Pasokan dan Permintaan Properti Turun, Tapi Harga Tetap Merangkak Naik

Berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q3 2023, indeks harga properti terus mengalami kenaikan yaitu sebesar 2,4 persen secara kuartalan dan 6 persen secara tahunan sehingga menjadi indikasi pasar properti masih kondusif.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Agu 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2023, 10:00 WIB
Indonesia Properti Expo 2019
Kondisi pasar properti pada kuartal II tahun ini yang menunjukkan penurunan pada indeks suplai dan permintaan secara kuartalan merupakan kondisi yang tipikal terjadi setiap kuartal genap. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sektor properti hingga real estat telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Sepanjang 2018-2022 kontribusi dari sektor properti setiap tahunnya mencapai Rp 2.300-2.800 triliun, 16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi Indonesia.

Selain kontribusi dari sisi ekonomi, sektor properti, real estat, dan konstruksi juga melibatkan banyak tenaga kerja dalam perputaran ekonominya, yakni mencapai 13-19 juta orang. Sektor properti, real estat, dan konstruksi juga dapat memberikan efek berganda kepada 185 subsektor industri lainnya, dari bahan bangunan seperti semen, besi, batu bata, hingga furnitur, elektronik, dan peralatan rumah tangga.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, data properti tersebut ini sejalan dengan data Rumah.com Indonesia Property Market Report kuartal III 2023. Berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q3 2023, indeks harga properti terus mengalami kenaikan yaitu sebesar 2,4 persen secara kuartalan dan 6 persen secara tahunan sehingga menjadi indikasi pasar properti masih kondusif.

"Meskipun demikian indeks suplai turun sebesar 4,1 persen secara kuartalan dan indeks permintaan turun sebesar 6,1 persen secara kuartalan," jelas Marine dalam keterangan tertulis, Senin (28/8/2023).

Tipikal Terjadi

Kondisi pasar properti pada kuartal II tahun ini yang menunjukkan penurunan pada indeks suplai dan permintaan secara kuartalan merupakan kondisi yang tipikal terjadi setiap kuartal genap. Hal ini dikarenanakan adanya Hari Raya Idul Fitri di awal kuartal, tahun ajaran baru, dan Idul Adha di akhir kuartal. Sehingga secara umum, konsumen lebih berfokus pada pengeluaran konsumtif daripada kebutuhan primer.

Turunnya indeks suplai dan permintaan pada kuartal II tahun ini terjadi baik pada sektor rumah tapak maupun apartemen. Pada sisi suplai, penurunan pada sektor rumah tapak maupun apartemen hampir sama besar. Sementara pada sisi permintaan, terjadi penurunan permintaan terhadap rumah tapak sebesar 6,5 persen secara kuartalan sementara pada apartemen turun sebesar 2,4 persen secara kuartalan.

 

Permintaan Masih Dikuasai Rumah Tapak

Indonesia Properti Expo 2019
Maket perumahan yang ditawarkan pada Indonesia Property Expo (IPEX) 2019 di Jakarta Convention Centre (JCC), Sabtu (2/2). Kegiatan yang digelar 2-10 Februari itu menargetkan penyaluran kredit baru senilai Rp 6 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Marine menjelaskan bahwa distribusi permintaan terhadap hunian masih didominasi oleh rumah tapak, yakni sebesar 91 persen dari total permintaan pada kuartal II 2023. Data pencarian properti di Rumah.com menunjukkan bahwa pencarian properti didominasi oleh pencarian dengan harga di atas Rp 1 miliar. Hal ini juga bisa menjadi indikasi positif terhadap daya beli masyarakat.

"Dari sisi penjual, stabilitas harga properti dapat dilihat dari kenaikan indeks harga properti yang konstan secara kuartalan. Sementara itu, dari sisi konsumen, hal ini dapat dilihat dari daya beli masyarakat yang tetap stabil. Berdasarkan data Rumah.com, kami yakin bahwa tren indeks pasar properti akan kembali positif pada kuartal depan, di mana tidak terdapat event musiman pada kuartal tersebut," jelas Marine.

Marine menuturkan bahwa turunnya permintaan pada sektor properti lebih disebabkan oleh faktor musiman yakni Hari Raya dan musim liburan juga didukung oleh outlook ekonomi nasional hingga akhir paruh kedua tahun ini.

Menguatnya nilai tukar rupiah dan turunnya inflasi menjadi indikasi positif roda ekonomi nasional akan terus berputar dan semakin membaik. Sementara itu, suku bunga KPR dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) yang tetap terjaga memberikan keyakinan kepada konsumen mengenai fluktuasi suku bunga jangka panjang.

 

Penjual Masih Percaya Diri

Indonesia Properti Expo 2019
Seorang pria melintasi iklan penawaran rumah dalam Indonesia Property Expo (IPEX) 2019 di JCC, Sabtu (2/2). Ada 167 pengembang terlibat dalam IPEX ini yang terdiri dari 116 pengembang KPR non subsidi dan 51 pengembang subsidi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Marine juga menambahkan bahwa kenaikan indeks harga properti menunjukkan bahwa penjual masih percaya diri dengan daya beli pasar, sekaligus menjadi indikasi bahwa pasar properti nasional masih tetap stabil.

Optimisme juga didukung oleh tren makroekonomi, di antaranya stabilitas suku bunga serta tingkat kepuasan konsumen berdasarkan data dari BI. Melalui analisis berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index, tren pasar properti diperkirakan akan bergerak ke arah yang lebih positif pada kuartal berikutnya.

Infografis Bantuan DP Rumah Pekerja Informal
Infografis Bantuan DP Rumah Pekerja Informal
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya