KAI Commuter Mau Tambah 8 KRL Baru, Erick Thohir Minta Dibikin INKA Lagi

PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter berencana memesan kembali 8 rangkaian KRL baru.

oleh Arief Rahman H diperbarui 21 Feb 2024, 20:21 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2024, 20:21 WIB
KRL Yogyakarta-Solo mulai berbayar pada 10 Februari 2021
KRL Yogyakarta-Solo mulai berbayar pada 10 Februari 2021 (dok: KAI Commuter)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter berencana memesan kembali 8 rangkaian KRL baru. Ini untuk memenuhi kebutuhan atas pelayanan yang dijalankan kedepannya.

Merespons rencana itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyarankan akan KAI Commuter kembali memesan ke PT Industri Kereta Api atau INKA. Meski begitu, hal ini perlu mempertimbangkan pula aspek kesanggupan INKA kedepannya.

"Ada 8 lagi atau berapa yang masih belum untuk pengadaan, ke INKA juga rencananya. Tapi kita belum kasihkan dan tenderkan, semua belum. Tapi kita juga carikan pendanaan juga PMN untuk INKA supaya bisa ngerjain proyek itu," jelas Arya di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Perlu diketahui, saat ini sedang diproses retrofit sebanyak 19 rangkaian KRL ke INKA. Lalu, pemesanan 16 rangkaian baru yang juga digarap INKA. Di sisi lain, sudah ada proses impor 3 KRL baru dari CRRC Sifang, China.

Butuh 16 Bulan

Arya mengatakan, INKA butuh waktu sekitar 16 bulan untuk melakukan retrofit KRL. Dia juga terus memantau kemampuan dan kapasitas produksi dari INKA untuk memenuhi tambahan pesanan 8 rangkaian KRL lagi.

"Jadi pokoknya itu ya yang kita kirim ke INKA itu untuk diretrofit butuh 16 bulan, yang 8 lagi belum ada proses pengadaan, tunggu aja," kata dia.

"Ya kita pokoknya percayakan, tapi kan kapasitasnya dilihat juga, dengan rekondisi dengan yang baru mereka bisa ngerjain enggak," imbuh Arya Sinulingga.

 

KAI Commuter Berencana Impor

Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
Sebanyak 29 unit rangkaian kereta rel listrik (KRL) wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang akan berhenti beroperasi periode 2023-2024, berpotensi menganggu layanan transportasi publik di masyarakat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter berencana melakukan pembelian 8 trainset kereta rel listrik (KRL) baru lagi. Saat ini prosesnya disebut sudah masuk tahap perencanaan pengadaan.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan rencana pengadaan ini dalam upaya mengantisipasi adanya keterlambatan pada proses retrofit yang digarap oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. Nantinya, akan melalui proses lelang, siapa yang akan menangani permintaan 8 trainset KRL baru tersebut.

"Iya harus (lelang) kan. Jadi ini kan tahapan. Ini sedang persiapan pengadaannya," kata Anne di Kantor Pusat KAI Commuter, di Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Anne mengatakan, proses persiapan perlu dilakukan sejak saat ini. Hal ini sejalan dengan pemantauan pada proses pengerjaan dari INKA. Dia menyebut, 8 trainset baru ini di luar impor 3 KRL baru dari China.

 

Lihat Kemampuan INKA

Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
Hal itu disebabkan masa tunggu antarkereta yang berpotensi menjadi semakin lama, sehingga efeknya stasiun dan kereta akan menjadi semakin padat dan semrawut yang dampaknya dapat mengakibatkan penumpukan lebih dari 200.000 penumpang per hari. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ini juga di luar pengadaan 16 rangkaian KRL baru dari INKA dan 19 rangkaian yang diretrofit yang juga digarap oleh INKA.

"Jadi kita mau melihat dulu seperti apa nanti retrofit-nya untuk KRL nanti kita ini yang harus kita awasi dan memitigasi, meminimalkan ada masalah keterlambatan, sehingga untuk persiapan-persiapan pengadaan yang 8 ini saat ini sudah dimulai lagi," ujarnya.

Anne tak menyebut sumber pengadaan KRL baru nantinya. Dia menyebut masih menunggu proses-proses selanjutnya. Satu yang jadi pertimbangannya adalah waktu pengerjaan dan kapasitas produksi INKA.

"Kita akan update berikutnya. Karena kan tadi kapasitas produksinya (INKA) juga kami harus cek, nanti delivery time-nya seperti apa. Karena saat ini volume penumpang kami juga sudah menuju 1 juta (penumpang) lagi, sehingga time delivery itu adalah salah satu hal yang harus kami awasi saat ini," urainya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya