Jokowi Ramal Kurs Rupiah Masih Bergerak di Level 15.000 di Pidato Nota Keuangan 16 Agustus 2023

Jokowi mengatakan, pemerintah akan menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap di angka Rp 15.000 pada 2024 mendatang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Agu 2023, 15:40 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2023, 15:21 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membacakan Nota Keuangan Pengantar RAPBN 2024 dalam Sidang Tahunan MPR dan DPR. pemerintah akan menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap di angka Rp 15.000 pada 2024 mendatang..(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membacakan Nota Keuangan Pengantar RAPBN 2024 dalam Sidang Tahunan MPR dan DPR. Salah satu poin yang disoroti yakni terkait kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Jokowi mengatakan, pemerintah akan menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap di angka Rp 15.000 pada 2024 mendatang. Begitu juga suku bunga SBN 10 tahun yang diprediksi berada di level 6,7 persen.

"Rata-rata nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak di sekitar Rp15.000 per Dolar AS. Sementara, rata-rata suku bunga Surat Berharga Negara 10 tahun diprediksi pada level 6,7 persen," ujar Jokowi saat membacakan Nota Keuangan Pengantar RAPBN 2024, Rabu (16/8/2023).

Di sisi lain, Jokowi juga meramal harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) berada pada USD 80 per barel.

"Di sisi lain, lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 625 ribu barel per hari dan 1,03 juta barel setara minyak per hari," imbuhnya.

RI 1 juga target menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di atas 5 persen pada 2024 mendatang. Jokowi berjanji akan menjaga keekonomian negara saat menghadapi tahun politik.

"Pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan sebesar 5,2 persen. Stabilitas ekonomi makro akan terus dijaga. Situasi kondusif dan damai pada Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 harus kita wujudkan demi meningkatkan optimisme perekonomian jangka pendek," ungkapnya.

Selanjutnya, inflasi akan tetap dijaga pada kisaran 2,8 persen. Menurut dia, peran APBN akan tetap dioptimalkan untuk memitigasi tekanan inflasi, baik akibat perubahan iklim maupun gejolak eksternal.

"Koordinasi yang kuat antara anggota forum Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah akan terus dijaga," pinta Jokowi.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya