Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti soal pilihan pemimpin Indonesia kedepannya, salah satunya pemimpin yang bakal berkontes di panggung politik 2024. Menurutnya, pemimpin yang terpilih nantinya menentukan kemajuan ekonomi Indonesia.
Hal itu diungkap Jokowi didepan para pengusaha dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Selain itu, hadir pula sejumlah tokoh politik, seperti Gubernur Jawa Tengah sekaligus Bacapres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.
Baca Juga
"Saya sampaikan, saya ulang dimana-mana kepemimpinan di 2024, kepemimpinan nasional di 2024, di 2029, di 2034 itu sangat menentukan Indonesia ini melompat maju atau tidak," ujar dia dalam sambutannya dalam Pengukuhan Pengurus Apindo, di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Advertisement
"Jadi hati-hati memilih memimpin kita. Siapa? Siapa yang kita pilih? kedaulatan ada di tangan rakyat," sambungnya.
Diketahui, di kalangan pemerintahan dan tokoh politik, ada Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Menko Perekonomian sekaligus Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, hingga Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla.
Di kalangan pengusaha, selain Apindo, hadir pula Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Akbar Himawan Buchari.
Jokowi mengungkapkan prediksi sejumlah lembaga internasional seperti Bank Dunia hingga Dana Moneter Internasional (IMF). Prediksinya, Indonesia punya waktu selama 13 tahun kedepan agar bisa memantapkan posisi sebagai negara maju.
"Lembaga-lembaga Internasional yang saya sebutkan tadi bilang ke saya, 'Presiden Jokowi, kesempatan Indonesia berada di 13 tahun ke depan', karena di situ ada bonus demografi, di situ kita mendapatkan hilirisasi, lompatannya akan muncul di 13 tahun ini," tegasnya.
Â
Jokowi Semringah Apindo Bahas Stunting: Biasanya Ngomongin Cuan Terus
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku senang kalangan pengusaha kini berbicara mengenai pengentasan stunting di masyarakat. Padahal, biasanya kalangan pengusaha berbicara soal untung-rugi saja.
Hal ini menyusul adanya program penurunan stunting yang jadi perhatian Pengurus DPN Apindo 2023-2028 yang dipimpin Shinta Widjaja Kamdani.
"Biasanya kalau kita bicara di Apindo itu bicaranya selalu untung rugi, profitnya berapa, cuannya berapa tapi sore hari ini saya senang Apindo bicara mengenai stunting," ujarnya dalam sambutannya di Pengukuhan Pengurus Apindo, di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Joowi turut menyinggung asosiasi pengusaha lainnya. Diketahui, ada Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang juga menghadiri acara tersebut.
Jokowi meminta keduanya ikut langkah Apindo dalam mengejar target penurunan stunting di Indonesia.
RI 1 memegang data ada tren penurunan yang cukup baik dari sisi stunting. Pada 2015, angka stunting tercatat 37 persen, turun di 2022 menjadi 22 persen.
"Dan saya harapkan nanti Kadin (dan) Hipmi juga ikut. Ikut bekerja dalam penanganan stunting karena memang di 2015 angka kita memang sangat tinggi sekali, saat itu 37 persen anak-anak kita pada posisi mengalami stunting, 37 persen. Akhir tahun 2022 lalu turun jadi 22 persen, target kita nanti di 2024 sudah menjadi 14 persen," bebernya.
Â
Advertisement
Bukan Hal Mudah
Kendati negitu, Jokowi melihat kalau penurunan angka stunting bukan hal yang mudah. Maka dari itu, dia berharap ada bantuan dari kalangan pengusaha untuk menekan angka stunting.
"Tapi itu saya lihat di lapangan bukan hal yang mudah, tapi saya yakin kesulitan dan ketidakmudahan itu akan bisa (teratasi), targetnya bisa kita raih apabila ada partisipasi dari para pengusaha dan saya apresiasi Apindo dalam hal urusan stunting ini," tegasnya.
"Kalau tadi disampaikan bu Shinta tadi ada 1.000 pengusaha misalnya ini 1 pengusaha menjadi (orang tua) anak angkat dari 2.000 balita kita, kalau yang gede-gede cuma ngurus 2.000, kecil banget,
"Apa sih yang harus diberikan? karena rata-rata anak-anak stunting ini berada pada keluarga-keluarga yang tak mampu," sambungnya.