Cadangan Devisa Indonesia Turun per Juni 2023, Jadi Rp 2.082 Triliun

Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 sebesar USD 137,5 miliar atau setara dengan Rp 2.082 triliun

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Jul 2023, 10:25 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2023, 10:14 WIB
Bank Indonesia melaporkan Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 mencapai USD 130,8 miliar. Foto: BI
Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 sebesar USD 137,5 miliar atau setara dengan Rp 2.082 triliun. Foto: BI

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 sebesar USD 137,5 miliar atau setara dengan Rp 2.082 triliun (kurs Rp 15.148 / dolar AS).

Cadangan devisa ini menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2023 sebesar USD 139,3 miliar.

"Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Jumat (7/7/2023).

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa tersebut tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tambah Erwin.

Tetap Memadai

Erwin menambahkan, ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ketua MPR Minta Bank Indonesia Tegas Sanksi Perbankan Nakal

Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia setiap bulannya. Foto: BI
Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia setiap bulannya. Foto: BI

Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta Bank Indonesia untuk meningkatkan pengawasan terhadap sektor perbankan di Indonesia. Utamanya soal pelaksanaan aturan yang berlaku.

Hal ini diungkap pria yang karib disapa Bamsoet ini menjelang Hari Bank Indonesia yang diperingati setiap 5 Juli. Menurutnya, aspek pengawasan menjadi hal penting yang perlu jadi sorotan.

"Meminta Bank Indonesia meningkatkan pengawasan terhadap bank-bank lain, dan mengawasi implementasi aturan bank-bank lain, serta tegas menegakkan sanksi terhadap bank yang melanggar aturan," ujar dia dalam keterangannya, Selasa (4/7/2023).

Pada saat yang sama, Bamsoet juga meminta Bank Indonesia untuk mempersiapkan berbagai langkah antisipasi. Utamanya bagi bank yang berpotensi menghadapi masalah.

"Meminta Bank Indonesia terus mempersiapkan langkah antisipasi terhadap bank yang berpotensi bangkrut atau mengalami kesulitan," kata dia.

"Misalnya dengan memberikan bailout atau diberi suntikan dana agar masalah keuangan jangka pendek pada bank tersebut dapat segera terselesaikan," sambung Bamsoet.

 

Kapasitas Bank Sentral

FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menjelang Hari Bank Indonesia, dia ingin BI turut meningkatkan kapasitasnya sebagai bank sentral serta memelihara kestabilan nilai tukar rupiah. Dia juga menyoroti soal tiga bidang yang perlu jadi penguatan oleh BI.

"Meminta Bank Indonesia memaksimalkan pengelolaan di tiga bidang yaitu Moneter, Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem Keuangan, guna mendukung perekonomian dan keuangan negara yang lebih baik, khususnya pada saat recovery pandemi covid," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya