Gapai Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari, Pertamina Hulu Rokan Hadapi Tantangan Kelola

Salah satu tugas utama Pertamina Hulu Rokan saat alih kelola aset adalah melakukan pendataan secara komprehensif kondisi fasilitas terpasang yang diserahterimakan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Okt 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2023, 17:00 WIB
Pertamina Hulu Rokan PHR berhasil melakukan tajak sumur pertama yang merupakan bagian dari pengembangan area steamflood baru. (Dok PHR)
Pertamina Hulu Rokan PHR berhasil melakukan tajak sumur pertama yang merupakan bagian dari pengembangan area steamflood baru. (Dok PHR)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) diberkahi warisan wilayah operasi raksasa dan limpahan ribuan sumur tua guna menggapai target produksi 1 juta minyak per hari (bopd) pada 2030. Namun upaya tersebut cenderung tak mudah di tengah misi transisi energi, lantaran fasilitas penunjang yang ada rata-rata telah dioperasikan hampir seabad oleh operator sebelumnya.

Mulai dari fasilitas bawah permukaan (subsurface) seperti pompa, casing dan tubing, hingga fasilitas permukaan (surface facilities) seperti jaringan pipa produksi, stasiun pengumpul, instalasi listrik, hingga jaringan pipa utama menuju pengapalan. 

Vice President Upstream Business Pertamina Hulu Rokan WK Rokan Edwil Suzandi menilai, dengan kondisi bisnis hulu migas yang kian menantang, operator seringkali dihadapkan pada opsi-opsi strategi operasi yang mengharuskannya untuk tetap konsisten dan efisien dengan memanfaatkan yang ada. 

"Contohnya dengan mengalihkan anggaran dan fokus dari belanja modal dan investasi, menjadi pengadopsian strategi manajemen integritas aset, dengan mengoptimalkan aset yang ada untuk memaksimalkan operasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/10/2023).

Menurut dia, tata kelola fasilitas berumur, bukan hanya membahas tentang usia peralatan tersebut, tapi juga bagaimana penerapan sistem mitigasi perawatan atas penuaan dan batas usia pakai fasilitas tersebut.

"Salah satu tugas utama PHR saat alih kelola aset adalah melakukan pendataan secara komprehensif kondisi fasilitas terpasang yang diserahterimakan. Dengan pendataan tersebut, PHR dapat menyusun rencana perawatan yang efektif dan efisien, merancang strategi operasi dan eksploitasi minyak yang optimal, aman dan andal, dengan tetap mematuhi seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku," ungkapnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Membuka Potensi Baru

Pertamina Hulu Rokan
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera membukukan kinerja produksi minyak dan gas yang baik sepanjang tahun 2022, yang ditandai dengan terpenuhinya target produksi maupun lifting migas, bahkan berhasil melampaui. (Dok. PHR)

Manajemen integritas aset-aset lama menjadi sangat penting, mengingat di saat yang sama PHR terus mengembangkan inisiatif-inisiatif baru untuk meningkatkan produksi.  

Sebut saja studi eksplorasi di Formasi Telisa dan Batuan Dasar / Basement Rokan. Studi ini dilakukan untuk menilai kelayakan pemboran eksplorasi lebih lanjut, guna membuka potensi baru dalam pengembangan wilayah ini. 

"Potensi produksi minyak dari lapangan-lapagan baru tersebut tentu memerlukan kesiapan serta keandalan fasilitas-fasilitas penunjang," imbuh Edwil. 

Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan SKK Migas, Bambang Prayoga, dalam materi paparannya di forum International Oil & Gas 2023 di Nusa Dua, Bali, September lalu mengatakan, dengan adanya manajemen integritas aset yang baik, kinerja aset berumur diharapkan tetap dapat dioptimalkan melalui tata kelola perawatan berkala, modifikasi dan peremajaan serta penggantian. 

Dengan begitu perusahaan-perusahaan hulu migas dapat memastikan integritas di seluruh siklus hidup asset yang dimilikinya. *Keseluruhan upaya ini tidak hanya mendukung kinerja perusahaan, tetapi juga mencapai target besar industri migas Indonesia, yaitu untuk mendukung target produksi minya sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 2030," terangnya. 


Manajemen integritas aset-aset lama menjadi sangat penting, mengingat di saat yang sama PHR terus mengembangkan inisiatif-inisiatif baru untuk meningkatkan produksi.     Sebut saja studi eksplorasi di Formasi Telisa dan Batuan Dasar / Basement Rokan. Studi ini dilakukan untuk menilai kelayakan pemboran eksplorasi lebih lanjut, guna membuka potensi baru dalam pengembangan wilayah ini.    "Potensi produksi minyak dari lapangan-lapagan baru tersebut tentu memerlukan kesiapan serta keandalan fasilitas-fasilitas penunjang," imbuh Edwil.    Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan SKK Migas, Bambang Prayoga, dalam materi paparannya di forum International Oil & Gas 2023 di Nusa Dua, Bali.September lalu mengatakan, dengan adanya manajemen integritas aset yang baik, kinerja aset berumur diharapkan tetap dapat dioptimalkan melalui tata kelola perawatan berkala, modifikasi dan peremajaan serta penggantian.    Dengan begitu perusahaan-perusahaan hulu migas dapat memastikan integritas di seluruh siklus hidup asset yang dimilikinya. *Keseluruhan upaya ini tidak hanya mendukung kinerja perusahaan, tetapi juga mencapai target besar industri migas Indonesia, yaitu untuk mendukung target produksi minya sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 2030," terangnya. 

Di Hari Pendidikan Nasional, ada program Beasiswa Prestasi jenjang magister (S2) bagi putra-putri Riau yang diberikan oleh PT Pertamina Hulu Rokan bersama Pertamina Foundation. (Dok Pertamina)
Di Hari Pendidikan Nasional, ada program Beasiswa Prestasi jenjang magister (S2) bagi putra-putri Riau yang diberikan oleh PT Pertamina Hulu Rokan bersama Pertamina Foundation. (Dok Pertamina)

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) kembali menorehkan capain produksi yang positif. Di awal Sepember 2023, lapangan Petani di Kabupaten Bengkalis berhasil mencapai angka produksi sebesar 10.000 barel minyak per hari (BOPD), di mana angka ini jauh meningkat pascaalih kelola Blok Rokan.

EVP Upstream Bussines Pertamina Hulu Rokan Edwil Suzandi mengatakan, sejak alih kelola Wilayah Kerja (WK) Rokan dua tahun lalu, produksi minyak di lapangan Petani Blok Rokan meningkat dari 4.000 BOPD menjadi 10.000 BOPD.

 “Peningkatan produksi ini merupakan hasil dari kampanye pemboran paket pengembangan SLO Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL) Stage-1 serta laju penurunan based production yang dapat dipertahankan,” kata Edwil dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/9/2023).

Edwil mengatakan, total ada 51 dari 61 sumur paket pengembangan yang sudah diselesaikan dan berproduksi. Sementara, sisa sumur lainnya sudah dijadwalkan pemboran pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024 dengan dukungan 3 hingga 4 rig pemboran dengan kapasitas 750 horsepower (HP).

“Kesuksesan ini didukung oleh kolaborasi yang harmonis antar tim Asset Development, Operation, Facility, Drilling and Completion, Land, Corporate Secretary, dan tim-tim lain yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung aktivitas pemboran yang masif ini,” kata Edwil.

Atas keberhasilan operasi dan produksi di Petani yang mencapai angka 10.000 BOPD tersebut, PHR menggelar syukuran pada Jumat (1/9/2023) di Ghatering Station (GS) Petani yang dihadiri oleh manajemen, tim Asset Development, Operation, Facility, Drilling and Completion, Land, Corporate Secretary, tim Security dan tim lainnya.


Potensi Masih Besar

PT Pertamina Drilling Services Indonesia
PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), sebagai afiliasi Subholding Upstream, menjadi bagian dalam catatan rekor tertinggi produksi Pertamina Hulu Rokan (PHR) tahun 2023.

Untuk diketahui, lapangan Petani merupakan salah satu lapangan migas di WK Rokan yang masih memiliki potensi besar. PHR terus melakukan kampanye pemboran dan saat ini sedang berlangsung maturasi (proses pematangan) dan pengajuan paket OPL Petani Stage 2, di mana eksekusi pemboran akan dimulai pada tahun 2024.

“Kesuksesan pada paket pengembangan tahun 2022-2023 diharapkan dapat diteruskan pada paket pengembangan OPL Petani Stage-2 dengan dukungan stakeholder internal dan eksternal serta kolaborasi antar tim,” katanya.

Sebelumnya, pada awal Agustus lalu produksi PHR WK Rokan berhasil menembus angka 172 ribu BOPD, di mana torehan tersebut menobatkan PHR sebagai perusahaan penghasil minyak terbesar di Indonesia saat ini dan menjadi bagian dari penunjang cita-cita 1 juta barel di tahun 2030.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya