MIND ID Dukung Perubahan Status Vale Indonesia
Ilustrasi pertambangan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bicara soal peluang holding BUMN Tambang MIND ID mengakuisisi kepemilikan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Arifin mengatakan bahwa pada dasarnya Vale Indonesia hanya perlu melakukan divestasi sebesar 11 persen saham untuk memenuhi syarat peralihan status kontrak karya (KK) menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK), yakni minimal 51 persen saham kepada investor nasional atau pemerintah.

"Saham yang sudah di-divestasi Vale sudah 40 persen, 20 persen diambil BUMN, 20 persen publik. Ke publik karena dulu ditawarkan Vale untuk diambil BUMN tetapi waktu itu BUMN tidak respons dan waktu itu belum ada MIND ID. Untuk itu, pemerintah secara resmi menyampaikan ke Vale bahwa sebagai pengalihannya harus di-go public-kan dalam negeri, sekarang masih ada sisa 11 persen," ujar Arifin saat Rapat Kerja (Raker) Komisi VII DPR RI di Gedung DPR RI pada 24 Mei 2023, melansir Antara.

Adapun pemegang saham terbesar Vale Indonesia adalah Vale Canada dengan kepemilikan saham 43,79 persen. Berikutnya, MIND ID dengan kepemilikan 20 persen, dan Sumitomo Metal Mining sebesar 15,03 persen. Sedangkan, kepemilikan publik pada Vale sebesar 21,18 persen.

Sementara jika divestasi 11 persen tersebut diserap oleh MIND ID maka kepemilikannya masih sekitar 31 persen dan tidak menjadi pemegang saham terbesar dan bukan pengendali dari Vale Indonesia.

Oleh karena itu, MIND ID perlu menyerap tambahan sekitar 9 persen untuk menjadikan tambang nikel tersebut menjadi milik Pemerintah Indonesia.

Lebih lanjut, Arifin menegaskan bahwa Vale Indonesia bisa mendapatkan IUPK dengan melakukan divestasi 11 persen lagi. "Lebih dari itu mungkin kesepakatan business-to-business antara kedua entitas (MIND ID dan Vale)," tuturnya.

Seperti Divestasi Freeport

MIND ID
Holding Industri Pertambangan Indonesia atau MIND ID bersama PT Timah Tbk akan mengunakan teknologi terbaru dalam pengolahan komoditas timah di tahun 2023.

Dia mengungkapkan proses transaksi pembelian saham divestasi Vale Indonesia akan dilakukan sebagaimana proses transaksi pada divestasi saham PT Freeport Indonesia dari Freeport McMoran Inc. yang dinilainya cukup berhasil.

"Rencana divestasinya 11 persen, dari 11 persen itu dibagi ke BUMN dan BUMD. Kita ada good practice (divestasi saham) Freeport, itu bisa memberikan kepastian ke investor," ujar Arifin.

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menilai divestasi kepemilikan saham tersebut seharusnya tidak hanya digunakan sebagai kepentingan Vale Indonesia memperpanjang kontraknya dari KK menjadi IUPK.

Hal tersebut harus didasarkan kepada kepentingan masa depan bangsa Indonesia sekaligus keberlangsungan pertambangan di Indonesia.

Dengan demikian, penambahan 11 persen dinilai tidak cukup membuat Indonesia melalui MIND ID dapat memiliki kontrol pengendali atas Vale Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya