Liputan6.com, Jakarta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) kembali menghimbau kepada masyarakat khususnya para pencari kerja agar berhati-hati dalam mencari lowongan kerja. Lantaran masih ditemukan lowongan kerja yang mencantumkan logo Kemnaker tanpa izin.
"Halo Rekanaker, mengingat masih ditemukannya pengumuman lowongan kerja yang mencantumkan logo Kementerian Ketenagakerjaan tanpa izin, Minaker ingatkan lagi ya," tulis Kemnaker dikutip dari instagram @kemnaker, Selasa (16/4/2024).
Baca Juga
Kemnaker menegaskan, agar para pencari kerja berhati-hati terhadap informasi lowongan kerja tidak bertanggung jawab yang beredar dengan mencatut nama ataupun logo Kemnaker.
Advertisement
Untuk mendapatkan informasi lowongan kerja terpercaya bisa diakses melalui media sosial resmi Kemnaker atau di laman https:// karirhub.kemnaker.go.id/
Sebelumnya, Kemnaker telah mengingatkan juga para pencari kerja agar berhati-hati saat mencari lowongan pekerjaan. Alasannya, saat ini banyak lowongan kerja bodong dengan tawaran yang menggiurkan.
Misalnya saja ada lowongan kerja yang menawarkan gaji yang sangat tinggi sehingga sangat menarik bagi pelamar. Namun ujung-ujungnya justru perusahaan yang menawarkan kerja tersebut meminta kepada pelamar untukmengirim atau mentransfer uang terlebih dahulu.
Berikut enam ciri lowongan kerja bodong dengan tawaran yang menggiurkan tapi isinya omong kosong:
- Menggunakan email dan website gratisan yang memiliki kemiripan domain perusahaan terkait.
- Media penyebaran via SMS, dengan respon cepat dan buru-buru untuk mengajak interview.
- Melakukan telepon langsung menyampaikan kiriman balasan lalu minta untuk ditindaklanjuti.
- Menawarkan gaji tinggi, padahal level yang ditawarkan hanya sebagai staf biasa.
- Mencantumkan foto karyawan atau hal yang terkait dengan perusahaan untuk meyakinkan korbannya.
- Meminta untuk mengirimkan sejumlah uang untuk biaya administrasi atau keperluan lainnya.
Menaker Membuka Sederet Ganjalan Ketenagakerjaan di Indonesia, Skill hingga Lowongan Kerja
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, salah satu tantangan ketenagakerjaan Indonesia adalah masih adanya kesenjangan antara sisi supply dan demand di pasar kerja.
Tercatat sebanyak 1,8 juta lulusan SMA/SMK dan MA setiap tahun tidak tertampung di perguruan tinggi, sehingga terpaksa harus masuk ke pasar kerja.
"Ini yang menjadi salah satu tantangan ketenagakerjaan Indonesia, yakni adanya kesenjangan antar sisi supply dan demand pasar tenaga kerja," kata Menaker dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (14/11/2023).
Di samping itu, dengan adanya kesenjangan di sisi supply dan demand, kemudian muncul tantangan lain, yakni kemampuan (skill) para lulusan SMA/SMK dan MA di bidang teknologi digital masih rendah.
"Digital skill menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan industri di masa mendatang," ujarnya.
Selain kemampuan teknologi digital, sisi softskill mengenai kemampuan analitis, orientasi pemecahan masalah, kreativitas, dan komunikasi juga sangat diperlukan di pasar tenaga kerja saat ini dan masa depan.
Advertisement
Keterampilan Digital
Namun demikian, kata Menaker, keterampilan digital yang dimiliki tenaga kerja Indonesia masih bersifat teoritis dan umum. Hal itu bisa dilihat dari tingkat pengangguran terbuka masih di atas 5 persen, yakni 5,32 persen.
Kendati begitu, tingkat pengangguran terbuka tersebut sudah mulai mendekati angka sebelum pandemi, yakni 5,23 persen pada Agustus 2019.
Sementara, jika dibandingkan dengan Agustus 2020 sebesar 7,07 persen, Agustus 2021 sebesar 6,49 persen, dan Agustus 2022 sebesar 5,86 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka Agustus 2023 terbilang mengalami penurunan.
"Ini bisa dilihat dari tingkat pengangguran terbuka (TPT), ini mulai dari TPT tahun 2019 sekarang Agustus 2023 TPT kita. Alhamdulillah sudah mendekati sebelum pandemi 5,32 persen," pungkasnya.