Persimpangan Jalan Bank Muamalat: IPO atau Merger dengan BTN Syariah

Bank Muamalat Indonesia dikabarkan akan jadi merger dengan uni usaha syariah BTN, BTN Syariah

oleh Arief Rahman H diperbarui 28 Jan 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2024, 21:00 WIB
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Bank Muamalat Indonesia dikabarkan akan jadi merger dengan uni usaha syariah BTN, BTN Syariah

Liputan6.com, Jakarta Bank Muamalat Indonesia dikabarkan akan jadi merger dengan uni usaha syariah BTN, BTN Syariah. Namun, ada pilihan lainnya untuk Bank Muamalat, yakni melantai perdana di bursa saham atau Initiap Public Offering (IPO).

Keduanya memiliki keuntungannya masing-masing. Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Etikah Karyani mengungkap untungnya Muamalat untuk IPO.

"Jika IPO yang diambil, maka akan menguntungkan dalam hal meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank, sehingga dapat menarik lebih banyak nasabah," ucap Etikah kepada Liputan6.com, Minggu (28/1/2024).

Langkah ini sebetulnya sudah menjadi perbincangan bagi bank swasta syariah di Indonesia. Etikah juga melihat, IPO bisa memberikan akses modal lebih besar.

"IPO juga dapat memberikan akses ke sumber modal yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Dari sisi pembiayaan, IPO bisa mendapatkan nya dari investor yang membeli saham bank," jelasnya.

Risiko

Kendati begitu, ada risiko dari IPO yang dilakukan. Misalnya ada regulasi yang ketat menjelanh IPO. Hal ini yang memakan waktu dan biaya yak tak sedikit.

"Sedangkan risiko jika dilakukan IPO adalah Bank harus mematuhi regulasi yang ketat terkait dengan IPO, yang dapat memakan waktu dan biaya. Selanjutnya, setelah IPO, bank harus berbagi kendali dengan shareholder yang berpotensi mempengaruhi keputusan strategis," tutur Etikah.

 

Merger dengan BTN Syariah

Unit Usaha Syariah BTN Tumbuh Double Digit
BTN Syariah mencatatkan pertumbuhan kinerja mencapai double digit di masa pandemi. Pembiayaan UUS BTN tersebut tercatat tumbuh hingga 12,6% per Februari 2021 ditopang masih tingginya kebutuhan akan rumah serta berbagai stimulus pemerintah di sektor perumahan. (Liputan6.com/Pool/BTN)

Sebelumnya, ada rencana merger BTN Syariah dan Bank Muamalat Indonesia terus menjadi sorotan. Baik untuk yang mendorong proses ini segera rampung, maupun yang menolak.

BTN Syariah sendiri merupakan unit usaha syariah (UUS) dari PT Bank Tabungan Negara atau (BTN). Sedangkan, Bank Muamalat merupakan bank swasta syariah yang sudah eksis sejak 1990-an.

Rencana merger keduanya mencuat beberapa waktu belakangan yang digadang mampu memperkuat posisi industri perbankan syariah di Indonesia. Jika aksi korporasi ini berhasil, nantinya akan ada bank syariah baru.

"Merger menaikkan assets, lebih kompetitif dan inovatif dlm mengembangkan bisnis baik teknologi, kualitas produk, customer centric, alternatif bank syariah besar mendampingi BSI," ujar Ekonom Senior Center of Reform of Economics (CORE) Etikah Karyani Suwondo kepada Liputan6.com, Rabu (24/1/2024).

Dia menjelaskan, dengan adanya penggabungan ini bisa meningkatkan pangsa pasar di sektor syariah. Mengingat lagi ada pasar potensial yang kini diemban oleh BTN Syariah seperti kredit pemilikan rumah (KPR) berkonsep syariah.

 

Perkuat Sektor Perbankan Syariah

Unit Usaha Syariah BTN Tumbuh Double Digit
Nasabah Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. tengah melakukan transaksi di kantor BTN Syariah di Jakarta, Rabu (06/04/2021). BTN Syariah tetap mencatatkan pertumbuhan kinerja mencapai double digit kendati berada di masa pandemi. (Liputan6.com/Pool/BTN)

Etikah menilai, dengan merger BTN Syariah dan Muamalat, akan memperkuat sektor tersebut. Disamping itu, ada peluang pada pendanaan bagi UMKM berbasis syariah.

"Fokus bisnis ke depan pembiayaan kepemilikan perumahan syariah, UMKM syariah dan ekosistem syariah," ucapnya.

Sementara itu, bagi Bank Muamalat pun tercatat ada manfaatnya. Seperti perolehan modal dana segar yang lebih besar.

"Bagi bank Muamalat hasil merger medapatkan modal dengan murah dan lebih besar, dan efisien," pungkasnya.

MUI Tolak Merger

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas memandang langkah merger BTN Syariah dan Bank Muamalat bukan sesuatu urgensi saat ini. Dia memandang, merger itu bakal menjadikan Bank Muamalat menjadi bank milik negara.

Anwar menegaskan, awal mula pendirian Bank Muamalat Indonesia diusung oleh umat dan bergerak untuk umat. Setelah melewati beragam tantangan, Anwar menyebut kalau Bank Muamalat sempat menjadi tempat investasi dari dana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

"Tetapi hal itu bukanlah berarti BMI sudah menjadi bank milik pemerintah karena dana BPKH yang diinvestasikan di BMI tersebut bukanlah dana dari pemerintah tapi adalah dana milik umat," ucap Anwar dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Selasa (23/1/2024).

"Untuk itu kedepan kita harus bisa menjaga agar BMI tetap dengan paradigmanya dari umat, milik umat, bersama umat dan untuk umat. Oleh karena itu ide untuk memergerkan bank muamalat dengan BTN Syariah sebaiknya tidak dilanjutkan dengan pertimbangan," sambung Anwar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya