Harga Kakao Dunia Tembus Level Tertinggi ke USD 5.874 per Ton Imbas El Nino

Harga kakao global telah mencapai rekor tertinggi baru karena cuaca kering menimbulkan gangguan pada penanaman di Afrika Barat.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Feb 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2024, 12:30 WIB
Ilustrasi Bubuk Kakao
Harga kakao global telah mencapai rekor tertinggi baru karena cuaca kering menimbulkan gangguan pada penanaman di Afrika Barat. (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta Harga kakao global telah mencapai rekor tertinggi baru karena cuaca kering menimbulkan gangguan pada penanaman di Afrika Barat.

Mengutip BBC, Selasa (12/2/2024) harga kakao di pasar komoditas New York mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa yaitu USD 5.874 per ton pekan lalu.

Harga bahan utama pembuatan coklat kini meningkat dua kali lipat sejak awal tahun lalu. Melonjaknya harga kakao telah menyebar ke konsumen dan menekan produsen coklat besar.

"Harga kakao yang bersejarah diperkirakan akan membatasi pertumbuhan pendapatan tahun ini,” ungkap salah satu produsen coklat terbesar di dunia, Hershey.

Kepala eksekutif Hersey, Michele Buck juga tidak menutup kemungkinan memasang harga yang lebih untuk pelanggan.

“Kami tidak bisa membicarakan mengenai penetapan harga di masa depan,” katanya saat berbicara dengan para analis.

Namun ia menambahkan, “mengingat kondisi harga kakao, kami akan menggunakan semua alat yang kami miliki, termasuk penetapan harga, sebagai cara untuk mengelola bisnis.”

Komentar tersebut muncul ketika Hershey mengumumkan hasil keuangannya di kuartal terakhir 1023. Angka-angka tersebut menunjukkan penjualan turun sebesar 6,6 persen karena konsumen yang terimbas inflasi mengurangi pengeluaran untuk produk gula-gula.

Bulan lalu, Mondelez, perusahaan di balik merek Cadbury, juga mendapati kenaikan harga bahan baku sebagai salah satu tantangan yang dihadapinya di tahun ini.

Chief Financial Mondelez, Luca Zaramella mengungkapkan bahwa perusahaannya mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan pada komoditas kakao dan gula.

 

El Nino jadi Pemicu Kenaikan Harga Kakao

Mengintip Pembuatan Cokelat Buruan Atlet Asian Games 2018
Pekerja mengaduk biji kakao yang sudah digiling di toko Pipiltin Cocoa kawasan Barito, Jakarta, Kamis (13/9). Pipiltin Cocoa memproduksi cokelat dengan biji kako asli Indonesia. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Seperti diketahui, fenomena cuaca El Niño telah menyebabkan cuaca lebih kering di Ghana dan Pantai Gading, yang merupakan dua produsen biji kakao terbesar di dunia.

Suhu yang lebih panas dan perubahan pola curah hujan akibat perubahan iklim juga dapat berdampak pada hasil panen.

"Pedagang khawatir akan pendeknya tahun produksi dan kekhawatiran ini diperparah oleh El Niño yang mengancam tanaman Afrika Barat dengan cuaca panas dan kering," kata Jack Scoville, analis di Price Futures Group.

Imbas El Nino, Sulawesi Selatan Rawan Mati Listrik

Ilustrasi energi listrik harus dimatikan saat mudik Lebaran
Ilustrasi energi listrik harus dimatikan saat mudik Lebaran (dok. pexels)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) mewaspadai dampak El Nino yang bisa berpengaruh terhadap suplai kelistrikan. Seperti di Sulawesi Selatan, dimana masyarakat setempat kerap mengeluhkan aksi pemadaman listrik.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan, fenomena El Nino turut menyebabkan debit air menyusut. Padahal, itu jadi salah satu sumber kelistrikan di Sulawesi Selatan yang berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

"El Nino ini bukan baru ketahuan, tapi kurang antisipasi kita akui. Bahwa di Sulsel itu sudah lebih dari 35 persen energinya dari air, ketika musim kering El Nino ini menjadi masalah," kata Jisman di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Tak hanya krisis air, pola cuaca itu juga membuat hembusan angin di wilayah Sulawesi Selatan berkurang. Padahal, angin pun merupakan salah satu sumber kelistrikan di sana yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), seperti PLTB Sidrap dan PLTB Tolo 1 Jeneponto.

"Jadi baru ketahuan juga bahwa hidro di Sulsel juga ada angin. Kelihatannya sejalan dia, ketika El Nino angin hilang, jadi enggak berporduksi, bahkan sampai nol di Jeneponto. Rata-rata hanya 20 persen pada saat El Nino," ungkapnya.

Usul Kementerian ESDM

Oleh karenanya, Jisman meminta konsumsi listrik di Sulawesi Selatan bisa lebih dibagi rata. Tidak hanya besar untuk salah satu sektor saja.

"Sehingga kami mencoba meminta industri sama bisnis hotel sana, tolong ya kita bagi-bagi penderitaan lah, kira2 begitu. Ini kan masalah alam, sehingga kepentingan masyarakat itu didahulukan," ucapnya.

Mulai Berangsur Normal

Meskipun untuk saat ini, Jisman melihat suplai air di provinsi tersebut sudah mulai berangsur normal berkat curah hujan yang cukup banyak. Sehingga debit air di bendungan terpenuhi, dan diperkirakan Mei 2024 sudah tak ada lagi kekurangan.

"Sekarang Sulsel normal kembali. Bagaimana musim kering akan datang, kami sudah mendorong apakah itu sewa, pokoknya enggak boleh kekurangan. Pikirkan apa yang untuk dekat sama jangka menengah panjang," pintanya.

Pada 2023 lalu, seorang influencer Makassar, Bobo menyampaikan unek-uneknya terkait seringnya pemadaman bergilir dilakukan oleh PLN. Bahkan, Bobo menyebut pemadaman bergilir di Sulsel bisa sampai 12 jam.

 

 "Makassar agak rutin mati lampu. Katanya efek kekeringan jadi tenaga pembangkit listriknya mengalami kendala," ujarnya di depan Gibran Rakabuming Raka di Cafe The Icon Makassar, Jumat (24/11/2023).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya