Liputan6.com, Jakarta - Seorang taipan real estate Vietnam dijatuhi hukuman mati pada Kamis, 11 April 2024 terkait kasus penipuan keuangan terbesar yang pernah terjadi di Vietnam. Hal ini juga dinilai menjadi perkembangan mengejutkan dalam upaya pemberantasan korupsi yang semakin intensif di Asia Tenggara.
Dikutip dari Indiana Express.com, Sabtu (13/4/2024), pengusaha Truong My Lan yang memimpin apartemen mewah, hotel, perkantoran, dan pusat perbelanjaan ditangkap pada 2022. Pengusaha berusia 67 tahun ini resmi didakwa melakukan penipuan sebesar USD 12,5 miliar atau sekitar Rp 201,53 triliun (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.123). Jumlah tersebut hampir 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) Vietnam pada 2022.
Hukuman mati bukanlah hal yang jarang terjadi di Vietnam, tetapi hal ini jarang terjadi dalam kasus kejahatan keuangan dan seseorang yang terkenal.
Advertisement
Mengutip BBC, Truong My Lan disebutkan telah menjarah salah satu bank terbesar di Vietnam selama 11 tahun.Selain itu, otoritas komunis yang biasanya tertutup tidak seperti biasanya juga terbuka mengenai kasus tersebut. Pihak otoritas menyebutkan 2.700 orang dipanggil untuk memberikan kesaksian, 10 jaksa penuntut negara dan sekitar 200 pengacara dilibatkan.
Sebelum Truong My Lan ada sejumlah kasus penipuan keuangan yang pernah terjadi dan menyita perhatian.
Mengutip laporan money.usnews.com pada 22 Januari 2024, penipuan keuangan juga telah terjadi lebih dari 100 tahun lalu. Hal itu terjadi saat penipu asal Italia Charles Ponzi menipu investor dan tercatat sebagai salah satu penipuan keuangan paling awal yang pernah tercatat.
Seiring ada resesi dan kemerosotan ekonomi yang akan datang, aparat hukum dinilai perlu mewaspadai penipuan keuangan karena pengaruh penipu cenderung meningkat selama kondisi pasar yang sulit.
Berikut sejumlah penipuan keuangan paling terkenal dalam sejarah baru-baru ini dan telah mengambil uang investor seperti dikutip dari money.usnews.com:
1.Kasus FTX
Pada 2 November 2023, Juri di Manhattan, New York Amerika Serikat memutuskan Sam Bankman-Fried, pendiri platform kripto FTX bersalah atas tujuh tuduhan penipuan dan konspirasi termasuk penipuan sekuritas dan pencucian uang.
Jaksa pemerintah AS menyebut kejatuhan Sam Bankman Fried sebagai salah satu kasus penipuan keuangan terbesar dalam sejarah. Beberapa mantan mitranya termasuk mitra bisnis Gary Wang mengaku bersalah dan bekerja sama dengan penyelidik. Sam Bankman-Fried dijatuhi hukuman penjara 25 tahun dan denda Rp 174,68 triliun. Ia akan mengajukan banding atas hukumannya.
Bankman-Fried meluncurkan FTX pada Mei 2019 dan juga menjadi kekuatan pendorong di balik hedge fund Alameda Research, yang ia dirikan bersama dengan Wang. Dibanjiri pendanaan swasta senilai miliaran dolar Amerika Serikat, Bankman-Fried, bersama dengan eksekutif senior FTX lainnya, dituduh menggunakan uang tersebut untuk membeli rumah mewah di pantai di Karibia, berinvestasi dalam usaha baru, dan mengirim uang untuk tujuan politik lokal dan nasional.
Pada akhir tahun 2022, Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengatakan Bankman-Fried menipu investor perusahaannya dengan mengarahkan uang dari FTX ke Alameda Research antara 2019 dan 2022. FTX dan Alameda bangkrut, dan Bankman-Fried ditangkap atas tuduhan penipuan di Bahama.
Baru-baru ini, pengadilan banding federal memutuskan pada 19 Januari bahwa pemeriksa kebangkrutan independen harus menyelidiki keruntuhan FTX karena besarnya kasus tersebut, yang melibatkan penyalahgunaan uang nasabah hingga USD 10 miliar.
Advertisement
2.Kasus Theranos
Pada Maret 2004, mahasiswa tahun kedua Universitas Stanford Elizabeth Holmes keluar dari universitas untuk fokus pada startup barunya Theranos. Startup itu berupaya membuat tes darah lebih efisien, akurat dan cepat.
Lima tahun kemudian, Holmes bergabung dengan mitra bisnis baru, Ramesh “Sunny” Balwani yang menjamin pinjaman USD 10 juta kepada Theranos.
Perusahaan ini bertumbuh dengan sangat cepat. Valuasi Theranos mencapai USD 10 miliar pada 2014. Namun, pada 2015, perangkat pengujian kompak otomatis yang banyak digembar-gemborkan oleh perusahaan itu terungkap sebagai perangkat yang tidak dapat dijalankan oleh profesional untuk menguji secara medis.
Setelah itu, regulator federal dan negara bagian mengajukan tuduhan penipuan dan konspirasi terhadap perusahaan itu. Hancur karena beban biaya hukum, Theranos dibubarkan pada Juni 2018. Pada November dan Desember 2022, Holmes dan Balwani dinyatakan bersalah dan masing-masing dijatuhi hukuman 11 dan 12 tahun penjara.
Holmes dan Balwani diperintahkan pada Mei 2023 untuk membayar ganti rugi USD 452 juta kepada korban penipuan dengan USD 125 juta di antaranya utang kepada Rupert Murdoch.
Pada 30 Mei 2023, Holmes memulai hukumannya dan telah dikurangi dua tahun. Pada 19 Januari, Departemen Kesehatan melarang Holmes berpartisipasi dalam program kesehatan federal selama 90 tahun. Ini juga berlaku untuk Balwani.
3.Ivan Boesky
Pada 1980-an penuh dengan penipuan keuangan. Ivan Boesky menjadi salah satu traders wall street pertama yang dipenjara atas tuduhan perdagangan orang dalam.
Ia mengasah keahliaannya sebagai traders pada awal 80-an dengan spesialisasi di pasar perdagangan arbitrase yang menguntungkan.
Dijuluki “Ivan the Terrible”, Boesky hasilkan lebih dari USD 200 juta dengan investasi dalam pengambilalihan perusahaan dan merger perusahaan.
Pada 1985, SEC menuduh Boesky mengambil keuntungan secara ilegal dari perdagangan orang dalam, menuduhnya mengakuisisi saham dan kontrak berjangka di perusahaan berdasarkan tip dari orang dalam perusahaan.
Setahun kemudian, Boesky dinyatakan bersalah dan perjanjian pembelaan yang melibatkan Boesky merekam panggilan telepon dengan konspirator perdagangan orang dalam lainnya termasuk raja obligasi Drexel Burnham Lambert, Michael Milken dan Ivan the Terrible dijatuhi hukuman 3,5 tahun penjara. Ia juga dedenda USD 100 juta dan diperintahkan untuk tidak pernah bekerja di industri sekuritas lagi.
Advertisement
4.Bernie Madoff
Mantan manajer dana di New York, Bernie Madoff meninggal dunia di penjara pada April 2021 pada usia 82 tahun.
Mantan Chairman Nasdaq Bernie Madoff yang memiliki hubungan dekat dengan regulator keuangan pemerintah sudah menjadi legenda wall street pada 1980-1990an.
Perusahaannya Bernard L Madoff Investment Securities LLC menjadi market maker ke-6 di S&P 500. Namun, selama 17 tahun, Madoff dibantu oleh manajer perusahaan dan staf menjalankan skema ponzi besar-besaran yang menjanjikan keuntungan besar bagi investor.
Madoff dan kru-nya menciptakan perdagangan saham dan memalsukan rekening perantara serta kantongi uang investasi. Pada 2008, saat puncak resesi, keberuntungan Madoff habis dan kehabisan simpanan serta penyelidikan yang dilakukan mengungkapkan perusahaannya mencuri lebih dari USD 19 miliar dari 40 ribu investor.
Madoff ditangkap dan didakwa dengan 11 tuduhan penipuan dan dinyatakan bersalah serta dijatuhi hukuman 150 tahun penjara pada Juni 2009.
5.Wirecard
Pada 8 Desember 2022, eksekutif di Warecard, sebuah perusahaan pembayaran elektronik yang berbasis di Munich, Jerman diadili dalam kasus yang disebut media sebagai kasus penipuan terbesar dalam sejarah Jerman.
Mantan CEO Markus Braun dan dua eksekutif senior, Oliver Bellenhaus dan Stephan von Erffa, semuanya menghadapi hukuman beberapa tahun penjara jika terbukti bersalah.
Pada Desember 2023, jaksa Munich juga mengajukan tuntutan penipuan terhadap Burkhard Ley, mantan kepala keuangan Wirecard. Eksekutif Wirecard lainnya, Jan Marsalek, dilaporkan bersembunyi di Rusia. Saat ini, Marsalek masuk dalam daftar "paling dicari" di Eropa sebagai buronan internasional, tetapi hal itu tidak menghentikannya untuk mengirimkan surat dukungan kepada Braun melalui pengacaranya pada Juli 2023, menurut laporan berita.
Wirecard menjadi sorotan penipuan ketika menyatakan kebangkrutan pada 2020 dan regulator menemukan bahwa 1,9 miliar euro (USD 2,1 miliar) hilang dari rekening perusahaan, di tengah tuduhan dari regulator Jerman uang tersebut tidak pernah ada. Braun ditangkap dan Marsalek meninggalkan negara tersebut, di mana proses persidangan diperkirakan berlangsung setidaknya hingga musim panas tahun ini.
Investor hanya bisa menyaksikan persidangan penipuan berlangsung dengan sedikit harapan untuk mendapatkan kembali uangnya.
Advertisement
6.Wells Fargo
Wells Fargo & Co pada 16 Mei 2023 setuju membayar USD 1 miliar untuk menyelesaikan gugatan yang menuduhnya menipu investor mengenai kemajuan yang telah dicapai dalam membersihkan tindakannya setelah skandal akun palsu pada 2016.
Pada 2016, Biro Perlindungan Konsumen menjatuhkan denda USD 100 juta kepada Wells Fargo. SEC juga mengeluarkan denda USD 3 miliar terhadap bank tersebut seiring pejabat menyatakan staf diberi insentif untuk membuka sekitar 2 juta rekening palsu atas nama pelanggan.
Langkah ini akhirnya menyalahkan manajemen senior dan meningkatkan keuntungan bank dalam jangka pendek. Namun, hal ini merusak merek perusahaan dan menjauhkan pelanggan dalam jangka panjang.
Pada Maret 2023, mantan kepala bank ritel dan pinjaman usaha kecil Wells Fargo, Carrie Tolstedt, satu-satunya eksekutif yang menghadapi tuntutan pidana dalam skandal tersebut, mengaku bersalah atas tuduhan penghalangan. Pada 15 September, dia menerima tiga tahun masa percobaan dan denda USD 100.000, tetapi tidak ada hukuman penjara.
Wells Fargo juga diperintahkan untuk membayar USD 3,7 miliar pada Desember 2022 karena "aktivitas ilegal" yang melibatkan salah urus 16 juta akun klien. Menurut CFPB, Wells Fargo "berulang kali salah menerapkan pembayaran pinjaman, menyita rumah secara salah dan mengambil alih kendaraan secara ilegal, salah menilai biaya dan bunga, dan membebankan biaya yang mengejutkan."
7.Luckin Coffee Inc
Luckin Coffee yang berbasis di China bertahun-tahun tenggelam dalam hukum yang berasal dari skandal pendapatan palsu pada 2020.
Raksasa kopi ini memperoleh sorotan melalui penawaran penawaran umum perdana pada 2019 yang membuat saham Luckin naik dari USD 17 per saham menjadi USD 50 dalam waktu satu tahun.
Namun, pada awal 2020, analis keuangan internal menemukan pertumbuhan perusahaan meningkat secara artifisial karena penjualan massal senilai USD 310 juta ke bisnis yang tekrait dengan pimpinan perusahaan.
Pada 26 Juni 2020, saham Luckin ditutup di posisi USD 1,38.
Penyelidik juga menemukan manajemen Luckin telah curang merekayasa pembelian bahan mentah senilai USD 140 juta dari pemasok.
Tak lama kemudian, saham perusahaan itu dihapuskan dari Nasdaq dan eksekutif senior yang terlibat dalam skandal itu dipecat.
Perseroan kembali berbisnis di bawah manajemen baru. Luckin baru-baru ini melaporkan kenaikan pendapatan 85 persen pada kuartal III. Perseroan ini merupakan pengecer kopi terbesar di China, jauh di depan Starbucks.
Meski tidak ada jaminan, pencatatan ulang di Nasdaq juga menguntungkan Luckin, meski perusahaan itu masih harus meyakinkan regulator kalau perusahaan tersebut kembali ke jalurnya secara etis dan legal.
Advertisement
8.Kasus Volkswagen
Produsen mobil ini sedang memasuki tahun yang sulit bagi perekonomian global. Akan tetapi, Volkswagen AG sudah paham betul akan kegagalan standar emisi tahun 2015.
Pada tahun itu, insinyur memasang jenis perangkat lunak khusus pada 11 juta mobil bertenaga diesel untuk mendeteksi kapan mobil sedang diuju emisinya dan mengubah hasilnya.
Emisi nitrogen oksida actual kendaraan Volkswagen 40 kali lebih tinggi dari standar hukum AS yang diperbolehkan.
Ketika regulator Amerika Serikat menemukan diesel gate plot, Volkswagen harus menarik sekitar 480 ribu kendaraan dan membayar denda serta penati lebih dari USD 30 miliar.
9. Kasus Enron
Salah satu kasus penipuan perusahaan terbesar pada abad ke-21 adalah Enron. Perusahaan ini sempat dijuluki perusahaan paling inovatif dari salah satu majalah pada 1996-2001.
Dibentuk pada 1985, Perseroan hasilkan banyak uang dari perdagangan gas alam dan komoditas lainnya. Bahkan meluncurkan platform perdagangan komoditas digital pada 1999.
Pada Agustus 2000, saham Enron mencapai angka tertinggi USD 90. Namun, setahun kemudian, seorang eksekutif keuangan Sherron Watkins memperingatkan CEO Ken Lay kalau skandal akuntansi besar-besaran sedang terjadi yang dapat menjatuhkan seluruh perusahaan.
Di tengah penyelidikan SEC mengenai keuangannya, pada November 2001, Enron mengakui pihaknya melebih-lebihkan laba hampir USD 600 juta.
Dalam waktu sekitar dua bulan, perusahaan itu menyatakan bangkrut dan Departemen Kehakiman meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap Enron.
Sebelum umumkan kebangkrutannya, Enron memangkas 4.000 karyawan dan banyak mantan karyawan yang program pensiunnya terkuras habis.
Seiring kejadian Enron tersebut dengan mensahkan Sarbanes-Oxley Act pada 2002 yang menetapkan peraturan akuntansi yang lebih ketat untuk perusahaan publik.
Advertisement