Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Omzet Pedagang Foodcourt Juga Turun 50%

Akhir-akhir ini pedagang di Pasar Tanah Abang keluhkan sepinya pelanggan yang melakukan jual-beli di pasar pusat grosir tersebut. Tak hanya penjual pakaian, penjual makanan pun mengaku bahwa pendapatannya menurun akibat sepinya pasar.

oleh Amira Fatimatuz Zahra diperbarui 19 Sep 2023, 10:15 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2023, 10:15 WIB
Foodcourt Pasar Tanah Abang di Lantai 2
Foodcourt Pasar Tanah Abang di Lantai 2 (Vatrischa Putri Nur Sutrisno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar Tanah Abang dikenal sebagai pasar grosir maupun eceran untuk produk-produk tekstil yang ramai dikunjungi oleh masyarakat. Letaknya yang strategis, berada di Jakarta Pusat, serta akses transportasi yang mudah menjadikan pasar pusat grosir ini menjadi salah satu destinasi berbelanja.

Namun, akhir-akhir ini pedagang Pasar Tanah Abang mengeluh sepinya pelanggan yang melakukan jual-beli di pasar pusat grosir tersebut. Tak hanya penjual pakaian, penjual makanan pun mengaku bahwa pendapatannya menurun akibat sepinya pasar.

“Keadaannya sekarang ini memang lagi turun omzetnya. Udah satu bulan ini omzetnya turun 50%. Tanah Abang lagi ngalamin penurunan (pelanggan),” Kata penjual gado-gado di Foodcourt Pasar Tanah Abang, Bejo (33), dikutip pada Selasa (19/9/2023).

Bejo mengaku, ia juga punya cabang kiosnya di Blok A, tetapi juga sama-sama mengalami penurunan omset.

“Yang penting masih cukup untuk bertahan hidup, yang penting terpenuhi dulu lah. Masalah rugi nomor 2, tapi jangan sampai kita tekor,” kata Bejo.

Akhir pekan menjadi hari andalan Bejo dalam berjualan karena menurutnya, pengunjung di Pasar Tanah Abang lebih ramai dibanding hari biasa walaupun omsetnya tidak seberapa.

Saat Liputan6.com menelusuri Pasar Tanah Abang pada Senin 18 September 2023, memang pengunjung yang datang untuk makan di Foodcourt tidak terlalu banyak. Meskipun begitu, semangat para penjual untuk menawarkan menunya pada pengunjung yang datang tidak pernah surut. Para penjual makanan di Pasar Tanah Abang buka setiap hari hingga jam 4 sore.

Di tengah sepinya Pasar Tanah Abang saat ini, penjual makanan dan minuman di pasar tersebut berharap pengunjung akan tetap mengunjungi Pasar Tanah Abang.

Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang Kini, Tunggak Iuran hingga Gulung Tikar

Pasar Tanah Abang Blok G Sepi
Pasar Tanah Abang Blok G sepi pengunjung, puluhan toko gulung tikar (Amira Fatimatuz Zahra/Liputan6.com)

Pasar Tanah Abang tampaknya tak seramai dulu. Pusat jualan tekstil terbesar di Indonesia mulai sepi ditinggalkan pembeli. Kondisi ini juga dikabarkan membuat banyak pedagang terpaksa harus menutup usahanya.

Ini terlihat dari pantauan Liputan6.com saat memantau langsung kondisi ke Pasar Tanah Abang pada Senin, 18 September 2023.

Kondisi ini khususnya terlihat di Blok G Pasar Tanah Abang. Dari luar sudah terlihat pasar yang sepi pengunjung. Masuk ke dalam tampak puluhan kios menutup gerainya, bahkan ada beberapa yang dilabeli dengan stiker “Ditutup sementara”.

Mirisnya di toko yang tutup tersebut tertempel pula surat peringatan dari Pasar Jaya selaku pengelola lantaran pedagang menunggak bayar iuran.

"Sebagai tindak lanjut atas surat kami nomor ..... tanggal 04 Juli 2023 hal Peringatan ke-1, dan nomor ...... tanggal 21 Juli 2023 hal peringatan ke-2 sampai dengan saat ini Saudara belum membayar/melunasi tunggakan kewajiban Biaya Pengelolaan Pasar (BPP)/atau service charge," tulis salah satu surat peringatan ke-3 yang tertempel di salah satu toko," mengutip bunyi surat tagihan yang tertempel tersebut.

Dalam surat pun ditulis berapa biaya tunggakan yang belum dibayarkan oleh penjual Pasar Tanah Abang serta cara melunasinya. Selain itu, ditekankan juga apabila tidak kunjung dibayar, maka toko terancam ditutup oleh pihak pengelola.

 

Pengakuan Pedagang

Semakin Parah, Pedagang Pasar Tanah Abang Alami Penurunan Omset Secara Drastis
Kondisi Pasar Tanah Abang yang tak terurus dan banyak toko tutup (Vatrischa Putri Nur Sutrisno/Liputan6.com)

Meskipun begitu, masih ada beberapa toko yang bertahan untuk tetap berjualan setiap harinya. Pedagang sepatu di Blok G Pasaraya Tanah Abang, Masrul (42 tahun) mengatakan bahwa penjualannya tidak berjalan lancar sehingga mengalami penurunan omset sebesar 60%.

Masrul mengaku sudah berjualan selama 15 tahun di Pasaraya tersebut. “(keadaan saat ini) makin parah, apalagi semenjak ada aplikasi online,” kata Masrul kepada Liputan6.com.

Ia juga mengakui, bahwa tidak ada pilihan untuk berjualan di tempat lain. Harga sewa yang mahal serta persaingan yang cukup ketat menjadi alasannya untuk tetap berjualan di Pasaraya Tanah Abang. Hal tersebut juga menjadi alasan mengapa Masrul tidak membuka toko online.

“Kita bukan produksi sendiri, kita bisa kalah (bersaing) kalau ikut jualan di online, apalagi kita kan jual sepatu,” lanjutnya.

Pasar Tanah Abang memang dikenal sebagai pusat grosir yang besar di Jakarta Pusat, bahkan digadang-gadang sebagai pasar grosir terbesar di Asia Tenggara.

Namun, Pasar Tanah Abang Blok G memang menjadi sorotan lantaran keadaannya yang tidak terurus dan terlihat memprihatinkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya