Terus Terpuruk, Ekonomi Eropa Kontraksi di Kuartal III 2023

Perekonomian zona euro menghadapi hambatan besar akibat inflasi dan suku bunga yang tinggi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 01 Nov 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2023, 14:00 WIB
Kasus Covid-19 di Jerman
Orang-orang terlihat di luar Stasiun Kereta Pusat Berlin di Berlin, ibu kota Jerman, pada 6 Agustus 2020. Kasus COVID-19 di Jerman bertambah 1.045 dalam sehari sehingga total menjadi 213.067, seperti disampaikan Robert Koch Institute (RKI) pada Kamis (6/8). (Xinhua/Shan Yuqi)

Liputan6.com, Jakarta Produk domestik bruto (PDB) Eropa mengalami kontraksi sedikit dan tingkat pertumbuhan tahunan melambat tajam.

Mengutip US News, Rabu (1/11/2023) kantor statistik Uni Eropa Eurostat mengatakan bahwa PDB di 20 negara bermata uang euro turun 0,1 persen quarter-on-quarter pada periode Juli-September 2023!dan naik hanya 0,1 persen year-on-year.

Data Eurostat menunjukkan pertumbuhan triwulanan sebesar 0,1 persem di Perancis, 0,3 persen di Spanyol, dan 0,5 persen di Belgia, namun gagal mengimbangi kemerosotan triwulanan sebesar 0,1 persen di Jerman.

Sementara itu, tidak ada data pertumbuhan di Italia, dan kontraksi di Austria, Portugal, Irlandia, Estonia, dan Lituania.

Dalam beberapa bulan terakhir, perekonomian zona euro menghadapi hambatan besar akibat inflasi yang tinggi dan rekor suku bunga yang tinggi serta pengetatan kebijakan fiskal yang lamban.

Perekomonian negara ekonomi terbesar di Eropa, yaitu Jerman berkontraksi pada kuartal III 2023.

Produk domestik bruto Jerman mencatat kontraksi 0,1 persen pada periode Juli hingga September 2023 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya ketika tumbuh 0,1 persen menurut Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis).

Kontraksi ini didorong oleh lemahnya belanja konsumen. Di sisi lain, investasi perusahaan pada mesin dan peralatan memberikan kontribusi positif terhadap PDB Jerman.

"Perekonomian Jerman sekali lagi berada di ambang resesi teknis," kata Claus Vistesen, kepala ekonom zona euro di Pantheon Macroeconomics, dikutip dari CNN Business.

Sebagai informasi, resesi teknis merupakan penurunan produksi selama dua kuartal berturut-turut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inflasi Mulai Membaik

Jerman Catat Rekor 80.000 Kasus COVID-19 Baru Sehari
Orang-orang mengenakan masker yang menjadi mandat di stasiun kereta bawah tanah di pusat kota Essen, Jerman, Rabu (12/1/2022). Jerman pada Rabu melaporkan lebih dari 80.000 kasus corona covid-19 dalam sehari yang merupakan tertinggi sejak pandemi. (AP Photo/Martin Meissner)

Di sisi lain, masih ada berita baik mengenai inflasi. Harga konsumen Jerman naik rata-rata 3 persen pada bulan Oktober dibandingkan dengan tahun lalu, menurut perkiraan awal yang diterbitkan oleh Destatis.

Hal ini menandai perlambatan tajam dari tingkat 4,3 persen pada bulan September.

Penurunan harga energi selama setahun terakhir – dari tingkat yang sangat tinggi pada musim gugur lalu mengurangi angka inflasi bulan ini, kata Destatis.


Ekonom Prediksi Eropa Bakal Stagnasi

Kantor Baru Google di Berlin
Sejumlah karyawan berada di meja kerja mereka pada hari pembukaan kantor baru raksasa mesin pencari internet, Google, di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Meskipun perekonomian Jerman mungkin terkena dampak paling parah, aktivitas bisnis di negara Eropa lainnya juga lesu dan para ekonom memperkirakan periode stagnasi, atau bahkan resesi ringan, akan terjadi di wilayah tersebut.

Pekan lalu, Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunganya.

Langkah ini menghentikan kenaikan bunga sebanyak 10 kali berturut-turut menyusul penurunan tajam inflasi zona euro pada bulan September.

Presiden ECB Christine Lagarde memperingatkan bahwa risiko terhadap pertumbuhan “masih condong ke sisi negatifnya” dan mengatakan perang Israel-Hamas berarti prospek harga energi yang "kurang dapat diprediksi".

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya