KA Manahan Tabrak Truk di Brebes, Tak Ada Korban Jiwa

PT KAI Daop 3 Cirebon sangat menyayangkan atas tabrakan antara KA Manahan dengan truk di Brebes, hal itu sangatlah membahayakan terhadap keselamatan dan keamanan bersama, penumpang, petugas maupun pengguna jalan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 15 Feb 2024, 21:30 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2024, 21:30 WIB
Kereta Api (KA) Manahan relasi Solo Bapalan-Gambir mengalami anjlok di Km 261+2 petak jalan antara stasiun Ketanggungan - Ciledug, Brebes. (Dok KAI)
Kereta Api (KA) Manahan relasi Solo Bapalan-Gambir mengalami anjlok di Km 261+2 petak jalan antara stasiun Ketanggungan - Ciledug, Brebes. (Dok KAI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI mengabarkan bahwa telah terjadi tabrakan antara Kereta Api (KA) Manahan relasi Solo Bapalan-Gambir dengan truk di perlintasan sebidang yang tak dijaga. Dampak trabrakan tersebut, KA Manahan mengalami anjlok di Km 261+2 petak jalan antara stasiun Ketanggungan - Ciledug, Brebes. 

Manager Humas Daop 3 Cirebon, Rokhmad Makin Zainul menjelaskan, tidak ada korban dalam tabrakan antara KA Manahan dengan truk di Brebes ini. Ia juga mengatakan bahwa KAI meminta maaf atas gangguan operasional perjalanan KA tersebut

"PT KAI Daop 3 Cirebon menyampaikan permohonan maaf atas gangguan operasional perjalanan KA Manahan relasi Stasiun Solo Balapan - Gambir dampak tertemper mobil truk di JPL tidak teregister dan tidak terjaga jalur hilir, tepatnya Km 261+2 petak jalan antara stasiun Ketanggungan – Ciledug," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (15/2/2024).

"Kejadian tersebut menyebabkan lokomotif KA 79F Manahan mengalami kerusakan dan anjlok. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut," tambah Rokhmad.

Dia mengatakan untuk sementara KA-KA lainnya yang akan melintas di petak jalan tersebut dapat melalui jalur hulu sampai lokomotif KA 79F Manahan dapat dievakuasi. Sedangkan untuk rangkaian KA Manahan yang tidak mengalami anjlok ditarik ke Stasiun Ketanggungan dengan lokomotif penolong.

Selanjutnya, segera diberangkatkan kembali dari stasiun tersebut menggunakan lokomotif pengganti setelah dilakukan pengecekan rangkaian oleh petugas.

 

UU No 23 Tahun 2007

PT KAI Daop 3 Cirebon sangat menyayangkan atas kejadian tersebut, hal itu sangatlah membahayakan terhadap keselamatan dan keamanan bersama, penumpang, petugas maupun pengguna jalan. KAI mengimbau para pengguna jalan agar tertib dan mematuhi aturan di perlintasan sebidang sehingga ke depannya peristiwa tersebut tidak terjadi lagi karena sangat berisiko tinggi pada keselamatan.

"Pelanggaran di perlintasan sebidang serta jalan raya merupakan pelanggaran lalu lintas dan dapat ditindak oleh pihak berwajib sesuai aturan UU yang berlaku," kata dia.

Hal itu diatur dalam UU No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 124 menyatakan Kewajiban pengguna jalan yang berbunyi Pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.

 

UU Nomor 22 Tahun 2009

Juga UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 114 dan sanksinya termaktub dalam Pasal 296 dengan bunyi sebagai berikut:

Pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pengemudi kendaraan wajib:a) Berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain,b) Mendahulukan kereta api, danc) Memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel.

"Keselamatan dan keamanan bersama dapat diwujudkan melalui kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pengguna jalan raya saat akan melintasi pintu perlintasan sebidang KA. KAI Daop 3 Cirebon juga terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak baik pemerintah Kab/Kota yang memiliki perlintasan KA maupun kewilayahan dengan menggandeng Railfans (Pencinta kereta) melakukan sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang KA wilayah Daop 3 Cirebon," urainya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya