Liputan6.com, Jakarta Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC+ dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk memperbanyak porsi pemangkasan produksi minyak mentah. Kabar pemangkasan itu datang ketika ada penundaan pertemuan kebijakan OPEC pada pekan kemarin.
Mengutip US News, Selasa (28/11/2023) sebuah sumber di OPEC+ memperkirakan akan ada opsi pengurangan kolektif lebih lanjut pada hari Kamis. Namun, sumber itu tidak memberikan rincian besaran pemangkasan tersebut.
Baca Juga
Diketahui, negara pengekspor minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, atau yang dikenal sebagai OPEC+, akan memulai pertemuan online untuk memutuskan tingkat produksi minyak pada hari Kamis, menurut rancangan agenda yang dilihat pada Senin 27 November 2023.
Advertisement
Sumber-sumber OPEC+ mengatakan hal ini terjadi karena adanya ketidaksepakatan mengenai tingkat produksi para produsen di Afrika, meskipun sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa kelompok tersebut telah mendekati kompromi mengenai hal ini.
Anggota OPEC, Kuwait, berkomitmen terhadap setiap keputusan yang dikeluarkan oleh OPEC, terutama yang berkaitan dengan kuota pasar dan produksi minyak, kata kementerian perminyakan negara tersebut dalam sebuah postingan di platform media sosial X.
Beberapa analis memperkirakan OPEC+ akan memperpanjang atau bahkan menambah pengurangan pasokan hingga tahun depan untuk mendukung harga, yang pada hari Senin diperdagangkan sedikit di atas USD 80 per barel, turun dari USD 98 pada akhir September.
Arab Saudi, Rusia, dan anggota OPEC lainnya telah memutuskan pengurangan total produksi minyak sekitar 5 juta barel per hari (bph), atau sekitar 5 persen dari permintaan global harian, dalam serangkaian langkah yang dimulai pada akhir tahun 2022.
Harga Minyak Dunia Turun Jelang Pertemuan OPEC+
Harga minyak dunia berakhir sedikit lebih rendah pada perdagangan hari Senin. Penurunan harga minyak ini karena investor menunggu hasil pertemuan OPEC+ yang akan berlangsung akhir pekan ini.
Mengutip CNBC, Selasa (28/11/2023), harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun 60 sen atau 0,74% menjadi USD 79,98 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 68 sen atau 0,9% menjadi USD 74,86 per barel.
Kedua kontrak harga minyak mentah ini naik sedikit pada perdagangan minggu lalu, yang merupakan kenaikan mingguan pertama dalam lima minggu terakhir.
Kenaikan harga minyak pada pekan lalu ini didukung oleh ekspektasi bahwa Arab Saudi dan Rusia dapat melanjutkan pengurangan pasokan secara sukarela hingga awal 2024 dan OPEC+ mungkin mendiskusikan rencana untuk mengurangi produksi lebih lanjut.
Namun, harga telah jatuh pada pertengahan minggu setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, atau sering disebut dengan OPEC+ ini menunda pertemuan tingkat menteri hingga 30 November untuk mengatasi perbedaan target produksi bagi produsen Afrika.
Analis ING mengatakan sentimen pasar masih negatif mengingat perselisihan di dalam OPEC+ mengenai kuota produksi, meskipun mereka memperkirakan Arab Saudi akan melanjutkan pemotongan sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari hingga tahun depan.
"Jelas, jika kita tidak melihat hal ini, hal ini akan memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar, mengingat surplus pada kuartal pertama 2024," kata analis ING dalam sebuah catatan.
Advertisement
kspor Minyak OPEC
Analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan kepada para klien menuliskan bahwa perkiraan ekspor negara-negara OPEC telah menurun menjadi 1,3 juta barel per hari di bawah level pada bulan April, ini sejalan dengan target pasokan kelompok tersebut.
"Kami masih memperkirakan perpanjangan pemotongan unilateral Saudi dan Rusia setidaknya hingga kuartal I 2024, dan pemotongan kelompok tidak berubah, meskipun pemotongan asuransi kelompok yang lebih dalam kemungkinan besar akan dilakukan,” tambah bank tersebut.
Namun, menurut para pedagang Uni Emirat Arab akan meningkatkan ekspor minyak mentah andalan Murban awal tahun depan.