Sri Mulyani Buka Lebar Beasiswa LPDP Buat Milenial dan Gen Z, Siapa Minat?

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta generasi milenial maupun Gen Z untuk memanfaatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

oleh Septian Deny diperbarui 24 Nov 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2023, 16:30 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi Pers APBN KiTa Oktober, Rabu (25/10/2023). (Tira/Liputan6.com)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi Pers APBN KiTa Oktober, Rabu (25/10/2023). (Tira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta generasi milenial maupun Gen Z untuk memanfaatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). 

LPDP merupakan beasiswa untuk program Magister ataupun program Doktoral untuk perguruan tinggi terbaik di dalam dan di luar negeri.

"Maka saya akan mengatakan kepada teman-teman generasi Z ini, anda semuanya adalah generasi yang di mana memiliki opportunity, kesempatan tapi juga tantangan," ujarnya dalam acara Indonesia Milenial dan Gen Z Summit di Senayan Park, Jakarta, Jumat (24/11).

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp600 triliun atau 20 persen dari APBN untuk sektor pendidikan. Dukungan besar anggaran pemerintah ini merupakan komitmen untuk mendukung perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Sementara dana abadi yang dikelola oleh LPDP telah menembus Rp133 triliun di tahun Ini. Dia pun meminta para milenial dan Gen Z untuk menjadi bagian dari penerima beasiswa LPDP.

"Dana abadi di dalam (LPDP) kita itu jumlahnya sudah mencapai Rp133 triliun, yang merupakan sebuah dana besar yang bisa dipakai untuk generasi relatif muda untuk meraih mimpi-mimpinya," ujarnya.

Generasi Milenial dan Gen Z

Apalagi, generasi milenial dan Gen Z merupakan calon penentu nasib bangsa Indonesia ke depan. Sehingga, dia meminta 

agar para generasi muda Indonesia memiliki mental yang kuat dalam menyikapi berbagai tantangan yang ada.

"Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan kepada Anda semuanya. Generasi Z, milenial, Anda adalah etape saat ini untuk meneruskan perjalanan bangsa Indonesia," pungkas Sri Mulyani.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Sri Mulyani Ajak Gen Z Pahami APBN: Bukan Cuma Utang dan Pajak Saja

Menteri keuangan Sri Mulyani
Menteri keuangan Sri Mulyani saat diwawancarai oleh Liputan6 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (16/3/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Banyak orang Indonesia langsung antipati saat mendengar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Alasannya, sebagian besar orang melihat bahwa APBN hanya berkaitan dengan pajak dan utang negara. 

Agar pemahaman tersebut tidak terjadi terus-menerus, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pun mengajak generasi milenial dan Gen Z untuk melihat lebih dalam mengenai APBN. Ia memastikan bahwa APBN tidak semenakutkan yang dibayangkan selama ini. Banyak hal dalam ekonomi nasional yang didukung oleh APBN.

"Kalau saya ngomong APBN, mungkin yang anda ingat, pajak, anda bicara tentang belanja. Anda bahkan juga bicara hanya tentang utang," kata Sri Mulyani Indonesia Milenial dan Gen Z Summit di Senayan Park, Jakarta, Jumat (24/11/2023).

Bendahara Negara ini menerangkan bahwa APBN merupakan instrumen keuangan negara yang luar biasa kompleks dan strategis. Bahkan, dalam situasi krisis APBN dapat dijadikan bantalan untuk menjaga perekonomian domestik tetap stabil.

"APBN adalah instrumen yang luar biasa strategis dan penting," tegasnya.

Sri Mulyani mencontohkan, peran krusial APBN ialah dengan mengalokasikan 20 persen anggaran di sektor pendidikan. Ini mencerminkan dukungan nyata APBN dalam konteks untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan generasi milenial maupun Gen Z.

"Makanya anggaran pendidikan adalah yang terbesar di dalam APBN kita," ujarnya.

Oleh karena itu, Sri Mulyani meminta generasi muda untuk lebih memahami APBN sebagai keuangan negara. Sehingga, kelompok milenial maupun Gen Z sebagai mayoritas penduduk Indonesia dapat memanfaatkan berbagai kebijakan yang terdapat dalam APBN.

"Makanya kita membuat anggaran untuk bisa makin memperbaiki berbagai fasilitas pendidikan kesehatan dan jaring pengaman sosial. Ini tujuannya adalah siapapun Anda, dari background apapun, ada di manapun, Anda punya kesempatan yang sama untuk maju," pungkas Sri Mulyani.

 

3 Fungsi Penting APBN, Jarang Orang Tahu!

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana Gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/5/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan dipengaruhi oleh prospek ekonomi global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Ubaidi Socheh Hamidi, mengungkapkan 3 fungsi Utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk perekonomian Indonesia.

Pertama, fungsi APBN untuk stabilisasi. Dalam hal fungsi stabilisasi, jika perekonomian sedang menghadapi tantangan yang mengancam stabilitas negara, maka APBN harus digunakan untuk mengkontrol tantangan atau ancaman terhadap stabilitas.

Menurutnya, berbicara tentang stabilisasi kebanyakan orang masih akan mengarah dalam pengertian stabilisasi dari sisi keamanan atau pertahanan.

"Namun, stabilisasi ini juga dapat dilihat dari sisi ekonomi, perekonomian bisa dihadapkan pada berbagai guncangan yang bisa mengancam stabilisasi," kata Ubaidi dalam acara DJPPR Inclusive Talks Learning Culture for better future 'Aktif, smart dan bijak keuangan', Kamis (16/11/2023).

 

 

Fungsi Pertama

Ilustrasi APBN
Ilustrasi APBN

Contoh fungsi APBN, yakni pada saat terjadi pandemi covid-19 pada awal tahun 2020. APBN menjadi alat untuk menjaga stabilitas di bidang kesehatan dan ekonomi.

"Apabila tidak dikelola dengan baik bisa jadi akan menjadi ancaman di bidang sosial dan politik," ujarnya.

Meskipun saat in pandemi sudah dinyatakan usai oleh WHO. Namun, ternyata muncul tantangan baru dengan dinamikanya masing-masing, yaitu kenaikan harga pangan, kenaikan harga-harga energi, dan geopolitik yang meningkat yang menimbulkan disrupsi supply secara global.

Guncangan itu menyebabkan harga pangan dan energi melonjak tinggi, dan juga mendorong kenaikan inflasi, sehingga membuat bank sentral di beberapa negara maju menaikkan suku bunga acuan.

"Di sinilah letaknya mengapa kita kemudian menyebut APBN sebagai Shock absorber, karena shock yang terjadi di sektor pangan dan komoditas tidak semuanya langsung disalurkan dan diteruskan ke masyarakat, sebagian yang begitu besar itu ditampung oleh APBN lalu masyarakat dapat sedikit vibrasinya," katanya.

Infografis Postur APBN 2016 (Liputan6.com/Yoshiro)
Infografis Postur APBN 2016 (Liputan6.com/Yoshiro)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya