Harga Gula Dunia Mahal Bikin Pengusaha Minuman Ringan Tercekik

Gula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Mar 2024, 16:24 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2024, 20:40 WIB
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Liputan6.com, Jakarta Naiknya harga gula dunia sebesar 16,48 persen pada tahun 2023 menganggu kinerja industri minuman ringan. Tercatat tingkat pertumbuhan penjualan minuman ringan tahun 2023 hanya tumbuh  3,1 persen.

Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo, menyebut yang mempengaruhi mahalnya harga gula global adalah kemarau berkepanjangan atau El Nino, sehingga  mengakibatkan penurunan produktivitas pertanian di berbagai negara.

"Kemarau berkepanjangan menjadi tantangan bagi kami di tahun 2024," kata Triyono dalam Konferensi Pers bertajuk “Kinerja Industri Minuman di Tahun 2023, serta Peluang dan Tantangan di Tahun 2024” di Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2024).

Padahal, kata Triyono, gula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.

Selain dampak harga gula secara global yang naik, kata Triyono terdapat faktor lain yang membuat pertumbuhan industri minuman rendah, yakni laju tingkat inflasi komponen harga pangan mencapai 8,47 persen pada Februari 2024, lebih tinggi dari laju inflasi secara umum yaitu 2,61 persen (yoy). Hal ini berimbas terhadap menurunnya daya beli masyarakat, di mana fokus konsumen yang tersita oleh kebutuhan primer.

Kemudian faktor lainnya, yakni krisis geopolitik, termasuk dinamika terkait perang Rusia-Ukraina yang berimbas pada melonjaknya biaya logistik dan menganggu rantai pasokan global.

"Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami, ada geopolitik yang berimbas pada biaya logistik dan supply chain," ujarnya.

Lebih lanjut, meskipun pertumbuhan penjualan minuman ringan tahun 2023 tumbuh  3,1 persen. Namun, sebetulnya kinerja industri minuman ringan belum sepenuhnya baik.

"Kita lihat kinerjanya masih belum baik. Kita lihat pertumbuhan industri minuman belum sustainable, kita pikir ulang bagaimana agar bisa lebih baik," pungkasnya.

Pengusaha Minuman Ringan Pede Cetak Cuan saat Ramadhan dan Lebaran

Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo dalam Konferensi Pers bertajuk “Kinerja Industri Minuman di Tahun 2023, serta Peluang dan Tantangan di Tahun 2024” di Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2024). (Tira/Liputan6.com)
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo dalam Konferensi Pers bertajuk “Kinerja Industri Minuman di Tahun 2023, serta Peluang dan Tantangan di Tahun 2024” di Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2024). (Tira/Liputan6.com)

Sebelumnya, pengusaha minuman ringan optimistis penjualan minuman ringan pada bulan suci ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini akan meningkat.

Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo mengatakan, biasanya pada momen Ramadhan penjualan minuman ringan selalu mengalami peningkatan. Bahkan kontribusinya bisa 30-40 persen dari total volume penjualan minuman per tahun.

"Insyallah harusnya ada, mudah-mudahan ada, tolong doakan, karena mau enggak mau Ramadhan itu secara tradisional itu bisa berkontribusi antara 30-40 persen dari total volume per tahun. Jadi besar," kata Triyono dalam Konferensi Pers bertajuk “Kinerja Industri Minuman di Tahun 2023, serta Peluang dan Tantangan di Tahun 2024” di Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2024).

Menurutnya, jika ramadhan tahun ini berjalan lancar maka juga akan berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan industri minuman ringan. Misalnya, saat kemarin ada Pemilihan Presiden (Pilpres), tingkat penjualan minuman ringan sedikit naik. Ia berharap pada ramadhan semakin meningkat.

"Jadi kalau ramadan nya susah, secara industri susah. Kita berharap sih tahun ini, di awal tahun tadi disampaikan datanya sudah ada sedikit terkait dengan pilpres, kampanye itu agak naik, setelah itu mungkin agak sedikit turun. Harapan kita ramadan itu mulai naik," ujarnya.

 

Kenaikan Berlanjut

ASRIM berharap, kenaikan tersebut bisa terus berlanjut hingga momen lebaran tahun ini. Namun, Triyono tidak menyebutkan secara pasti berapa target kenaikan penjualan minuman ringan pada Ramadhan dan Lebaran.

"Nah, memang so far sih keliatannya cukup baik, ada peningkatan penjualan di awal-awal bulan ini, dan mudah-mudahan ini terus berlangsung sampai dengan nanti lebaran," ujarnya.

"Saya belum lihat data spesifiknya sampai berapa persen kenaikannya. Tapi beberapa teman-teman yang di anggota mulai menyampaikan bahwa mulai ada kenaikan. Mungkin nanti kita bisa lihat datanya setelah lebaran," tutup Triyono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya