Rusia Ingin Genjot Ekspor Produk Laut ke China Usai Jepang Buang Limbah Nuklir

Rusia berharap dapat meningkatkan ekspor produk laut ke China. Hal ini usai ada larangan China impor makanan laut Jepang usai limbah nuklir yang dibuang ke laut.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Agu 2023, 16:59 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2023, 16:58 WIB
Limbah Nuklir Fukushima Jepang
Kekhawatiran warga dunia mulai terasa ketika Jepang memutuskan untuk membuang limbah nuklir ke lautan. Tokyo mengklaim bahwa itu aman dan sudah sesuai prosedur dan aturan internasional. (Kyodo News via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Rusia berharap dapat meningkatkan ekspor produk laut ke China. Hal ini seiring ada larangan China impor makanan laut Jepang usai limbah nuklir yang dibuang ke laut.

Dikutip dari CNBC, Minggu (27/8/2023), Rusia salah satu pemasok produk laut terbesar ke China. 894 perusahaan Rusia diizinkan ekspor makanan laut. Hal itu disampaikan Rosselkhoznadzor, pengawas keamanan pangan Rusia pada Juli 2023.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, 25 Agustus 2023, Rosselkhoznadzor menuturkan, pihaknya berupaya kerek jumlah eksportir. “Pasar China secara umum menjanjikan untuk produk ikan Rusia. Kami berharap dapat meningkatkan jumlah perusahaan dan kapal Rusia yang bersertifikat, volume produk dan jangkauannya,” demikian pernyataan Rosselkhoznadzor.

Untuk membantu upaya itu, pengawas pangan Rusia ini akan melanjutkan dialog dengan China mengenai masalah keamanan makanan laut dan menyelesaikan negosiasi dengan China mengenai pasokan produk laut Rusia ke China.China telah larang beberapa impor makanan dari Jepang.

Akan tetapi, larangan yang dikeluarkan itu dipicu kekhawatiran mengenai “risiko kontaminasi radioaktif” setelah Jepang mulai buang limbah yang telah diolah ke laut.China menjadi tujuan lebih dari setengah ekspor produk laut antara Januari dan Agustus. Produk tersebut didominasi oleh ikan pollock, herring, folunder, sarden, cod dan kepiting.

Rusia ekspor 2,3 juta metrik ton produk laut pada 2022 senilai USD 6,1 miliar, sekitar setengah dari keseluruhan total tangkapan Rusia. Menurut Badan Perikanan Rusia, China, Korea Selatan dan Jepang menjadi importir terbesar.

Jepang menuturkan, kritik dari Rusia dan China tidak didukung oleh bukti ilmiah dan tingkat polusi di air akan berada di bawah batas yang dianggap aman untuk dikonsumsi berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Regulator Rusia Periksa Impor Makanan Laut Jepang

Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)
Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)

Namun, Rosselkhoznadzor menuturkan, pihaknya telah perketat pemeriksaan impor makanan laut Jepang meski volumenya tidak signifkan.

Regulator mengatakan, arah arus di timur jauh Rusia, tempat sekitar 70 persen makanan laut Rusia ditangkap akan mencegah kontaminasi produk laut yang ditangkap oleh kapal Rusia.

Mereka juga memperketat kontrol radiologi terhadap makanan laut yang ditangkap di perairan Rusia yang relatif dekat dengan Fukushima dan akan menguji sampel tertentu untuk ketahui tingkat radiasi, Interfax melaporkan pada Kamis, 24 Agustus 2023.


Jepang Buang Limbah Nuklir Fukushima Mulai 24 Agustus

Limbah Nuklir Fukushima Jepang
Namun tetap saja bahaya masih membayang-bayangi kelangsungan manusia yang takut akan terpapar. (Kyodo News via AP)

Sebelumnya, dikutip dari Kanal Global Liputan6.com, Jepang pada Selasa (22/8/2023) mengumumkan bahwa pihaknya akan mulai melepaskan lebih dari 1 juta metrik ton limbah radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima pada Kamis (24/8).

Rencana yang disetujui dua tahun lalu oleh pemerintah Jepang sebagai langkah penting untuk menonaktifkan PLTN Fukushima, yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO), itu telah ditentang keras China. Kritik juga datang dari kelompok-kelompok nelayan lokal yang khawatir reputasi dan mata pencaharian mereka terganggu.

 

"Saya telah meminta TEPCO untuk segera mempersiapkan pembuangan limbah sesuai dengan rencana yang disetujui oleh Otoritas Regulasi Nuklir, perkiraannya pelepasan limbah akan dimulai pada 24 Agustus, jika kondisi cuaca memungkinkan," ujar Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, seperti dilansir CNA.

Jepang menegaskan bahwa pelepasan limbah nuklir Fukushima ke laut aman. Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), telah memberi lampu hijau atas rencana Jepang dengan menggarisbawahi bahwa langkah tersebut memenuhi standar internasional dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan dapat diabaikan.

Namun, China menilai skeptis keamanan rencana Jepang. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan pada Juli bahwa Jepang telah menunjukkan keegoisan dan arogansi, dan belum sepenuhnya berkonsultasi dengan masyarakat internasional tentang pelepasan limbah nuklir Fukushima.

Infografis Rudal Korea Utara Ancam Jepang
Infografis Rudal Korea Utara Ancam Jepang
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya