Liputan6.com, Jakarta - Kisah Ho Chihning yang dijuluki politikus tercantik di Taiwan menjadi viral. Dia menjadi korban pelecehan seksual saat sedang berkunjung ke Tokyo, Jepang.
Mengutip laman Koreaboo, Senin (1/7/2024), pelecehan seksual terjadi di luar Stasiun Otsuka, Tokyo. Seorang pria mabuk yang memegang alkohol berulang kali mencoba mendekati politikus Taiwan itu. Dia berusaha menolaknya dengan sopan tapi pria mabuk itu terus mengganggunya.
Pria tersebut bahkan mengikutinya ke toko buku dan meraba-raba politikus itu sebanyak dua kali. Tak terima, Chihning membalasnya dengan menendang selangkangannya untuk membela diri dan mengunggah video pria itu terjatuh ke media sosial. Akibat unggahan itu, sejumlah media mengaitkannya dengan hubungan politik antara Taiwan dan Jepang.
Advertisement
Tak ingin isu menjadi liar tak terkendali, Chihning kemudian menjelaskan situasi yang dialaminya dalam sebuah unggahan pada 17 Juni 2024. Ia menegaskan bahwa pria yang melecehkannya bukanlah warga Jepang, tetapi juga pria asing dengan kewarganegaraan yang tak diketahui.
"Aku tak bermaksud membenci Jepang karena aku pernah dilecehkan sekali di Jepang. Aku berterima kasih bahwa polisi Jepang melakukan yang terbaik untuk menangkap pelakunya dalam insiden ini," tulis Chingning.
Ia menjelaskan bahwa aparat setempat membantunya mengatur perjalanan dan menghadapi situasi tersebut. Ia mengapresiasi kepolisian Jepang karena melakukan banyak hal untuknya.
Ia juga tak ragu untuk kembali mengunjungi Jepang meski sudah mengalami insiden yang menakutkan. "Aku pernah ditanyai (soal kembali ke Jepang), tapi tanpa keraguan, aku akan datang!"
Â
Pelajaran Penting yang Didapat Ho Chihning
Meski begitu, insiden yang dialaminya memberi pelajaran penting. Ho Chihning mengaku kini menghindari pergi sendirian di malam hari saat bepergian ke luar negeri.
"Karena aku tidak familiar dengan bahasanya dan lingkungannya, kadang-kadang aku tidak tahu apa yang akan kukatakan bahkan ketika aku meminta bantuan," ucapnya.
Ia kembali menegaskan kejadian yang menimpanya tidak mengubah kecintaannya pada Jepang, khususnya penanganan keamanan Jepang pada orang asing. Masalah itu adalah masalah individu, bukan Jepang secara keseluruhan, katanya.
"Saya ingin perempuan di luar negeri mengutamakan pembelaan diri jika terjadi sesuatu. Saya tidak tahu apakah saya akan pernah bertemu seseorang yang bersedia membantu, tetapi penting bagi Anda untuk meresponsnya sendiri," ia mengingatkan. Ho Chihning saat ini menjabat sebagai anggota legislatif untuk sebuah distrik di Hsinchu, Taiwan Barat Laut.
Jepang menaruh perhatian besar pada upaya menekan kasus pelecehan seksual. Dalam kasus berbeda, negeri matahari terbit itu bahkan menyiapkan seragam khusus untuk atlet Olimpiade wanitanya yang akan bertanding di Paris, Prancis.
Advertisement
Bikin Seragam Anti-Sinar Inframerah
Dikutip dari The Verge, Kamis, 27 Juni 2024, Le Monde melaporkan bahwa para atlet bola voli, atletik, dan tim Jepang lainnya akan berkompetisi dengan mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan baru yang dapat menyerap cahaya inframerah dengan lebih baik. Mirip dengan teknologi pada pesawat pengintai siluman yang menghindari deteksi dengan membelokkan sinyal radar menjauh dari detektor, pakaian tersebut menyerap dan mencegah cahaya inframerah mencapai kamera dan sensor inframerah.
Pada 2020, para atlet Jepang mengajukan keluhan kepada Komite Olimpiade Jepang setelah menemukan, "Foto diri mereka dibagikan di media sosial dengan keterangan seksual eksplisit," menurut The Japan Times. Sejak itu, Mizuno, Sumitomo Metal Mining, dan Kyodo Printing bersama-sama mengembangkan bahan kain baru yang cukup elastis untuk digunakan dalam seragam atletik sekaligus melindungi atlet dan pelecehan seksual dengan kamera tersebut.
Beberapa perangkat secara tidak sengaja menunjukkan penginderaan inframerah yang digunakan dalam kacamata night vision. Saat digunakan pada manusia, fotografi inframerah dapat memperlihatkan garis-garis tubuh seseorang atau pakaian dalam yang dikenakan di balik lapisan tipis pakaian, seperti yang dikenakan oleh atlet. Dalam eksperimen yang dibagikan oleh Mizuno, cetakan lambang baju yang ada di bawah lapisan baju olahraga dan kain penyerap inframerah hampir seluruhnya tertutup saat difoto dengan kamera inframerah.
Atlet Berisiko Jadi Korban Fotografi Bertujuan Seksual
Beberapa lapisan kain anti-inframerah yang menyerap cahaya akan lebih membantu. Tetapi karena para atlet mengkhawatirkan soal panas ekstrem yang diperkirakan terjadi di Olimpiade Paris mendatang, seragam tersebut perlu mencapai keseimbangan antara melindungi dari makhluk merayap yang invasif sekaligus menjaga peserta tetap sejuk dan nyaman.
Meskipun banyak orang memuji Jepang karena tingkat kejahatan dan keamanannya yang relatif rendah, wanita sering kali mengalami sebaliknya. Salah satu masalahnya adalah fotografi non-konsensual.
Dilansir dari Unseen Japan, kasus memotret orang tanpa izin ini meningkat pada tahun 2023 hingga mencapai rekor 5.700 insiden secara nasional, dengan 80 persen dari kejahatan tersebut dilakukan dengan ponsel pintar. Namun, atlet wanita di Jepang menghadapi bentuk pelecehan seksual yang berbeda. Beberapa pria datang ke acara olahraga yang menampilkan atlet wanita, bukan untuk menikmati olahraga tersebut, namun untuk memotret para atlet secara seksual.
Dalam banyak kasus, mereka bahkan secara eksplisit menargetkan anak di bawah umur dengan muncul untuk mengambil foto di pertandingan olahraga anak perempuan tingkat menengah dan menengah atas. Para pelaku kemudian mengunggah foto-foto tersebut secara anonim di media sosial agar dapat dilihat oleh pria lain. Dalam beberapa kasus lain, menjualnya untuk mendapatkan keuntungan.
Advertisement